Pt. 14| Thank You.. (2)

607 48 0
                                    

"Someone help me,please!!..." teriaknya pelan.

Hazel kemudian beranjak menuju ranjangnya dan menutup wajahnya dengan kedua tangan berusaha menahan meredakan ketakutannya. Ia meraih ponselnya dari dalam tas.

"Ya Tuhan,tolong aku" pintanya. Mata Hazel tak lepas dari pintu kamarnya yang kemudian terdengar suara ketukan pelan dari luar.

"My Hazel,mari kita bicarakan baik-baik . . aku akan mengatakan pada kekasih sialanmu itu untuk tidak menghukummu . . " nada suara Jimmy tampak berubah melembut.

Hazel tahu pria itu sangat licik. Ia bahkan lebih memilih Scott yang menyakitinya dibanding Jimmy . .pria phsyco yang berbahaya baginya.
"Pergi dari rumahku Jimmy!!! . . aku sudah menelpon polisi.." teriaknya. Tak lama kemudian tak ada lagi terdengar suara ketukan ataupun suara pria itu.

Hazel menyapu air matanya. Ia kemudian duduk dibawah ranjang seraya memeluk kedua lututnya. Baru kali ini ia merasakan rasa takut yang seperti ini. Bahkan saat bersama Scott ia tidak pernah setakut ini.

Brakkk!!! Hentakan keras pintu kamarnya membuat Hazel terkejut. Ia bangkit dari duduknya dengan wajah penuh ketakutan menatap pria didepannya yang berseringai licik.

"Jangan mendekat!!" ancamnya. Hazel perlahan mundur hingga punggungnya menyentuh jendela kamar.

"Kesabaranku sudah habis Hazel . . mari kita selesaikan ini bersama" Jimmy semakin mendekati Hazel. Tanpa pikir panjang Hazel berbalik badan lalu membuka jendela kamarnya hendak berteriak,namun tertahan saat pinggangnya ditarik menjauh dari jendela serat mulutnya yang dibekap tangan pria itu.

Hazel memberontak,namun rasanya sangat tidak mungkin saat ia merasakan pegangan tangan pria itu semakin kuat dipinggangnya. Hazel memejamkan kedua matanya seraya menangis pelan.

"Aku tidak akan sekasar kekasih sialanmu itu asal kau tidak memberontak padaku Hazel . . " bisik Jimmy ditelinga Hazel. Wanita itu menggelengkan kepalanya dengan kedua matanya yang masih terus menangis.

Ia bisa merasakan deru nafas pria itu ditengkuk dan lehernya. Hazel benar ingin mati saja rasanya.
". . uhmm... See,I like your smell Hazel,you really turn me on,," dengan perlahan Jimmy membawa tubuh Hazel mendekati ranjang lalu menjatuhkan tubuh wanita itu dengan kasarnya diatas ranjang. Hazel refleks memundurkan tubuhnya. Senyuman menyeramkan itu membuat Hazel ketakutan.

"Please Jimmy,leave me alone . .polisi akan segera datang," ucap Hazel menatap nanar pria didepannya itu yang tengah membuka jaketnya.

Saat Hazel akan berusaha kabur dari ranjang,Jimmy dengan cepat menarik kedua kaki Hazel hingga tubuhnya mendekati pria itu.
Dan dengan beraninya Hazel meludah tepat diwajah Jimmy. Membuat pria itu terdiam lalu tersenyum miring.

"You're so disgusting Jimmy,fuck you asshole!!!" makinya. Jimmy perlahan membersihkan wajahnya,dan dengan kerasnya tangan pria itu menampar wajah Hazel hingga membuat wanita itu pingsan tak sadarkan diri.

Helaan nafas kesal berhembus dari mulut Jimmy. Lalu pria itu menatap puas wanita yang tengah tak sadarkan diri dibawahnya. Perlahan ia melepaskan satu persatu kancing kemeja casual yang dikenakan Hazel.

Disaat yang tepat sebelum Jimmy benar-benar melepas pakaian yang dikenakan Hazel. Dave berlari kearah pria itu dan langsung mendengan tubuhnya dari samping hingga pria itu jatuh tersungkur kelantai.

"Shit!! Who the hell are you?!" sentak Jimmy.

Dave berdiri tepat didepan Hazel yang tengah terbaring tidak sadarkan diri dengan sudut bibirnya yang berdarah. Lalu tatapannya beralih pada pria yang baru saja ditendangnya itu.

A Perfect PictureWhere stories live. Discover now