Pt. 39| Hurt So Good

396 31 1
                                    

Malam pesta pun dimulai, Hazel tampak begitu cantik dengan balutan dress hijau brukat simple yang dibelikan Dave beberapa waktu lalu.

Dua puluh menit sebelum Tiffanny datang menjemputnya,ia memastikan Ethan sudah tidur lelap dikamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dua puluh menit sebelum Tiffanny datang menjemputnya,ia memastikan Ethan sudah tidur lelap dikamarnya. Wanita itu juga tak hentinya membuka pesan yang ia tujukan untuk Dave. .namun pesan itu sama sekali tidak dibaca olehnya.

Tak lama Hans mendatanginya saat ia hendak beranjak dari meja rias.
"Permisi Nona.. Tuan Dave bilang anda tidak perlu menunggunya karena ia akan pergi ke acara salah satu partner kerjanya malam ini," ucapnya. Hans sendiri bisa melihat raut wajah kecewa wanita didepannya itu.

Hazel pun mencoba tersenyum. Ia berjalan perlahan menuju pintu kamarnya dan berhenti tepat didepan Hans.
"Baiklah kalau begitu,tapi Hans...bisa kau sampaikan pada Dave kalau aku dan Tiffanny menghadiri pesta di Dwight Hotel." ucapnya. Hans mengangguk pelan seraya tersenyum.

"Tentu saja nona..saya akan memberitahu tuan Dave tentang kepergian anda," ucapnya Hans. Beberapa saat kemudian bell berbunyi. Hazel bergegas menemui Tiffanny.

"Thank you Hans.." ucap Hazel lagi sesaat sebelum menuruni tangga.

Keduanya saling melemparkan senyuman hangat.
"Sama-sama Nona," balas Hans.

~~

Ballroom
Dwight Hotel,Manhattan.

Acara malam ini cukup ramai dan tampak dihadiri beberapa orang terkenal dan rekan-rekan bisnis si pemilik acara. Hazel dan Tiffanny sendiri datang sebagai perwakilan dari kantornya,karena Mr. Roberts harus menemani istrinya melahirkan dirumah sakit. Keduanya duduk bersama disalah satu kursi.

"Sstt Hazel..apa kau mengenal wanita yang duduk disana itu?" bisik Tiffanny pada Hazel seraya menunjuk kearah depan
Hazel memfokuskan pandangannya pada seorang wanita cantik yang memakai gaun satin hitam dikejauhan sana.
"Kurasa tidak.."

"Wanita itu bernama Selena Lindsay,dia putri tunggal keluarga Cohan yang juga merupakan ahli waris Emerald Enterprise....."

"Wait,Selena Lindsay??" sela Hazel. Tiffanny kemudian mengangguk lalu kembali melanjutkan pembicaraannya.

"Dan yang ku dengar dari beberapa berita fashion dan berita majalah bisnis,dia sedang hamil muda dan ayah dari calon bayinya masih dirahasiakan.." lanjutnya lagi.

Hazel tidak mengatakan apapun,ia hanya mengamati dari kejauhan sosok yang ia tahu juga menjadi rekan kerja Dave selama ini. . .tapi entah kenapa ada perasaan aneh dalam dirinya saat melihat wanita bernama Selena itu. Ia seolah merasa tidak asing dengan wajahnya.

Karena terlalu fokus dengan yang dilihatnya, sampai ia tidak menyadari sebenarnya ada sosok lain dikejauhan yang juga sedari tadi memandanginya.
Tak lama pandangan Hazel tak lagi tertuju pada Selena.

"Tiff..aku mau ketoilet sebentar" ucap Hazel kemudian. Tiffanny hanya mengangguk lalu menatap ke tengah panggung acara.

Didalam toilet Hazel memuntahkan makan malamnya lagi. Entah kenapa saat tegukan kedua lemonade tadi membuat perutnya begitu mual. Seketika pun ia merasa tubuhnya kembali lemas. Tidak mungkin bukan kalau ia harus meninggalkan pesta dan juga meninggalkan temannya sendirian diacara ini..Hazel pun keluar dari bilik toilet dan merapikan kembali penampilannya.

A Perfect PictureWhere stories live. Discover now