Drama dipagi hari

180K 24.4K 438
                                    


***
"Hel lo ngapain si cari gara gara sama ka Key? Bukannya minta maaf malah cabut gitu aja."

Septi langsung berujar kesal saat ia telah berhasil mengejar Helena yang masih santai disampinginya. Septi jadi heran, Helena terlihat biasa saja padahal Septi sudah bergetar sejak tadi. Semua orang satu sekolah tentu tau Keynand adalah orang yang patut dihindari, Septi jadi bertanya tanya apa Helena tidak takut?

Sedangkan orang yang tengah dipikirkan masih berjalan santai sambil mengunyah permen karet yang baru. Saat perdebatan tadi permen karet yang ada dimulutnya terpaksa harus ia buang. Alis Helana saling bertaut, benaknya dipenuhi pertanyaan.

"Siapa Key?"

Septi yang medengar gumaman Helena melotot tak percaya "Lo gak kenal kak Key?Seriously? Astaga Helen lo selama ini kemana aja si, di goa?!"

Helena menatap Septi kesal ia mendengus kesal, Septi tidak tau saja Helena disampingnya bukanlah Helena sigadis cupu yang selama ini dibully habis habisan. Dia adalah Helena Gain Queen dari Dark Spider yang bersekolah di Moonlight High School. Wajar saja jika ia tidak tau tentang si Keynand Keynand itu. Gak ada gunanya juga jika ia mengenal si Keynand tidak menghasilkan uang sama sekali.

"Emang kalo gue kenal si Key Key itu gue bakal dapet duit?" Tanya Helena matanya berbinar penuh harap. Jika ia benar benar akan mendapat uang, ia akan dengan senang hati mencari tau semua hal tentang Keynand yang dimaksud Septi.

Septi berdecak "ya gak gitu juga kali."

Helena menunduk lesu, sayang sekali padahal ia sudah berharap mendapat uang tadi. Jadi sekarang Helena sudah memutuskan untuk tidak jadi mencari tau hal yang tidak berguna. Yang tidak memberinya uang sama sekali.

"Lo harus tau ka Keynand itu cowok populer disekolah ini. Nih ya ka Key itu nyeremin banget, terus dia tuh misterius gak ada yang tau tentang latar belakangnya. Lo juga gak liat apa muka ka Key tuh gantengnya diatas rata rata. Banyak banget cewek yang suka sama ka Key disekolah ini."

Septi tanpa diminta mulai bercerita, padahal Helena tidak berminat sama sekali. Ia yang malas pun hanya meletus letuskan balon permen karet dimulutnya sambil pura pura mendengarkan. Menurut Helena cerita Septi tidak menarik sama sekali. Menurutnya orang seperti Keynand sama sekali tidak aneh lagi, karena ia memiliki Galen yang dingin, misterius dan juga kejam tentu saja. Ia yakin jika Septi melihat Galen yang tengah menjalankan misi, gadis itu akan terbirit birit berlari ketakutan.

"Lo dengerin gue gak si?"

Helena menoleh ketika Septi bertanya kesal, agaknya Septi sudah menyadari jika ia tidak mendengarkan celotehannya yang panjangnya melebihi rel kereta api. Dengan santai dan tidak manusiawi Helena menjawab,

"Cerita lo gak penting." Katanya lalu kembali meninggalkan Septi yang terdiam.

Septi mengercutkan bibirnya kesal, ia menghentak hentakkan kakinya ketanah menyalurkan rasa kesalnya pada Helena. Ia sudah cape bercerita panjang kali lebar. Tapi malah tidak didengarkan. Dan sekarang ia justru ditinggal seorang diri untuk kesekian kalinya.

***

Helena menghela nafasnya lega ketika ia berhasil lepas dari Septi. Gadis itu sangat mengganggu. Selama ini Helena tak pernah memiliki teman perempuan. Hidupnya hanya diisi oleh anak anak Dark Spider yang isinya semua pria. Hanya dirinya, wanita satu satunya yang diakui sebagai anggota Dark Spider.

Sejak ia kecil, ia jarang sekali memiliki teman perempuan. Image dia sebagai Helena Gain sudah sangat buruk. Dia dicap sebagai cewek kejam dan nakal. Bahkan kebanyakan cewek disekolahnya pasti akan memberikan tatapan sinis dan benci serta sirik. Alasannya klise, karena ia adalah satu satunya wanita yang berhasil dekat dengan Galen. Idolannya Moonlight High School.

Ia juga semakin tidak disukai karena dekat dengan Derrel dan Axell, yang juga merupakan most wanted disekolahnya dulu.

Tapi Helena tidak peduli, baginya mereka hanya berbicara tanpa tau faktanya. Manusia memang begitukan hanya menggunakan satu indra untuk menilai. Terkadang mereka menilai hanya dengan melihat yang dapat mereka lihat. Terkadang pula mereka hanya menilai dari hal yang mereka dengar dari orang lain. Mereka tak pernah ingin mencari tau dan menggunakan otak mereka untuk menyeleksi semua hal itu.

Alurnya memang begitukan mendengar atau melihat, dicerna tanpa informasi yang lengkap, kemudian kembali disebarkan dengan cerita yang sudah semakin berantakan dan tidak sesuai dengan faktanya.

Helena sih tidak peduli toh ia hidup bukan untuk membuat orang lain terkesan. Kita tidak bisa menutup mulut mereka semua, tidak bisa menutup mata mereka satu persatu. Jadi yang harus kita lakukan hanya menutup mata dan telinga kita sendiri. Kita hanya perlu tidak peduli dengan itu semua.

Helena merasa tengkuknya merinding ketika ia masuk kedalam kelasnya. Awalnya ia kira itu adalah makhluk halus yang sedang mengganggunya. Tapi ternyata, itu adalah tatapan teman satu kelasnya yang kini tengah menatapnya sinis. Ia meringis bukan takut lebih kepada merinding seperti ditatapan makhluk tak kasat mata.

"Hallo everybodehhhhhh."

Helena berteriak menyapa, tak ada yang menjawab teman teman sekelasnya justru saling berbisik menyindir dirinya. Helena si o aja yakan, tidak peduli dengan omongan mereka yang tidak menghasilkan uang untuk dirinya.

Helena dengan santai berjalan ketempat duduknya, ia membenarkan tali tasnya yang sedikit turun. Auranya menyebar keseluruh kelas, dan itu disadari oleh satu kelas. Aura tegas yang berbeda.

"Gue kok ngerasa sicupu beda ya?"

"Hooh, tapi beda apanya gitu ya?"

Helena tak peduli, ia duduk dibangkunya yang berada dipojok paling belakang. Darimana Helena tau? Darimana lagi kalau bukan dari ingatan sipemilik tubuh yang hanya sepotong sepotong.

Sambil menunggu guru yang mengajar datang Helena memilih fokus kepada ponsel miliknya. Ah lebih tepatnya ponsel pemilik tubuh yang layarnya sudah retak. Tapi tak masalah, setidaknya ponsel ini bisa menemani dia ketika ia sedang bosan.

Tiba tiba saja Helena teringat sesuatu, jari jarinya dengan cepat mengetik sebuah nama disalah satu media sosial. Instagram.

Ia tersenyum ketika melihat satu satunya postingan yang ada dilaman akun yang sedang ia stalking.

GalenSiriuz

❤️ Liked by HelenaGain, Alanio_Gain and 157

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❤️ Liked by HelenaGain, Alanio_Gain and 157.619 other

GalenSiriuz 🥱

Komentar telah dimatikan.

Helena terkekeh pelan, dia kini tengah menstalking akun milik Galen. Seperti yang ia duga tak ada yang menarik. Galen itu terlalu kaku, jika bukan dipaksa oleh dirinya Galen tidak akan pernah memiliki akun sosial media. Padahal folowers Galen sudah cukup banyak. Tapi cowok itu tak peduli sama sekali. Dan satu satunya postingan itu pun Helena yang memaksa untung mempostingnya. Foto Galen dan Helena yang tengah berada diatap gedung markas mereka.

"Beruang kutub gue pasti lagi galau sekarang." Gumamnya sambil terkekeh mengingat Galen yang selalu berwajah dingin itu pasti akan bertambah dingin dan beku.

"Gila lo."

Kekehan Helena terhenti, ia menoleh kesamping. Matanya melotot ketika melihat siapa yang kini duduk disebelahnya.

"Ngapain lo duduk DIBANGKU GUE?!!"

***

(Sumber gambar : dari google hehehe )

Helena TransmigrationWhere stories live. Discover now