Toilet

130K 19.4K 717
                                    


***

Helena berjalan disepanjang koridor dengan terus merutuki dirinya sendiri. Merutuki tentang bagaimana bisa ia berkata bahwa Keynand adalah pacar barunya, aishhh amit amit. Jangan sampai kejadian. Jika disuruh memilih antara Nata dan Keynand tentu saja Helena lebih memilih Cha Eunwo sebagai kekasihnya. Udah ganteng, ganteng, ganteng, kaya lagi. Tapi sayangnya Cha Eunwo yang gantengnya gak ketulungan itu mana mau sama Helena yang cuma remahan upil plangton. Tapi kan jodoh gak ada yang tau, jadi tolong aminkan keinginan Helena yang ingin menikah dengan Cha Eunwo kawan kawan. Siapa tau Cha Eunwo mendadak kelilipan kursi taman yang menyebabkan dirinya jatuh cinta pada Helena kan.

"Aishhhh udah lah biarin, toh gue gak bakal ketemu lagi sama tuh orang...." Kata Helena sedikit prustasi, tapi mengingat bahwa Keynand tidak berada ditempat yang sama dengannya itu membuat Helena lega.

Helena sepertinya lupa bahwa pertemuan dirinya dengan Keynand di arena balap bukan-lah yang pertama kali. Ia juga sepertinya lupa bahwa Keynand dan dirinya berada disekolah yang sama.

"Ini semua karena si kampret!!! Ckk dasar bekicott gilaaaaaaa!!!!" Umpat Helena, ini bukan pertama kalinya dalam hari ini. Sejak ia meninggalkan Nata dilorong tadi, sejak itu pula lah Helena mulai mengumpati Nata.

Ia sebenarnya sengaja mengakui bahwa ia sudah punya kekasih baru, untuk membuat Nata sadar diri dan tidak menganggap bahwa dirinya adalah Helena yang sama yang dulu selalu mengemis meminta jawaban dari dirinya. Ia sebenarnya tidak berniat, tapi melihat Nata entah mengapa jiwa kesal dan bayang bayang cowok itu yang menyelingkuhi Helen membuat ia kesal setengah mati. Karena itulah ia mengatakan bahwa Keynand adalah kekasihnya untuk membuat Nata setidaknya sadar diri.

Dan sekarang ia justru menyesali keputusannya yang satu itu.

***

Helena menatap dirinya didepan cermin, sesekali berdecak kagum menganggumi dirinya sendiri yang menurut Helena begitu mempesona. Jika orang lain melihat mungkin Helena akan dikatai narsis, tapi Helena tak peduli jika bukan dirinya sendiri yang memuji siapa lagi kan. Dari pada gak ada yang muji lebih baik memuji diri sendiri.

Dia sekarang berada di toilet karena tiba tiba saja perutnya terasa sakit saat pelajaran bahasa. Entah karena ia memang tidak menyukai sejarah, atau karena ia yang meminum es pagi pagi. Helena tak tau dan tidak peduli, yang penting Helena bisa menuntaskan hajatnya dan yang paling penting ia bisa terhindar dari mata pelajaran yang paling tidak ia sukai, meskipun hanya dalam beberapa menit.

Cklekk

Helena yang mendengar suara pintu tak memperdulikannya ia justru sibuk melihat cermin sambil mengikat rambutnya yang tadi sedikit berantakan.

Bughhhh!!!

"Awss......"

Helena meringis kesakitan ketika seseorang tiba tiba saja mendorong dirinya dengan keras kelantai, bokongnya terasa sakit sekarang. Siall!! Siapa yang berani mendorongnya?!

Matanya kini menoleh dan mendapati seorang gadis yang sudah tidak asing lagi. Siapa lagi, tentu saja Gwenn.

"Ahhh ternyata penampilan lo doang berubah, lo tetep cupu dan pengecut."

Helena tetap diam, ia bukannya tak sanggup melawan. Tapi Helena sedang melihat sampai sejauh mana Gwenn bisa bertindak.

Gwenn berjongkok menyamakan tingginya dengan Helena yang kini hanya menatap datar. Kemudian dengan tatapan tajam Gwenn menjambak rambut Helena dengan keras. Itu benar-benar keras sampai Helena merasa rambutnya akan rontok sekarang.

Dalam hati Helena menyumpah serapahi Gwenn, padahal dia sudah menghabiskan banyak uang untuk melakukan perawatan rambutnya yang berharga.

"Jauhin Nata!!! Atau, lo mati ditangan gue," Gwenn mengancam.

Helena TransmigrationWhere stories live. Discover now