Mengembalikan

48.8K 7.2K 91
                                    

Seorang gadis menggeliat pelan ketika sesuatu yang berbulu menepak nepak wajah cantiknya. Matanya mengerjap berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya. Dahi Helena mengernyit gadis itu tersenyum ketika mendapati seekor makhluk berbulu yang ada tepat didepan wajahnya. Rasanya seperti Deja vu, mendapati seekor makhluk berbulu yang membangunkan nya dipagi hari seperti ini

"Lo bangunin gu-" ucapan Helena mendadak terhenti, tangannya yang hendak mengusap kepala Gorgon pun hanya bisa melayang diudara. Gadis itu memalingkan wajahnya ketika mengingat siapa pemilik asli dari makhluk berbulu didepannya.

Helena langsung merubah raut wajahnya menjadi datar, tanpa berbicara apapun lagi Helrna mengangkat tubuh Gorgon dan meletakannya diatas lantai. Sebelum akhirnya gadis itu berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya sendiri.

Setelah beberapa menit Helenaa keluar tanpa mengenakan seragam sekolanhnya. Gadis itu hanya memakai pakaian biasa meski tau bahwa ini adalah hari senin. Hari produktif bagi setiap manusia.

Helena berjalan mendekat, ia berjongkok dihadapan Goegon yang sedang menggaruk-garuk tubuhnya sendiri.

"Gorgon." Panggil Helena, seolah paham Gorgon menoleh memasang raut wajah puppy eyes yang selalu Helena sukai. Tapi ia tidak bisa menyukai salah satu bagian dari musuhnya kan?

"Udah saatnya gue kembaliin lo ketempat seharusnya, gak mungkinkan gue nampung bagian dari musuh gue dirumah gue sendiri." Gumam Helena.

Gadis itu bangkit mengangkat mengangkat Gorgon untuk segera mengembalikannya pada pemilik sebenarnya. Gorgon tidak seharusnya disini, itulah yang Helena pikirkan sekarang. Meski sebenarnya Helena sangat menyukai anjing itu. Tapi tetap saja ia harus mengembalikan pada pemilik sebenarnya.

"Helenaaa! huaa lo udah pulang? Kok gak bilang-bilang sama gue? Lo gak papa kan?""

Helena tersentak kaget ketika ia baru keluar dari kamarnya seseorang sudah memeluknya dengan sangat erat, dan yang lebih mengejutkannya lagi orang itu adalah Septi. Sejak kapan gadis itu ada dirumahnya?

"Lo kok disini pagi-pagi?" Tanya Helena menatap sekelilingnya, ternyata dirumahnya lebih ramai dari yang ia kira.

Apa Septi dan Vano semalam menginap dirumahnya? Entahlah saat pulang semalam ia tidak terlalu memperhatikan.

Mendengar pertanyaannya yang tidak dijawab Septi mengercutkan bibirnya, gadis cerewet itu bersedekap dada sambil menatap Helena dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Kita tuh khawatir tau sama lo," ujar Septi menggerutu.

Helena menggeleng, siapa yang kira gadis yang dulu selalu merundung sang pemilik tubuh itu justru akan mengekornya terus terusan seperti sekarang ini.

"Gue gak minta dikhawatirin tuh." Balas Helena ketus, Septi mendengus tapi meski begitu gadis itu tersenyum.

"Ngeselin banget si lo."

Helan mengedikkan bahunya, dengan santai gadis itu berjalan melewati Septi begitu saja dengan Gorgon yang masih dalam gendongannya. Melihat itu Septi sedikit meringis karena kelihatannya Gorgon sangat berat dengan tubuh besarnya.

"Lo mau kemana?"

Langkah Helena terhenti, "gue keluar dulu, kalian berangkat duluan aja annti gue nyusul" Ujar Helena singkat, gadis itu kembali melanjutkan langkahnya yang tertahan.

Derrel dan Lexan saling pandang mereka menghela nafasnya kasar bukannya hanya mereka berdua bahkan Septi dan Vano pun ikut merasakan betapa beratnya masalah kali ini.

"A-apa gak papa ngebiarin Helena pergi sendiri?" Tanya Vano setelah sekian lama terdiam, meski ragu-ragu mengungkapkannya Vano juga merasa kekhawatiran yang sama. Melihat hidup Helena yang sepertinya banyak masalah, rasanya hidupnya yang miskin belum ada apa apanya.

Helena TransmigrationWhere stories live. Discover now