Menginap

116K 18.2K 1.2K
                                    

🕷️🕷️🕷️

Helena hanya memutar bola matanya malas ketika Allan terus saja memeluknya dari samping dengan sangat erat. Bahkan ketika Helena akan pergi ketoilet pun Allan akan mengekor dibelakang dan menunggu hingga Helena keluar dari toilet.

Saat ini kedua kakak beradik itu tengah terduduk disofa usang, lebih tepatnya di kontrakan Helena dengan posisi Allan yang terus memeluk Helena sejak tiba disana.

"Allan lepas dulu kakak mau bikin makanan ini," kata Helena mencoba membujuk Allan agar melepaskannya.

Allan menggeleng masih memeluk Helena dengan erat "gak mauu, nanti kakak pergi lagi. Aku gak mau kakak pergi lagi."

Helena tertegun, ia mengelus puncak kepala Allan dengan sayang "Allan kamu tuh udah gede, gimana mau punya pacar kalau kamu manja kaya gini."

Allan mengercutkan bibirnya, membuat Helena gemas setengah mati. Jika ekspresi ini ditunjukan didepan umum mungkin orang-orang akan menjerit kesenangan. Tapi sayangnya Allan hanya berlaku semanja ini saat didekatnya.

"Gak papa pacar mah gampang ngedip dikit aja aku udah bisa dapet pacar," katanya mengangkat dagunya dengan sombong.

Helena menggerakan bibirnya mencibir "tapi sampe sekarang masih jomblo" ledek Helena terkekeh pelan.

Allan menyengir "kakak juga jomblo," katanya ikut ikutan meledek.

Helena mengerjap, benarkah ia jomblo? Tapi Keynand itu apa? Tiba-tiba saja pikiran Helena terarah pada kejadian kantin waktu itu. Saat dimana Keynand tiba tiba datang dan mengakui dia sebagai pacarnya.

Helena meringis wajahnya memerah, mengingat itu perasaannya masih tak sanggup. Antara malu dan ingin menenggelamkan dirinya sendiri.

"Kak, kakak kenapa? Muka kakak kok merah?"tanya Allan pelan tapi berhasil membuat Helena tersentak apalagi saat wajah Allan tepat berada didepan wajahnya.

"Kamu ngagetin aja,"sentak Helena mendorong wajah Allan agar menjauh.

Allan mengernyit "kakak ngelamunin apa si?"tanyanya kesal karena merasa diabaikan.

Helena menggeleng, "udah ah kakak mau bikin makanan dulu"ucap Helena lalu mencoba secara perlahan melepaskan lengan Allan yang memeluk tubuhnya.

Allan mendengus tapi tidak memaksa lagi untuk memeluk Helena, sebagai gantinya ia mengikuti Helena menuju dapur dan duduk dikursi plastik memperhatikan Helena yang tengah memasak.

Mata Allan tak tinggal diam memperhatikan dari sudut satu kesudut lain,

"Ka aku mau tinggal sama kakak," ucap Allan tiba tiba.

Helena menoleh "jangan deh, kamu tinggal dirumah aja Lan. Kamu tau kan kondisi kakak gimana."balas Helena tak menyetujui, bukannya ia tidak ingin hanya saja kondisinya sekarang sangat tidak memungkinkan

Allan mengercutkan bibirnya "tapi, aku mau tinggal sama kakak," katanya manja.

Hidup sejak kecil bersama sang kakak membuat Allan sangat bergantung pada Helena. Itu wajar karena sejak ia kecil keluarganya yang meninggal membuat Allan harus hidup tanpa kasih sayang ayah dan ibunya. Beruntung Allan memiliki Helena yang dengan senang hati merawat dan menyayanginya.

Karena itulah saat Helena meninggal membuat Allan kehilangan pegangan, ia tidak memiliki seseorang lagi yang mampu menumpu-nya. Meski terlihat kuat Allan begitu rapuh apalagi trauma yang dialaminya semakin membuat Allan tidak bisa hidup. Jika tidak ada Helena yang membantunya mungkin saja saat ini ia sudah tidak ada didunia.

Helena membalikan tubuhnya menatap Allan yang terduduk dikursi "Allan bukannya kakak gak mau, tapi keadaan kakak yang gak memungkinkan."kata Helena mencoba menjelaskan.

Helena TransmigrationWhere stories live. Discover now