Terbongkar

124K 20.1K 1.2K
                                    

🕷️🕷️🕷️

Keempat motor sport itu terparkir disebuah vila besar yang tersembunyi dibalik pepohonan rindang. Vila itu tersembunyi, halamannya penuh dengan rumput liar sehingga membuatnya nampak tidak terurus. Suasananya yang bagaikan destinasi wisata horor membuat Vila ini bagaikan vila vila hantu.

Padahal Vila itu benar benar digunakan, jika luarnya sangat tidak terurus lain lagi dengan dalamnya yang benar benar rapi dan nyaman.

Markas Dark Spider,

Tidak ada yang berhasil melacaknya selama ini. Dark Spider benar benar tersembunyi.

"Itu kenapa polisi ada disitu si anjirr."gerutu Lexan sesaat setelah melepaskan helm dari kepalanya.

"Kayanya salah satu dari anak buah Eren deh yang manggil." Jawab Axel. Mereka berjalan masuk kedalam ruang  yang langsung disambut oleh ruang tamu besar yang dindingnya terlukis sebuah gambar tiga dimensi. Gambar laba laba besar dengan mata yang merah menyala.

Helena menghempaskan tubuhnya keatas sofa tanpa menunggu disuruh, ia bahkan dengan lancang menaikan kakinya keatas meja.

Keempat inti Dark Spider pun ikut mengistirahatkan tubuh mereka, Axell duduk disofa single. Lexan dan Derrel yang terbaring dilantai, dan Galen yang duduk disebelah Helena memejamkan matanya.

"Bentar," seru Lexan tiba tiba, ia memutarkan kepalanya kearah Helena dengan dramatis.

"Lo siapa?"

Helena mengerjap, ia gelagapan apalagi ketika semua mata yang kini terarah padanya. Bahkan Galen yang duduk disebelah Helena pun ikut membuka mata dan menatapnya.

"Gu-gue...." Helena tak tau harus berkata apa, ia ingin sekali berkata bahwa ia adalah Helena tapi ia sangsi mereka akan percaya.

"Dia Helena."

Suara rendah Galen membuat semua atensi beralih padanya, Helena bahkan menahan nafas hatinya Sudah deg-degan setengah mati.

"Iya diakan Helena sicupu yang jago balap itu," timpal Axell.

Helena tanpa sadar menghela nafasnya, bukan bukannya ia tidak ingin mereka tau bahwa dia adalah Helena sahabat mereka bukan Helena sicupu. Tapi, ia masih tak tau bagaimana cara memberitahu mereka. Hei takdirnya adalah hal mustahil mereka mungkin akan mengatainya gila.

Galen terdiam fokus dalam pikirannya, sedangkan teman temannya menunggunya bicara.

"Dia Lena bukan Helena sicupu." Galen kembali berbicara setelah sekian lama terdiam. Suaranya nampak yakin berbanding terbalik dengan teman temannya yang kini melotot tak percaya, bahkan Helena pun terkejut ia tidak menduga Galen akan berbicara seperti itu.

"Gal Lena udah meninggal!! Gimana bisa dia jadi Lena!! Gue tau namanya Helena, tapi dia gak mungkin Lena yang sama Gal!!"

Mata tajam Galen mengarah pada Axell yang baru saja berbicara lalu terarah lagi pada Helena yang masih diam ditempatnya.

Galen berdiri,dan Helena pun ikut berdiri. Mata Galen memindai dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Gue tau lo Lena, gue gak mungkin salah ngenalin sahabat gue sendiri." Ujar Galen dengan nada rendah.

"Pertama, gimana lo bisa tau kalo kalung yang gue pakai bukan kalung biasa."

"Dan kedua, lo bahkan dengan mudah masuk kedalam markas kita. Ngelewatin segala macam jebakan yang ada dimarkas ini."

Lexan, Derrel dan Axell terbelalak, mereka baru sadar bahwa gadis didepannya bisa dengan mudah melewati jebakan. Vila ini bukan Vila sembarang tentu saja, mereka sudah memasang jebakan yang hanya bisa diketahui dan ditaklukan oleh anggotanya. Letaknya tersembunyi, dan Galen sudah memperhatikan gadis didepannya sejak tadi .

"Bener juga, lo?!! Gimana lo bisa lewatin jebakan jebakan itu?" Tanya Derrel.

"Gue....." Semua mata terarah pada Helena, menjadikan Helena seperti tersangka yang sedang diintrogasi.

Helena menghela nafasnya panjang, ia sudah memutuskan "oke fine gue emang Lena, Helena Gain Xera. Cewek paling cantik sedunia."

Mereka berempat tercengang "apa!!"

"Tapi gimana bisa, maksud gue muka lo kenapa jadi beda?" Tanya Lexan masih tak percaya.

"Terus lagi kalo lo beneran Lena, kenapa lo jadi boncel lo bahkan cuma seketek gue anjirr!!" Sambung Lexan ia meratakan tinggi Lena dengan tubuhnya, ia histeris melihat tinggi Helena yang menurun drastis.

Helena mendengus, ia menepis lengan Lexan yang terus terusan  mengukur tinggi badanya "gak usah bawa bawa tinggi!!" Sentaknya dongkol.

Helena menghela nafasnya sekali sebelum akhirnya berbicara, ini akan jadi cerita yang cukup panjang,

"Mungkin kalian gak akan percaya sama apa yang gue alamin." Helena menjeda ucapannya sebentar, sementara itu Galen dan yang lainnya mulai menyimak.

"Gue kira setelah tragedi waktu itu gue bakal mati, tapi ternyata gue malah nyasar ditubuh orang cewek ini. Gue idup lagi tapi bukan ditubuh gue yang dulu "

Keempat orang itu mengernyit "maksud lo jiwa lo pindah?!! Kaya di novel novel!!!" Tanya Lexan, nadanya terdengar tidak menyangka. Dan ya Fyi, Lexan adalah pecinta novel sejati. Jika biasanya kamar cowok itu penuh dengan koleksi mainan seperti superhero maka lain lagi dengan Lexan yang hobi mengoleksi novel

Helena mengangguk.

"kasih satu alasan biar kita percaya kalo lo bener Helena,"

Helena tersenyum penuh arti kearah Derrel,

"gue tau lo ngincer kolor hello kitty yang sama persis sama punya mbak Mirna." Terang Helena membuat wajah Derrel memerah seketika, ia langsung membekap mulut Helena dengan kencang.

"Berisik," desisnya berbisik.

Helena terkekeh, ia memukul lengan Derrel yang ada dimulutnya.

Setelah Derrel membuka bekapan mulutnya ia menoleh pada Lexan, mukanya berubah dengan  ekspresi jail yang ke tara.

"Lexan," serunya, Lexan mengangkat sebelah alisnya.

"Tiati stok pengaman sutra  lo ketahuan oppa Sean dikolong kasur."

Lexan melotot, wajah langsung berubah ketika mendengar perkataan Lena. Antara panik dan terkejut bahwa ada orang lain yang tau tentang penyimpanan rahasianya.

"Lo beneran Lena?!!"

Lena mengangguk, Lexan melompat senang dan langsung memeluk Lena dengan erat.

"Gue seneng banget lo masih idup," katanya masih memeluk Lena.

Helena yang dipeluk memberontak, sudah dibilang Helena tidak suka skinsip apalagi dipeluk!!

"Woyyy lepasin!!" Teriak Helena tapi Lexan tidak menggubris. Cowok itu malah menggoyang goyangkan Helena dalam pelukannya kekanan dan kekiri.

"Xan lepasin Xan, gue aduin ke oppa Sean nih!" Ancam Helena, dan itu berhasil terbukti dari Lexan yang  langsung melepaskan pelukannya.

Helena menghela nafasnya lega ketika pelukan erat Lexan terlepas. Sedangkan si pelaku saat ini malah memasang raut cemberut so imut.

"Jangan dong," rengeknya, Helena mendengus perutnya terasa mual melihat tingkah Lexan.

Helena kemudian melirik kearah Axell yang masih diam, ia tersenyum "lo gak kangen sama gue Xell?"

Axell mengerjap, senyum tipis yang kaku tercetak dibibirnya "lo beneran Helena?" Axell bertanya masih tidak percaya.

Helena mengangguk "lo gak percaya sama gue?"

Axell nampak diam beberapa saat sebelum akhirnya senyumam tercetak diwajahnya yang tampan ia berjalan menghampiri Lena dan memeluknya,

"Gue masih gak percaya sekarang lo ada disini lagi sama kita kita,"

***
Yoaaa guysss tinggalkan jejak kalian,
Vote,  coment dan bantu share hihi🥰

Helena TransmigrationWhere stories live. Discover now