Kerusuhan dikantin

145K 22.3K 508
                                    

Septi dan Vano meneguk ludah kasar ketika melihat Helena yang begitu asik memakan mangga muda dihadapan mereka dengan sesekali meringis menahan asam. Apalagi ketika Helena mencolek sebuah sambel yang telah dibuatnya dari hasil meminta dari ibu kantin dan memasukannya kedalam mulut dengan nikmat.

Helena seolah tidak peduli dengan kehadiran Septi dan Vano yang sudah menahan ngiler sedari tadi. Mangga itu terlihat sangat segar apalagi dimakan disiang bolong seperti ini.

"Hell, lo gak ada niatan nyuruh kita nyicipin gitu? Satu aja." Bujuk Septi berharap Helena membiarkannya mencoba memakan walau satu iris dari buah mangga itu. Vano mengangguk setuju karena cowok itu sangat menyukai buah mangga apalagi dicampur dengan sambal petis.

Helena mengernyit kesal "gak gak, gue udah cape cape nyolong juga." Ucapnya lalu kembali menikmati buah kesukaannya.

Septi dan Vano menghela nafas kecewa, mereka akhirnya kembali memakan makanan mereka meski sesekali menatap ingin kearah mangga muda milik Helena.

"Van van."

Vano menoleh menaikan sebelah alisnya penuh tanya ketika Septi berbisik pelan menyeru namanya.

"Temen lo pelit banget si."

Vano tak menjawab ia hanya tertawa dan itu berhasil membuat Septi mendengus dongkol "dah lah." Katanya lalu berlalu meninggalkan Vano dan Helena yang masih sibuk menikmati mangga hasil colongannya.

Vano mengernyit "kamu mau kemana Sep?"

Septi terhenti ia menoleh dengan raut wajah horornya "ke akhirat, puas lo!!" Sentaknya kesal dan kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda.

Vano menggeleng, ia mengelus ngelus dadanya pelan. Apa Septi sedang datang bulan ya? dia marah marah mulu sejak pagi.

Setelah Septi pergi, Vano hanya memandangi Helena yang makan. Tidak tau harus apa, makanannya pun sudah habis.

"Wah wah wahh dua cupu sedang reuni ternyata."

Vano menoleh tubuhnya mendadak kaku melihat siapa yang datang. Tiga orang gadis dengan baju ketatnya. Dua diantara mereka memakai make up tebal sedangkan orang yang berada ditengah tidak, tapi rambutnya dicat dengan warna blonde dibagian bawahnya . Mereka adalah Amanda dan kawan kawannya. Mereka itu Queen bullying, sebenarnya Septi pun dulu termasuk dalam kawanan Queen bullying ini. Tapi Vano tak tau apa alasan Septi mendadak tobat, dan justru malah berteman dengan mereka sekarang.

"Ternyata bener kata orang-orang, lo udah berubah jadi ganteng." Ucap Manda duduk disamping Vano membuat cowok itu menggeser dengan wajah gugup. Vano semakin gugup saat Manda menatap wajahnya dengan intens.

Berita tentang Vano yang berubah ternyata sudah menyebar keseluruh penjuru sekolah.

"Ahhh tapi tetap aja lo cupu." Desahh Manda kembali bangkit dari duduknya.

Vano mendesah lega, ia jarang bahkan mungkin tidak pernah dekat dengan perempuan. Jadi ketika ada gadis yang tiba tiba berjarak sangat dekat dengan dirinya membuat Vano jadi salah tingkah sendiri. Itu reflek tubuhnya karena tidak terbiasa.

"Beliin gue makanan."

Vano mengangguk tapi baru saja hendak berlalu pergi suara Helena sudah lebih dulu menghentikkannya.

"Duduk atau gue patahin kaki lo detik ini juga."

Vano mengerjap ia mengarahkan netra matanya yang berwarna coklat kearah Helena dan Manda secara bergantian. Setelahnya ia bergidik karena keduanya menatapnya dengan tajam. Tapi karena menurutnya tatapan Helena lebih seram,  jadi ia lebih memilih menurut pada Helena dan duduk dibangkunya kembali.

Helena TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang