Malu sampe ketulang

129K 20.4K 1.7K
                                    

Helena bergidik, ia merasa merinding karena Septi yang tak henti menatap kearah dirinya sejak mereka bertemu dikoridor menuju kantin. Ia tak tau mengapa Septi terus memandangnya dengan intens seperti itu.

"Ngapa si lo? Ngeliatin gue mulu? Suka lo sama gue hah?!!"tuduh Helena dengan nada sedikit sewot. Ia sudah sangat risih diperhatikan dengan tatapan yang menurutnya sangat mengganggu.

Septi melotot "enak aja!! Gue masih doyan batang ya!" Septi membalas dengan tak terima.

"Gue heran aja, lo kok makin hari makin cakep si Hel, jangan jangan lo pake skincare abal abal ya?" Sambung Septi, matanya membidik penuh curiga.

Helena tentu yang dituduh seperti itu melotot dibuatnya. Enak saja, dia mana mau merusak wajahnya dengan skincare abal abal. Meskipun hasilnya cepat tapi jika harus merusak wajahnya dikemudian hari, ia tidak akan mau.

Lagian wajah ini tidaklah memiliki masalah kulitnya yang cukup berarti, hanya sedikit kusam. Karena itulah ia bisa berubah secepat itu. Dan lagi kulit Helen memang sudah bagus hanya sedikit tidak terawat.

"Ngadi-ngadi lo pea, gue udah cantik dari dulu kali. Tapi gue tutupin takut ada perang antar negara." Balas Helena sombong, ia mengibaskan rambutnya kebelakang sok cantik. Meski pada akhirnya Helena hanya mengibas angin karena rambutnya yang ia jadikan satu menjadi ekor kuda.

Septi menggerakan bibirnya mencibir "helehh cantik doang tapi gak punya pacar," ledek Septi tanpa berkaca bahwa dirinya pun sama ngenesnya dengan Helena yang tidak memiliki kekasih.

"Dih kaya lo punya pacar aja, sesama jomblo dilarang saling menghina."

Septi mendengus  "ya....ya tapi kan gue....

Kata-kata Septi terhenti ketika suasana kantin mendadak berubah. Bisik bisik dan pekikan tertahan terdengar dari ujung keujung.

Septi yang penasaran pun mengedarkan tatapannya keseluruh penjuru kantin, sedetik kemudian matanya langsung berbinar ketika telah menemukan penyebab dari berubahnya suasana kantin.

"Hel, Hel liat ada cogan!!!" Seru Septi dengan antusias memukul mukul meja dengan keras.

Helena yang memang pencinta cogan pun langsung ikut menolehkan matanya. Tapi sepertinya ia menyesal karena yang ia dapatkan justru tatapan tajam yang kini menatapnya, apalagi dari tempatnya ia bisa melihat ada sebuah seringaian keji yang tercetak.

"Sial!! Kenapa tuh orang ada disini si?" Helena bergumam dalam hati, ia dengan cepat meraih apapun yang ada diatas meja untuk menutupi wajahnya.

Tapi sepertinya itu tidak berhasil karena orang yang tadi matanya bertabrakan dengan mata coklat Helena kini justru telah berdiri disampingnya.

"Hallo pacar," Sapa orang itu sedikit keras membuat Helena membeku detik itu juga.

***

Helena hanya diam ketika Septi menatapnya dengan tatapan menyelidik, disampingnya ada Vano yang baru saja datang dan kebingungan karena dimeja mereka mendadak ada beberapa orang yang sudah dikenal sepenjuru sekolah atau mungkin lebih dari itu.

"Helen!! Lo jadian sama kak Keynand?!!!"tanya Septi meminta penjelasan dengan sedikit berteriak, matanya tak henti menatap kearah Keynand dan Helena bergantian. Keynand hanya diam, cowok itu dengan santainya memakan beberapa jajanan yang baru saja dibeli oleh Vano.

"Gue? Jadian sama dia? Ogahh!!" Helena menatap sinis kearah Keynand yang duduk disebelahnya. Sedari tadi ia berusaha sekuat tenaga untuk menjaga jarak dengan Keynand.

Tapi sayangnya Septi tidak percaya "lo kok gak bilang si kalo lo jadian sama kak Keynand? Lo harusnya bilang dong kalo jadian."

Helena berdecak "gue gak jadian sama dia ya, bisa bisa sengsara hidup gue kalo jadian sama ni cowok."

Septi bukannya percaya justru semakin menatap curiga kearah Helena. Apalagi ketika Keynand kini berulah, semakin meningkatkan kecurigaan Septi terhadapnya. Bukan hanya Septi bahkan Vano, Niel, Yohan dan Asthon pun kini curiga dan mulai bertanya tanya.

"Nih..."

Helena mengernyit "ngapain lo ngasih gue permen?" Tanyanya kebingungan.

Keynand menyeringai ia mendekatkan tubuhnya mendekati Helena, secara lirih ia berbisik "anggap aja itu pajak dari gue...."

Helena melotot, ia bisa merasakan pipinya terasa panas otaknya mendadak ngeleg banyak hal yang ingin ia ucapkan tapi mulutnya seolah tidak bekerja sama dengannya sehingga ia hanya bisa mengeluarkan satu kata dengan linglung,

"Hah.....?"

Keynand menjauhkan tubuhnya dari tubuh Helena, ia berdiri menyimpan kedua tangannya di saku celana dan mulai berteriak.

"Kenalin, dia Helena pacar baru gue!!!"

***

Jika ditanya apa yang paling ingin Helena lakukan saat ini, maka Helena dengan tegas menjawab bahwa ia ingin menenggelamkan dirinya sekarang juga. Perasaannya sekarang diliputi antara malu dan kesal.

"L-lo?" Helena berujar gugup, wajahnya sudah memerah sangking takuat menanggung malu.

Bisakah Helena menangis sekarang? berapa banyak yang Keynand dengar Dan lagi bagaimana bisa Keynand ada disini? Tak pernah Helena merasakan perasaan semalu ini dalam hidupnya.

"Kenapa? Bukannya lo yang bilang kalo gue pacar baru lo?" Keynand berujar santai, ia tidak memperdulikan keadaan kantin yang sudah ramai melebihi pasar.

"Gu-gue kan cuma___ ih lo kenapa si disini?!! Jangan bilang lo ikutin gue ya?!!!" Helena menyentak kesal, harapan untuk tidak lagi bertemu dengan Keynand pupus begitu saja. Karena justru orang yang paling ia hindari kini duduk disampingnya. Dan yang paling parah adalah fakta bahwa Keynand mendengar Helena yang mengaku ngaku sebagai kekasih pria itu. Hikss padahalkan dia hanya ingin membuat Nata sadar diri, apakah ini yang disebut sebagai senjata makan tuan.

Keynand mendekatkan wajahnya, mata sehitam malam yang tajam milik Keynand menghunus kearah mata coklat terang milik Helena. Mata itu benar benar sempurna dan mengahanyutkan, tapi sangat sulit untuk dibaca. Deru nafasnya begitu terasa membuat seluruh tubuh Helena merinding dibuatnya. Dengan lirih Keynand berbisik tepat ditelinga Helena.

"Kesalahan lo nambah lagi Lena, dan ya lo harus tanggung jawab karena udah bikin gue tidur seharian kemarin malam "

Tanpa sadar Helena meneguk ludahnya dengan susah payah, aura Keynand benar benar. Tak jauh berbeda dengan aura Galen. Mereka berdua sama sama memiliki aura yang membuat semua orang tunduk dan juga takut. Tapi entah mengapa aura Keynand jauh lebih kelam.

"Pantesan gue ngerasa lo familiar Hel, ternyata lo sekolah disini toh."

Suara Niel yang khas langsung mengalihkan perhatian keduanya, Keynand sendiripun sudah menjauhkan wajah tampannya dari wajah Helena. Tanpa sadar hal itu membuat Helena bernafas lega.

"Hoo, dan lagi sejak kapan kalian jadian?" Sambung Yohan yang diangguki satu meja.

Helena yang mendengar pertanyaan itu otomotis melotot tajam "siapa yang jadian, gue gak jadian ya sama dia!! Enak aja!!" Helena langsung membantah dengan sewot, ia menujuk Keynand dengan tatapan sinis.

"Gue juga gak percaya Keynand punya cewek...." Asthon menunduk lesu, padahal ia sudah sangat senang ketika tau Keynand jadian dengan Helena.

"Hooh, Keynand kan gak doyan cewek." Sambung Yohan turut sedih, ia memikirkan lagi apakah temannya itu benar benar sudah menyimpang. Selama 9 tahun berteman dengan Keynand, tak pernah sekalipun dirinya melihat Keynand dekat dengan cewek apapun jenisnya. Entah itu yang benar benar cewek atau yang berpura-pura menjadi cewek.

Keynand yang mendengar percakapan teman temannya mendengus kesal, ia melancarkan tatapan tajamnya kearah mereka bertiga membuat Niel, Yohan dan Asthon langsung terdiam dan kicep dibuatnya.

"Dia cewek gue mulai sekarang!"

***
Heheheh, aku lagi mood jadi aku update cepet. Aku sebenernya gak niat bikin part kaya gini, tapi gak tau kenapa alurnya malah jdi begini hohoh. Tapi tenang aja ini gak keluar dari kerangka yang aku bikin ko heheh.

Semoga kalian suka sama part kali ini😅

Helena TransmigrationWhere stories live. Discover now