Kakak?

142K 21.5K 635
                                    

***

Plakk!!!

"LO!! Bisa gak si , sehari aja lo gak bikin masalah?!!"

Helena meringis ketika tamparan tiba tiba itu hinggap dipipinya. Huh!! Helena benar benar tidak menduga akan ditampar, ia bisa merasakan sudut bihirnya berdarah. Ia mengusap pelan sudut bibirnya dan menatap tajam kearah cowok yang kini berada didepannya dengan nafas yang naik turun karena amarah.

"LO SIAPA BANGSAT ?!!! Dateng dateng nampar orang sembarang. LO PIKIR LO SIAPA HAH?!!"

Semua mendadak hening, Gibran orang yang tadi menampar Helena bahkan terdiam dengan posisi tangan yang masih ada diatas seusai melayangkan tamparan keras dipipinya.

"Gak usah drama deh lo, gak guna tau."

Helena mendengus, kini tatapan tajamnya terarah pada cowok yang tadi berbicara "diem deh lo, gak usah sok kenal!" Sentaknya membuat Helvan langsung bungkam tidak mengeluarkan suara.

Septi yang sedari tadi diam karena kaget bergerak menghampiri Helena dan berdiri disampingnya.

"Hell lo bener gak kenal sama mereka?"

Helena mendengus "emang penting sampe gue harus kenal sama mereka?"

Septi terdiam "ya gak si, tapi mereka kan kakak lo Hel."

Helena tak terkejut, karena ia jelas tau siapa mereka. Saat dikantin tadi semua ingatan pemilik tubuh terekam dengan jelas, tidak seperti sebelumnya yang hanya sepotong sepotong.

"Gue gak punya kakak....

Helena menjeda ucapannya sejenak,

"Kakak gue udah mati." Lanjutnya dengan raut wajah datar tanpa ekspresi.

Helvan dan Gibran tertegun. Ada sesuatu yang seolah meremas dada mereka, rasanya sesak dan tidak nyaman.

"Jangan main main Helen!!" Ucap Gibran mengeram, tangannya yang tadi berada diatas telah turun dan mengepal seperti menahan sesuatu. Ia tak tau apa yang kini ia rasakan, ia marah entah karena Helena yang menyakiti Gwenn atau karena kata kata Helena sebelumnya. Gibran tidak tau dan tidak mengerti, sungguh. Tapi rasanya perasaan itu begitu sesak seolah ada ribuan ton batu yang menghimpit rongga dadanya.

Helena tak menjawab, ia hanya terkekeh sinis sambil merutuki bibirnya yang pasti pecah sekarang. Tidak terlalu sakit tapi cukup perih, tak apa itu tak seberapa bagi Helena.

"Lo!! Gue gak nyangka selain bodoh ternyata hati lo lebih buruk dari iblis. Kalo sampe adek gue kenapa kenapa, gue gak segan segan bunuh lo sekarang juga!!" Ancam Helvan matanya menatap tajam serta penuh kebencian kearah Helena.

Dalam hati Helena terkekeh pedih, apa ini yang selama ini Helen rasakan. Hey Helen juga adik mereka, bahkan Helen ini kembaran Helvan. Tapi lihatlah sekarang mereka begitu murka hanya karena Gwenn terjungkal keselokan. Tapi saat mereka melihat Helen tergelinding dan berdarah darah mereka hanya acuh dan tidak peduli.

Sial!! Mengingat itu rasa rasanya Helena begitu ingin menghancurkan mereka hingga hancur berkeping keping. Lihat saja mereka pasti akan mendapatkan akibatnya. Ia pastikan mereka akan menyesal dan bertekuk lutut dikakinya hanya untuk meminta maaf.

Meski dia bukan Helen yang asli, tapi tetap saja mendapat perilaku begitu hina seperti ini begitu menyakitkan. Helen yang asli pasti akan lebih merasa kesakitan, dicaci bahkan dituduh dan diancam dibunuh oleh orang yang kita angkap keluarga sendiri itu bahkan jauh lebih menyakitkan dari kematian.

Helena melirik singkat kearah Gwenn yang kini tengah menyeringai penuh kemenangan.

Heh, apa dia merasa menang?

Helena TransmigrationWhere stories live. Discover now