Sebuah Rahasia

99.6K 15.8K 1.4K
                                    

Gak tau mau kasih judul apaಥ‿ಥ

#merasabingung😂

***

"Gimana, udah kelacak belum?"

Alexan menggeleng dengan lesu, sudah berhari-hari ini ia berkutat di depan komputer hanya untuk melacak keberadaan Axell yang entah kini berada dimana. Entah masih hidup atau justru telah tiada. Tapi ia tidak menghasilkan apapun membuat Alexan merasa kemampuannya benar benar tidak berguna.

Sekarang ini mereka berempat sedang berada di kontrakan Helena untuk bersama-sama melacak keberadaan Axell yang belum juga berhasil ditemukan. Tidak ada Allan disin karena adik Helena itu sedang bersama dengan kedua temannya Galuh dan Farhan menginap di markas.

Axell bagaikan ditelan bumi, bahkan segala alat pelacak yang dimiliki pria itu semuanya tidak bisa terlacak. Mereka juga tidak berhasil melacak keberadaan Azellion, entah dimana manusia licik yang satu itu bersembunyi sekarang.

"Ini gak akan berhasil."Galen berujar tiba tiba membuat Helena dan yang lainnya menoleh secara serentak.

Diam diam mereka bertiga membenarkan perkataan Galen dalam hati. Mereka tentu tau bagaimana liciknya Azellion, tidak mungkin cowok itu membuat keberadaan Axell mudah ditemukan.

"Kita bahkan gak tau Axell masih idup atau enggak."gumam Derrel mengacak ngacak rambutnya prustasi, menyenderkan kepalanya disofa usang milik Helena.

Helena menghela nafasnya dengan kasar, ia bangkit dari duduknya membuat teman temannya secara serentak menatap kearahnya.

"Mau kemana Len?"

Helena menggeleng "keluar bentar, sumpek."

"Nih pake jaket gue, ganti celana dulu sono" ujar Galen melemparkan jaket miliknya yang langsung ditangkap oleh Helena.

Helena melirik kearah celana yang dipakainya, sebuah celana pendek selutut berwarna hitam. Merasa tidak perlu Helena menggeleng "males ahh, gini aja."kata Helena membuat Galen mendengus. Tapi Galen mengangguk saja karena percuma jika Galen memaksa, gadis itu sangat keras kepala.

"Gue keluar dulu."

"Jangan jauh jauh, udah malem."

Helena mengangguk lalu  meninggalkan para sahabatnya keluar kotrakan hanya untuk sekedar berjalan kaki menyusuri jalanan yang nampak ramai, ini jam delapan malam  suasana masih sangat ramai karena kontrakan Helena memang dekat dengan jalanan.

Helena hanya berjalan tanpa arah beralaskan sendal jepit yang sudah tidak jelas rupanya, ia juga hanya mengenakan kaus hitam berlengan pendek yang dilapisi dengan jaket milik Galen serta celana pendek selutut yang tidak ia ganti, rambutnya pun hanya ia cepol dengan sembarangan.

"Ekhemmm."

Helena menoleh ia tersentak kaget melihat siapa yang sudah berdiri dibelakangnya.

"Lo ngapain disini malem malem? kaya cabe cabean aja"tanya Helena heran melihat Keynand yang sudah ada dibelakangnya. Kepalanya melongok kebelakang mencari seseorang yang bersama Keynand, tapi nihil laki-laki itu sepertinya hanya sendirian

"Ngikutin lo."jawab Keynand dengan santai.

Helena semakin kebingungan  mendengar jawaban Keynand, gadis itu berdecak dan kembali melanjutkan langkahnya yang tadi sempat tertunda.

"Ngapain ngikutin gue? Lo kurang kerjaan ya? Kalo kurang noh cuciin rumah gue biar mengkilat."

Keynand menggeleng "gue punya kerjaan kok."katanya, Helena kembali berbalik mengangkat dagunya bertanya.

Helena TransmigrationWhere stories live. Discover now