Rooftop

81.1K 12.1K 707
                                    

Maaf ya gessss Hehehehe baru bisa update (灬º‿º灬)♡

Cerita ini menuju ending hihi gak nyangka banget baru kali ini aku nulis smpe hampir mau selesai🥺

Terimakasih buat kalian yang selalu dukung cerita HT terharu banget deh 🤗🥺

By the way guys untuk Po Helena insyaallah akan dimulai tanggal November ya guys, untuk selengkapnya nanti aku infoin lagi xixixi

***

Melewatkan mata pelajaran Matematika adalah hal paling menyenangkan bagi Helena, apalagi disaat otaknya sedang tidak bersahabat dan memerlukan sebuah ketenangan. Seperti sekarang ini Helena dengan sengaja pergi dari kelas hanya untuk menghindari satu pelajaran itu. Meskipun sedari tadi ponselnya terus berdering menampilkan nama Vano di layarnya.

Sudah lebih dari 15 panggilan tidak terjawab masuk kedalam ponsel-nya ah ralat sengaja tidak dijawab oleh Helena dan semua itu adalah panggilan dari Vano. Tanpa mengangkatnya pun Helena tau bahwa Vano pasti akan memaksanya untuk masuk kelas. Cowok itu terlalu rajin dan lebih ke kurang kerjaan sebenarnya.

Jika Helena perhatikan lagi semakin kesini Vano semakin kurang kerjaan, ya contohnya itu menghubungi Helena terus menerus jika ia tidak berada dikelas. Sekedar untuk memaksanya agar tidak bolos lagi untuk kesekian kali nya, namun sayangnya Vano tidak berhasil karena Helena mengabaikan semua itu dan tetap pada pendiriannya.

Helena berdecak itu sedikit mengganggu sebenarnya tapi Helena tidak marah karena Helena tau Vano berniat baik padanya. Ia cukup bersyukur paling tidak Vano tidak terkontaminasi otak teman-temannya yang sengklek semua.

Helena melirik singkat kearah ponselnya yang tidak lagi berdering, gadis itu menghela nafasnya lega. Jika tidak salah menebak Vano pasti sudah menyerah atau kalau tidak pasti sudah ada guru yang masuk kedalam kelasnya.

Suasana jauh lebih tenang sekarang Helena terbaring diatas lantai dengan seragam putih yang ditanggalkan-nya menyisakan lapisan kaos berwarna hitam yang selalu Helena kenakan. Matanya tertutup rapat menikmati setiap hembusan angin yang menerpa wajahnya.

Saat ini Helena berada di rooftop sekolah, sejak dulu rooftop memang selalu menjadi tempat paling nyaman urutan ketiga untuk membolos  setelah UKS dan kantin. Selain tempatnya yang tersembunyi tempat ini pun sepi dan suasananya pun terasa menenangkan.

"Bolos lagi?"

Helena  menoleh membuka matanya seketika, gadis itu tersentak dengan mata melotot lebar ketika mendapati Keynand yang sudah terbaring disebelahnya. Jarak keduanya sangat minim bahkan dari jarak sedekat ini Helena bisa melihat  mata hitam Keynand yang sangat indah, tatapan tajam Keynand tidak berubah sama sekali masih terlihat kosong dan penuh misteri. Helena berdecak merutuki dirinya sendiri yang terpesona dalam sepersekian detik. Mata Keynand benar benar berbahaya, seperti ada sesuatu yang membuatnya tertarik untuk menatap mata itu terus menerus.

"Lo manusia bukan si?"tanya Helena memalingkan wajahnya yang tiba tiba terasa panas.

Keynand mengernyit "emang kenapa?"tanya Keynand posisinya tetap sama terbaring dengan kepalanya yang menoleh kearah Helena disebelahnya.

Helena mendengus "lo dateng tiba-tiba mana gak kerasa lagi."balas Helena mendengus kesal.

Helena merasa kemampuannya yang bisa merasakan kehadiran seseorang seolah hilang ketika dekat dengan Keynand. Cowok itu seperti bukan manusia, aura keberadaannya benar benar tidak terasa.

"Masa si?"tanya Keynand tak percaya, Keynand agaknya tidak menyadari bahwa kelakuan dirinya sudah seperti setan yang kadang muncul tiba-tiba.

"Dasar gak sadar diri."cibir Helena dengan ketus yang hanya ditanggapi senyum tipis dari lelaki disebelahnya.

Helena TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang