Ruang Bk

124K 20.4K 2.4K
                                    

🕷️🕷️🕷️

Seperti dugaan Septi kemarin, keesokan harinya Helena dipanggil keruang bk bersama dengan Septi dan Keynand. Hanya mereka bertiga karena yang lainnya tidak masuk dalam kejadian.

Mereka terlihat biasa saja, tentu saja karena ini bukan pertama kalinya mereka masuk kedalam ruang yang kata orang horor dan paling dihindari. Septi yang dulu sering membuli, Keynand yang sering berantem, dan Helena yang sering ikut tauran tentu bukan hal besar untuk masuk keruang bk.

"Lo kok kayanya biasa biasa aja si Hel?" Tanya Septi sedikit aneh. Padahal Helena itu terancam dikeluarkan tapi dia sangat santai.

"Gue udah biasa kali, "katanya santai tapi Septi malah semakin aneh karena setaunya Helena tidak pernah masuk keruang bk. Bahkan hanya untuk melaporkan sesuatu Helena tidak pernah masuk keruang itu.

"Masa si, perasaan dulu lo gak pernah masuk ke bk deh," kata Septi tak yakin.

Helena mengedikan bahunya "tar juga lo tau."

Ketiganya masuk kedalam ruang yang terletak tepat disisi kantor, ketika mereka masuk didalam sudah ada Helvan, Gibran, Gwen dan sepasang suami istri. Jangan lupa dengan bu Fera yang sudah memasang raut wajah horornya.

"Akhirnya kalian datang juga,"

Ketiganya pun dipersilahkan duduk disofa berhadapan langsung dengan keluarga bahagia, begitulah Helena menyebutkan.

"Eh ada keluarga cemara," ujar Helena terkekeh pelan.

Sepasang suami istri itu menatapnya tajam sebut saja mereka bapak Andreas dan ibu Dania. Orang tua Gibran, Helvan dan juga Helena. Tapi Helena tidak terhitung karena tidak diakui.

"Baik bu sebelumnya saya minta maaf karena menggangu waktu ibu dan bapak. Tapi seperti yang bapak liat anak bapak dan ibu melakukan pelanggaran disekolah."

Helena memutar bola matanya malas "ralat bu saya bukan anak mereka," katanya cepat.

Andrean dan Dania sedikit tersentak wajah mereka berubah dalam seperkian detik  tapi kemudian keduanya menormalkan kembali ekspresinya.

Bu Fera menghela nafasnya "apa benar kamu yang melakukan ini pada mereka Helen?" Tanya bu Fera matanya menghunus galak pada Helena yang masih santai memainkan pas bunga.

"Meski saya bilang nggak pun kalian gak akan percaya," katanya santai.

"Kamu gak seharunya ngelakuin ini sama mereka Helena!!! Mereka saudara kamu !!!" Sentak Dania sedikit berteriak ia menatap tajam kearah Helena.

Helena langsung mengalihkan tatapannya, matanya yang coklat beradu pandang dengan mata Dania yang berwarna sama.

"Mereka, bukan, saudara, saya," balas Helena penuh penekanan.

Degg

Dania mencolos, ia terpaku dengan mata Helena. Mata yang dulu selalu menatapnya lembut kini menatapnya penuh kebencian. Ada rasa janggal yang tumbuh dihatinya, tapi Dania tidak menyadari itu.

Andreas mengeram ia bangkit dari posisinya, tidak terima karena istrinya yang seperti tidak bisa berkata kata "mengapa kamu tumbuh menjadi jahat seperti ini Helena?!!"

Helena mengangkat sebelah alisnya lalu ia tertawa kencang "maaf om, emangnya om tau tentang kehidupan saya? Gak usah sok tau dengan mengatai saya jahat, karena om bukan siapa siapa saya."

Andreas tercekat, panggilan Helena berubah padanya seolah ia adalah orang asing dikehidupannya. Raut wajah Andreas memerah perasaannya campur aduk, antara marah dan juga sakit hati yang Andreas sendiri tidak tau darimana asalnya.

Helena TransmigrationWhere stories live. Discover now