Gibran

100K 17.6K 1.6K
                                    

ANYEONG HASEOOO URIGA

Selamat pagi, siang sore malam buat kalian yang enggak ada yang ngucapin kaya aku🥺

***

"Hai...."

Obrolan Helena dan yang lainnya terhenti ketika salah satu spesies manusia tiba-tiba singgah di tempat duduk mereka yang berada dipojok kantin.

Galen, Derrel, Lexan serta Allan mengernyit heran serta langsung memasang raut wajah tak suka menatap memindai kearah cowok itu.

"Siapa dia? Lo kenal?"tanya Lexan keheranan, menoleh kearah Helena dengan tatapan bertanya.

"Entah."jawab Helena mengedikkan bahunya tidak peduli. Matanya tetap fokus menatap ponsel tidak peduli dengan sosok Gibran yang kini sudah memandang sendu kearahnya.

Tapi Gibran menggeleng berusaha tersenyum dan mulai melakukan usahanya.

"Mau pesen makanan? Gue pesenin mau?"ucap Gibran penuh harap melihat Helena yang sama sekali belum memesan makanan, ia rela jika pun Helena menyuruhnya melakukan apapun asalkan ia bisa berbicara dengan adiknya itu.

"Ahh kebetulan."

Gibran mengalihkan atensinya kearah Derrel yang tiba tiba berbicara, perepatan Siku siku tercetak didahi Gibran karena bukan Helena yang menjawabnya melainkan salah satu orang yang telah membuat kerusuhan disekolahnya hari ini.

"Pesenin gue ini dong bakso dua sama es teh nya dua."ucap Derrel.

Gibran mengerjap "tapi...."

"Nah iya gue juga dong nasi goreng nya ya, teruss sama seblaknya juga minumnya jus alpukat." Sambung Lexan ikut ikutan.

Gibran semakin mengerjap ia menatap Helena dan teman teman Helena secara bergantian.

"Helena,"panggil Gibran lirih

Helena menoleh malas ia mengangkat sebelah alisnya, "kenapa? Bukannya lo bilang mau pesenin?"katanya tak acuh

Gibran menghela nafasnya panjang sekali, sebelum akhirnya Gibran bangkit dengan senyumnya "ok gue pesenin."katanya berseru.

Gibran bangkit ia pun berakhir dengan memesankan semua makanan para penghuni meja. Mulai dari Galen dkk, Keynand dkk, Septi dan bahkan Vano sekalipun.

"Berguna juga tuh orang."gumam Helena menatap kearah Gibran dengan pandangan sedikit kesal.

Lexan terkekeh, "Dia siapa si? Nurut banget kayanya sama lo?"tanya Lexan  sekali lagi.

"Kakaknya pemilik tubuh gue."

Lexan mengangguk mengerti. Tak lama kemudian Gibran sudah kembali datang dibantu ibu kantin membawakan pesanan teman teman Helena yang memenuhi meja. Wajahnya terlihat bersemangat dan mulai menyusun makanan itu diatas meja satu persatu.

"Ngapain lo duduk disitu?"tanya Allan tiba tiba dengan tidak suka sesaat sebelum Gibran hendak mendudukan dirinya disamping Helena.

"Gak usah duduk deket kakak gue!"sambung Allan benar benar tidak suka. Allan adalah adik Helena yang posesif. Ketika ia tau bahwa cowok dihadapannya ini adalah kakak dari pemilik tubuh yang kakaknya tempati, jelas saja Allan tidak suka. Ia tidak mau suatu hari nanti cowok ini merebut posisinya.

Gibran mengerjap "tapi gue kakaknya."jawab Gibran lirih yang ternyata masih bisa didengar oleh Helena.

"Sejak kapan lo jadi kakak gue?"

Gibran mendongkak matanya menatap nanar tepat dikedua bola mata Helena. "Gue kakak lo Helena."katanya lirih dengan nada sendu yang sangat kentara

Helena terkekeh dengan sinis"kakak? Yakin lo kakak gue? Bukannya lo yang bilang kalo lo najis punya adik kaya gue?"

Helena TransmigrationWhere stories live. Discover now