71

52.9K 8.1K 0
                                    


***

Helena menelungkupkan kepalanya diatas meja dengan wajah lesunya, perasaan kesal yang ia rasakan kemarin masih saja menghantuinya. Helena bahkan berulang kali menendang meja secara asal, hingga membuat ornag yang duduk didepannya terantuk meja berulang kali. Orang itu sebenarnya ingin marah, tapi ketika melihat wajah Helena yang seperti akan memakan orang lain hidup hidup membuat orang itu harus mengurungkan niatnya dan hanya bisa bersabar saja.

Suasana hati Helena sedang sangat tidak baik hari ini, apalagi Vano yang duduk disebelahnya pun tidak terlihat karena harus mengujungi ruang guru.

Bel istirahat akhirnya berbunyi, tapi tidak seperti biasanya Helena justru terlihat malas dan malah semakin menutup matanya. Malahan yang paling semangat adalah orang yang duduk didepannya, orang itu terlihat sangat bahagia karena akhirnya bisa terlepas dari kekesalan Helena.

"Ehm Helena."

Helena membuka matanya raut wajahnya datar menatap kearah seorang gadis yang berdiri didepannya, ia tidak tau siapa gadis itu yang ia tau bahwa gadis ini adalah salah satu teman sekelasnya.

"Apa?"tanya Helena dengan raut wajah juteknya.

Gadis yang tadi memanggil Helena tiba tiba gelagapan, sejak hari dimana Helena memberikan pelajaran pada Helvan dikantin sejak hari itu pula tidak ada lagi yang berani menganggunya bahkan hanya untuk sekedar berbicara pun mereka enggan karena ketakutan.

"Ehm anu ada yang cariin lo di-"

Brughh

Gadis yang memanggil Helena itu tersentak kaget ketika Helena tiba-tiba saja bangkit dari tempat duduknya, tidak hanya gadis itu akan tetapi beberapa orang yang masih berada di dalam kelas pun ikut melongo dengan gerakan cepat Helena yang langsung berjalan keluar, meninggalkan begitu saja gadis yang bahkan belum menyelesaikan ucapannya.

"Len..."

Helena menoleh, gadis itu mengerjap melihat teman-temannya berada didepan kelasnya.

"Ah kalian yang nyariin gue?"

"Yaiyalah, kita kesini mau ngejemput lo. Vano bilang lo lagi tidur dikelas, makanya kita kesini buat ngejemput lo." Terang Septi panjang lebar.

"Ah begitu."

Derrel, Lexan dan Allan saling pandang merasa heran dengan tingkah Helena yang sedikit aneh.

"Lo kenapa si? Tumben banget gak kekantin." Tanya Derrel mwakili semua pertanyaan yang ada dibenak teman-temannya.

"Gak papa, gue gak laper." Jawab Helena sepenuhnya berbohong. Kenyataannya perutnya bahkan sudah berbunyi sejak tadi.

Mata Helena berkeliling sekali lagi mencari seseorang yang sudah membuatnya kesal sejak kemarin.

"Kalian berenem doang?"tanya Helena sedikit bercicit.

Lexan mengernyit "emang harusnya berapa? Biasanya juga segini. Kan nih dua kacung lo yang ngintilin jadinya nambah deh personil kita." Ujar Lexan menunjuk kearah Vano yang masih diam seperti biasanya dan Septi yang sudah melotot tak terima.

Gadis itu bahkan langsung menghempaskan lengan Lexan yang menunjuk tepat didepan wajah cantiknya.

"Kacung mata lo!" Sentak Septi dengan berani.

Lexan terhenyak dengan keberanian Septi yang tidak terduga, cowok itu bahkan ternganga kagum dan bertepuk tangan saking tak menyangkanya.

"Anjirr berani juga lo ya."

Septi mendengus menatap Lexan dengan sinis tidak terima disebut sebagai kacung Helena, gadis itu memalingkan wajahnya mengabaikan Lexan dan memilih menggandeng lengan Helena serta Vano dan membawanya pergi.

Helena TransmigrationOn viuen les histories. Descobreix ara