Helena dan Dark Spider

121K 18.6K 707
                                    

🕷️🕷️🕷️

Helena berjalan diterotoan seorang diri, wajahnya terlihat prustasi, kakinya tak tinggal diam menendang nendang udara kosong secara asal.

Fakta yang baru saja ia dengar benar benar membuatnya berpikir keras, kenyataan tentang Helen yang bukan anak kandung dari Andreas dan Dania saja sudah cukup mencengangkan dan sekarang ia justru mendapat fakta yang benar benar membaggongkan.

Helen  yang ternyata adalah anak kandung dari musuh bebuyutannya keluarga Mahendra dan lebih parahnya lagi ayah kandung Helen adalah seseorang yang telah membunuh putri kandung keluarga Mahendra.

Tak heran si mengapa keluarga Mahendra  begitu membenci Helen. Tapi ada beberapa pertanyaan dalam benak Helena sekarang, dimana ayah kandung Helen sekarang? Dan mengapa saat hari dimana Zehan memberitahu keluarga Mahendra bahwa Helen adalah anaknya, Zehan tidak langsung mengambil Helen dari keluarga itu? Ah iya Helen memang sedang berada di Bogor saat itu, dirumah kakeknya yang merupakan seorang polisi senior. Bisa saja Zehan takut jika semua kejahatannya bisa terungkap, kejahatan Zehan yang telah menukar bayinya dengan bayi keluarga Mahendra?

"Gue kayanya harus cari tuh orang deh, bibi Utari juga gak ngasih tau gue siapa sebenarnya si Zehan Zehan ini lagi,"  gumam Helena. Ia sudah tidak tahan ingin cepat cepat mengakhiri semua ini. Tapi sekarang ia malah mendapat fakta baru. Belum lagi ia belum berhasil mengetahui siapa sebenarnya orang yang telah membunuh Helen dengan mencekokinya dengan obat penenang.

Helena menghela nafasnya lelah, ia tidak menyangka jarak kontrakannya sangat jauh. Ia sudah berjalan selama setengah jam, tapi tidak juga sampai. Jika kalian bertanya dimana motor Helena, motornya itu sengaja ia tinggalkan disekolah bodoh memang. Badannya terasa amat lengket apalagi sekarang Helena masih memakai seragam sekolahnya.

Brughh

Traanggg

Srettt

Akhhhhhhh......

Helena mengernyit mendengar suara pukulan dan benda tajam yang berdenting ditelinga-Nya. Ia menajamkan pendengarannya matanya bergerilya mencari letak suara itu.

Saat Helena menoleh kearah jam dua, ia mendapati sekumpulan orang yang tengah baku hantam. Matanya berbinar, ia sudah lama tidak ikut tauran. Sedikit berlari ia menghampiri segerombolan itu. Saat jaraknya Sudah dekat, matanya membola saat tahu bahwa itu adalah Galen, Derrel, Axell, dan satu lagi Lexan, mereka dikeroyok dan saat Helena menoleh kearah kiri ternyata itu adalah Fire Blood, musuh yang sering sekali mencari masalah dengan Dark Spider. Fire Blood yang diketuai Eren, jika ingat Eren adalah manusia yang sering sekali menantang Galen untuk balap yang selalu berakhir dengan kekalahannya sendiri.

Helena berdecak, menurutnya Eren adalah orang bodoh yang tidak bisa mengetahui kemampuannya sendiri. Dan sekarnag orang itu malah membawa satu Rt hanya untuk melawan Galen dan yang lainnya.

"Ckk dasar Eren, Eren, gue curiga kalo sebenarnya dia itu laki setengah jadi." Gumam Helena melihat rombongan Eren yang jumlahnya tiga kali lipat dari lawannya. Sangat tidak seimbang.

"WOY BOTAKK!!" Seru Helena kencang, menghentikan acara baku hantam dan secara otomatis semua orang menoleh kearahnya.

Eren yang memang kepalanya botak pun menatap Helena dengan tajam.

"Lo mau mati!!"

Helena menggeleng, "gue gak mau mati, gue maunya duit," jawab Helena dengan santai.

Ekspresi wajah Eren mengeras , rahangnya mengetat, kepalanya yang mulus memantulkan cahaya matahari yang menyilaukan.

"Gak usah ikut campur!! Mending lo cabut sono dari pada kena bacok nangis" bukan Eren yang menjawab, kali ini adalah seorang cowok berkulit sawo matang berwajah manis ada sebuah gir yang diikat dengan ikat pinggang dilengan kirinya.

"Gue gak suka ikut campur, gue sukanya lo gimana dong," Helena berkata asal, matanya berkeling dengan genit. Wajah cowok manis itu memerah padam, entah Helena sadar atau tidak bahwa kata katanya sangat berpengaruh pada cowok itu.

Helena berjalan mendekati Eren yang wajahnya masih memerah marah "lo gak malu sama yang dibawah?" Tanya Helena menunjuk area selangkangan Eren dengan santai.

"Maen kok keroyokan, by One kalo berani," tantang Helena dengan gaya tengilnya tak lupa mengibaskan rambutnya dengan sok cantik.

Eren menggeram, ia secara tiba tiba melayangkan tinjunya kearah wajah Helena. Tapi sayangnya tinjunya itu meleset karena Helena sudah lebih dulu menghindar. Eren lagi-lagi menyerang, bukan hanya tinju yang ia layangkan, kali ini tendangan brutal pun tak henti henti ia layangkan.

Helena terus menghindar, sampai ketika Eren hendak melayangkan bogeman mentah pada wajah Helena, Helena dengan cepat menangkapnya dan memutarnya kebelakang hingga terdengar bunyi retakan tulang yang sangat Helena senangi.

Eren meringis, tapi Helena tidak berhenti dan malah semakin menarik lengan Eren hingga kebelakang.

"Sakit?"

Eren tak menjawab masih sibuk dengan rasa sakitnya. Helena memanyunkan bibirnya ia mendorong Eren hingga tersungkur kedepan. Teman teman Eren mengeram melihat ketua mereka yang kesakitan, mereka secara serempak mendekat bersiap siap untuk mengeroyok Helena.

Helena mendengus,  ia pun bersiap siap untuk melawan meski ia juga tak yakin bisa menang. Sekuat apapun seseorang kemungkinan kalah tetap ada jika dikeroyok dalam jumlah besar.

Galen dan yang lainnya pun kini ikut bergabung setelah sedari tadi mereka hanya menyaksikan. Menangkis dan memelintir dan membanting menghindar dari benda benda tajam yang bersiap melukai diri mereka.

Brughhhh.

Sretttt

Krekk

Brughhh

Helena membanting salah satu orang yang memeggang katana dengan sangat keras, ia merebut katana itu dan berhasil melukai perut cowok itu hingga berdarah darah. Helena yakin luka itu cukup dalam meski tidak mengenai bagian vital nya. Paling tidak cowok itu akan mendekam paling cepat satu minggu dirumah sakit meski tidak akan mati.

Selama beberapa menit Helena, Galen dan yang lainnya telah melumpuhkan setengah dari musuh. Tapi luka yang mereka dapatkan pun tidak bisa dibilang kecil jumlah mereka yang berbanding jauh apalagi lawan mereka yang membawa senjata menyulitkan mereka yang hanya bertarung dengan lengan kosong.

Wiuwwwwe wiuuwwwww

Pertarungan tiba tiba terhenti ketika terdengar suara sirine polisi yang diikuti oleh datangnya beberapa mobil kepolisian.

Gerombolan orang yang sedang tauran itu melotot sebelum kemudian ketika melihat mobil mobil polisi yang mulai mendekat mereka semua Berlari kocar-kacir menghindari kejaran polisi yang mulai turun dari mobil.

Helena, Galen dan yang lainnya pun tak kalah panik. Mereka berlarian kearah motor mereka masing masing yang terparkir cukup jauh dari tempat mereka sebelumnya.

"Siall!!" Helena mengumpat pelan, berlari dengan kencang berkelit menghindari polisi yang tadi sempat memegang tangannya. Untung saja Helena berhasil melepaskan diri, jika tidak ia mungkin akan berurusan dengan polisi. Bukan takut, hanya saja ia tidak mau jika nantinya urusan itu menjadi panjang dan ribet.

"Naik."

Helena menoleh, ia mengerjap ketika melihat Galen yang sudah berada diatas motor nya.

"Cepet naik!!"

Helena mengangguk tanpa disuruh lagi ia naik ke atas boncengan Galen. Galen pun menjalankan motornya dengan kecepatan kencang menghindari beberapa mobil polisi yang mengikuti.

Berliuk-liuk disepanjang jalan mengabaikan klakson dan sumpah serapah yang terarah pada mereka.

Sampai ketika sudah berjarak cukup jauh dari para polisi, Motor Galen dan yang lainnya berbelok tanpa memelankan laju motor mereka menimbulkan suara berdecit yang memekakan telinga dan mereka pun berhasil lolos dari kejaran polisi.

🕷️🕷️🕷️

Helena TransmigrationWhere stories live. Discover now