Enam ; flashback

4.2K 490 11
                                    

“Kamu urus anak kamu yang penyakitan itu, Haidan ikut aku!!”

“Mas, aku mohon jangan pisahin mereka. Biarin mereka ikut sama aku, Mas?!”

Rika mengusap air matanya yang masih mengalir, ia tidak pernah menyangka semua ini akan terjadi. Suami yang ia cintai ternyata sangat tega bermain belakang darinya. Bahkan, hubungan mereka berlangsung jauh sebelum mereka berdua meresmikan hubungan sebagai suami istri.

“Ayah, Haidan mau sama Abang. Haidan gak mau pisah sama Abang!”

Haidan menangis histeris ketika tubuhnya ditarik paksa oleh sang Ayah.

“Ibu..” panggil Haidan kecil menangis.

“Haidan mau sama Ibu, Yah. Haidan gak mau ikut Ayah—

“Adek, jangan pergi!!”

“Abang..!!”

Haidan masih tak berhenti menangis ketika sang Ayah menarik paksa tubuhnya untuk masuk kedalam mobil.

“Ayah, Haidan gak mau pisah sama Abang. Haidan mau sama Abang, mau sama Ibu.”

“Ayah, kita mau kemana?”

Haidan masih saja meracau, memohon kepada sang Ayah agar menghentikan mobilnya yang sekarang sudah melaju dengan cepat, membelah jalanan malam, meninggalkan rumah mewah yang kini sudah jauh tak terlihat.

“Haidan dengerin Ayah, ya. Ibu gak bisa ngurusin kalian berdua, Haidan ikut sama Ayah, ya. Kapan-kapan kita bisa ketemu Abang, kok. Oke?”

“Gak mau. Haidan mau sama Ibu sama Abang!” Haidan kecil semakin menangis dengan kencang disamping sang Ayah.

Sementara itu di dalam rumah sana, Hanan juga sama dengan Haidan, ia menangis. Tubuhnya masih memeluk sang Ibu dengan erat. Ia tidak tahu apa yang terjadi. Seingatnya, ia dan Haidan sedang bermain bersama, sebelum akhirnya terdengar teriakan dari sang Ayah yang terlihat sangat marah. Ayah bahkan membentak Ibu yang sudah terduduk sembari menangis. Entah apa yang mereka ributkan, tapi tiba-tiba saja sang Ayah datang membawa koper besar berisi baju-bajunya dan juga baju Haidan.

Hanan menangis, ia tidak bisa berpisah dengan adik kembarnya. “Ibu, kenapa Ayah bawa adek pergi?”

“Gak sayang, nanti adek pulang, kok. Mungkin Ayah pengin ajak Haidan jalan-jalan aja.”

“Ibu, adek pergi bawa semua baju-bajunya. Ibu, adek pergi kemana?”

“Sayang, nanti Ibu janji ya bawa adek pulang. Biar bisa kumpul lagi sama kita,”

Hanan yang masih tak mengerti semua ini hanya mengangguk mengiyakan.

Dari lahir, mereka memang berbeda. Mereka kembar, namun tak identik. Haidan lahir hanya tujuh menit setelah Hanan lahir. Bukan hanya berbeda dari segi fisik, namun mereka juga berbeda keadaan. Hanan terlahir dengan jantung yang lemah atau penyakit jantung bawaan, sedangkan Haidan sehat tidak kurang satupun.

Mereka berpisah saat kedua orangtua mereka memutuskan untuk bercerai, dan Ayah memutuskan untuk membawa Haidan, sedangkan Ibu bersama Hanan. Saat itu, Haidan masih terlalu kecil untuk mengerti semua ini. Ia tidak tahu ketika sang Ayah tiba-tiba pulang kerumah dan membawa seorang wanita cantik dan seorang anak lelaki yang terlihat seumuran dengannya.

Lost | Jeno Haechan✓Where stories live. Discover now