5. Sakit

5.4K 299 3
                                    

Vote+komen.

Happy Reading-!!!

...

"Orang menangis bukan karena mereka lemah. Tapi, mereka menangis karena telah berusaha kuat dalam waktu yang lama"

...

Sinar matahari menembus masuk melalui jendela, membuat gadis yang sedang tiduran diatas ranjang itu merasa terusik.

Ia mengerjap-erjapkan matanya perlahan, kemudian bersandar dipunggung ranjang sambil memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit.

"Akh, sakit banget." Bernessa merintih.

Setelah menelpon kakeknya kemarin, Bernessa langsung tidur tanpa makan ataupun tanpa mandi terlebih dahulu. Luka yang ada didahinya pun ia biarkan kering sendiri tanpa dibersihkan, membuat bantal gulingnya kotor akibat bercak darah yang menempel.

Ia hanya meminum obat yang diberikan dokter kemarin untuk mengurangi rasa pusingnya dan agar ia dapat tidur dengan tenang, karena obat itu mengandung senyawa antihistamine yang dapat menimbulkan rasa kantuk dan sulit berkonsentrasi.

Ia meraba-raba nakasnya, mengambil obat kemarin. Setelah menemukan, ia segera meminum dua butir sekaligus agar obat itu cepat habis dan ia akan segera sembuh.

Merasa sakit dikepalanya sudah tak separah tadi, Bernessa langsung bangkit dari ranjang menuju bathroom-nya untuk bersiap-siap berangkat sekolah.

Setelah siap dengan seragamnya, ia menyiapkan buku-buku yang diperlukan untuk hari ini dan memasukkannya kedalam totebag-nya karena tas ranselnya masih disekolah.

Bernessa berjalan turun kebawah, melirik kearah ruang makan sebentar dan melihat pemandangan yang membuatnya benar-benar sakit hati.

Ia melihat keluarganya tengah memakan sarapannya dengan bahagia tanpa kehadirannya. Demi apapun, Bernessa ingin gabung untuk sarapan bersama, tapi ia tak mau merusak kebahagiaan mereka semua. Jika ia ada diantara orang-orang itu, sudah dipastikan pasti tak ada sedikitpun senyum dari wajah mereka. Maka dari itu, ia memilih untuk tidak sarapan saja, walaupun dari kemarin ia tidak makan, ia masih bisa menahan laparnya.

Dengan cepat Bernessa melenggang pergi menuju kesekolah menggunakan ojek online. Jika kalian kira yang memberi Bernessa uang jajan adalah orang tuanya. Maka kalian salah.

Bernessa sama sekali tak pernah mendapatkan uang jajan, uang sekolah, uang buku, atau uang jalan lainnya dari orang tuanya. Yang selama ini selalu memberinya uang adalah kakeknya.

Mungkin karena itu ayahnya mengira ia seorang jalang yang mendapatkan uang dari lelaki hidung belang. Pasti ayahnya itu tak tau bahwa ia mendapat uang dari kakeknya sendiri.

Sekolah masih sepi, Bernessa langsung masuk kedalam kelas yang hanya ada dua orang didalamnya. Mungkin karena ini masih terlalu pagi, jadi orang yang datang baru sedikit.

Bernessa menelungkupkan kepalanya dilipatan tangan, memejamkan matanya, memilih untuk tiduran sebentar, sambil menunggu Yola dan Fares datang.

"NESSA!!"

Baru saja lima menit tiduran, teriakan keras itu membuat Bernessa yang setengah sadar terlonjak kaget.

Yola langsung berlari memeluk Bernessa kuat sampai Bernessa tak bisa bernapas. Ia menggeplak punggung Yola.

"Engap woiii!!"

Yola dan Fares saling tatap.

Cara bicara Bernessa memang masih sama tapi nadanya kini sangat rendah.

NAJESAWhere stories live. Discover now