10. Diusir

3.8K 264 12
                                    

VOTE+KOMENNYA CUKS

Happy Reading-!!!

...

"Menjadi egois tidak selalu buruk, jika terlalu sakit, pikirkan saja kebahagiaanmu"

...

"NESSA!!!"

"ANAK GAK TAU DIRIII!!!"

"TURUN KAMU JALANG!!!"

"GAK PUNYA TELINGA KAMU?!!"

"DASAR TULI!!!"

Suara teriakan Abriel mengusik ketenangan Bernessa yang tengah sibuk merapikan meja belajar. Ia menatap miris kearah pintu kamarnya yang masih tertutup rapat. Menghela napas berat, butuh kekuatan fisik dan mental untuk berhadapan dengan ayahnya karena sudah pasti ia akan dihina dan dilukai.

Dengan tergesa-gesa Bernessa berlari menuruni anakan tangga. Abriel yang melihat siluet Bernessa langsung bangkit dari sofa dan berjalan kearah gadis itu.

Plakk

Oh, sudah Bernessa duga sejak awal. Tamparan adalah kekerasan fisik yang paling sering Abriel berikan padanya.

Bernessa tersenyum miris kearah Abriel. "Kenapa ayah nampar?" tanyanya sangat pelan.

"DASAR JALANG! ANAK GAK TAU DIRI! BISANYA NYUSAHIN AJA!" teriak Abriel menggelegar keseluruh penjuru rumah.

"Baru saja Raka memberikan surat ini, surat pengeluaran siswa dari sekolah!" Abriel melempar kertas yang Bu Anum titipkan pada kakaknya Raka kedepan wajah Bernessa.

Bernessa menangkap surat itu kemudian membuka dan membacanya.

"Kamu bisanya bikin malu saya saja! Gak pernah bisa ngebanggain!" ujar Abriel marah. "Kamu segitunya butuh uang sampe ngejalang disekolah?" hina Abriel menatap remeh anak bungsunya.

"Maksud ayah apa?" tanya Bernessa tak mengerti.

"HALAH SOK POLOS!! Kamu ngelayanin nafsu temen kamu kan biar bisa dapet uang? Segitunya kah? Sampai ngelakuinnya pun disekolah?" tanya Abriel dengan wajah yang memerah.

"Apasih? Aku itu mau dilecehin ayah!" Bela Bernessa berusaha menjelaskan.

"Ngeles lagi kamu! Dari mana kamu dapat uang kalau bukan hasil ngejalang, hah?"

"Walaupun ayah gak pernah ngasi aku uang, tapi aku gak bakalan segitunya sampai jual diri aku sendiri buat dapetin uang!" jelas Bernessa mulai menangis.

"Cih! Terus kalau nggak jual diri kamu dapet uang dari mana selama ini, hah? Ngemis?" Abriel menatap Bernessa remeh.

"Ayah gak perlu tentang itu," sahut Bernessa.

"BERANI YA KAMU!!" bentak Abriel menampar pipi kiri Bernessa dengan keras. Gadis itu memejamkan kedua matanya berusaha menahan rasa perih yang menjalar dikedua pipinya.

"Bikin malu keluarga aja sampai dikeluarin dari sekolah!! Kamu gak cocok punya marga Gazelle!!" ucap Abriel menohok.

"Yaudah besok aku ganti nama!!" jawab Bernessa menantang.

"Ngejawab ya kamu!!" Abriel menjambak rambut Bernessa kuat hingga gadis itu merintih kesakitan.

Dugh.. Dugh.. Dugh..

Abriel dengan tak berperasaan membenturkan kepala Bernessa berulang kali keujung lemari kayu yang tajam. Darah segar mengalir di dahi dan pelipis gadis malang itu. Kini luka yang ia dapatkan lebih dalam dari biasanya.

NAJESAWhere stories live. Discover now