35. Basket

1.9K 167 41
                                    

Happy Reading-!!!

...

Raka berjalan cepat menuju kamar saudaranya dengan perasaan yang marah. Sepatu khusus basketnya yang bergesekan dengan lantai menimbulkan suara yang keras.

"Lo tau nggak sih ini udah jam berapa?!" marahnya setelah tiba dikamar Nata.

Nata dan Aldero yang berada didalam kamar itu tidak terkejut lagi dengan kedatangan Raka yang langsung marah-marah. Mereka sudah menduga, dan mereka juga yang sengaja melakukannya.

Hanya sekedar iseng, tidak lebih.

"Kenapa?" tanya Nata datar.

"Lo—"

Ucapan Raka tertahan ketika melihat yang dilakukan keduanya. "Lo pada dari tadi main hp?"

"Iya."

"Anjing. Lo tau nggak sih ini udah jam berapa? Kita itu harusnya udah berangkat dari lima belas menit yang lalu, tapi kalian malah masih nyantai? Nggak tau apa gue udah di teror dan tadi sama Pak Saka disuruh cepetan berangkat," oceh Raka.

"Hm? Gue kira lo belum siap," jawab Nata seadanya.

"Bangsat! Kalau aja Ayah nggak nyuruh gue buat ngajak lo bareng, nggak akan mau gue. Udah ditungguin, malah ngaret lagi," ujar Raka kesal.

"Siapa suruh mau diperintah gitu. Makanya, jadi orang jangan terlalu penasaran sama urusan orang lain, karma kan," ledek Nata.

"Jadi gimana nih, lo masih mau nerima penumpang kayak kita nggak?" tanya Aldero tersenyum miring membuat Nata terkekeh.

"Mau gak mau ya haruh terima lah, ntar uang jajan gue dipotong sama Ayah," papar Raka langsung pergi.

Nata berdecih. "Dasar haus harta," ejeknya.

🦋🦋🦋

"Anjir, parah, parah, parah. Kok gue cakep banget sih?" puji Marev pada dirinya sendiri sambil bercermin dan sesekali mengibaskan rambutnya sebelum menggunakan headband.

Gagelio berjalan kearah cermin tempat Marev berkaca. Ia memainkan bibirnya. "Cakepan juga gue."

"Gak, gak!" bantah Marev. "Cakepan juga gue, buktinya Silvi aja suka, padahal gue cuma bercanda."

"Disukain Silvi aja bangga. Kasian, Rev, anak orang baper," kata Gagelio menggelengkan kepalanya.

"Siapa suruh baperan, gue kan cuma bercanda, eh dia malah suka beneran, sick banget." Marev bergidik.

"Elo yang sick anjir. Udah baperin anak orang, eh malah di ghosting."

"Tapi bukannya dia suka sama Jendra ya?" celetuk Marev.

"Apasih?" bantah Najendra tak senang.

Gaharu yang sedari tadi hanya diam akhirnya membuka suara. "Kalian gak boleh gitu, masih pagi udah ngomongin orang aja. Julid banget kayak mak-mak komplek."

"Bukan julid itu namanya, Ga, tapi random topic in morning," jelas Gagelio.

"Random topic sih gapapa, tapi gak usah ngomongin dia juga lah," sahut Gaharu.

"Napa emang? Naksir lo?" tanya Marev kemudian tertawa bersama Gagelio.

"Padahal gue bantu biar kalian nggak dosa," gumam Gaharu.

"Gue duluan," pamit Arjeano mengambil ranselnya setelah selesai menggunakan handsock.

"Gila kali tu anak, udah panas, pake handsock lagi, apa nggak gatel," komentar Marev.

NAJESAWhere stories live. Discover now