18. Memastikan

4.3K 302 22
                                    

Vote&Komen.

Happy Reading-!!!

...

"Yang terbaik tidak akan hilang, jika dia hilang, maka dia bukan yang terbaik"

...

Sesuai yang Revo janjikan kemarin pagi, hari ini Bernessa berangkat sekolah diantarkan oleh kakeknya. Bernessa benar-benar merasa sangat senang. Ternyata seperti ini rasanya.

"Udah sampai.." ujar Revo memberhentikan mobilnya.

Bernessa ternsenyum lebar. "Makasih, kakek, udah nganter aku."

"Sama-sama, kan memang tugas kakek," ucap Revo mengelus rambut pendek cucunya.

"Tapi kan tetep aja nanti kakek telat kekantor," ucap Bernessa tak enak.

"Suka-suka kakek lah. Orang kakek bos-nya, siapa yang mau marahin?" ujar Revo angkuh memamerkan kebebasannya.

"Iya bos, iya," balas Bernessa jengah. Ia sudah mulai kesal mendengarkan semua kesombongan kakeknya dari kemarin.

"Bawa uang nggak?" tanya Revo.

"Hah? Uang? Bawa lah," jawab Bernessa.

"Berapa?" tanya Revo penasaran.

"Cuma tiga ratus ribu aja nih di dompet," sahut Bernessa menepuk tas ranselnya yang didalamnya berisi dompet berwarna hitam miliknya.

"Segitu doang?" tanya Revo tak percaya. Padahal ia sudah memberikan Bernessa banyak sekali uang cash untuk dibawa ke sekolah dan dipergunakan untuk jajan sepuasnya.

"Black card bawa?"

Bernessa menggeleng pelan. "Black card-nya aku taruh dirumah soalnya kan gak kepake juga, emang disini bisa gesek-gesek?" ujarnya.

"Kamu gimana sih? Seharusnya kartu itu selalu dibawa kemana-mana. Kalau tiba-tiba kamu diajakin nge-mall sama temen-temen kamu gimana? Kalau kamu jajan diluar atau dicafe gimana? Masa pakai duit cash, gak elit banget!" ketus Revo kesal.

Bernessa menggaruk tengkuknya, bingung hendak menjawab apa. "I-iya deh, besok aku bawa," balasnya menuruti perkataan Revo.

"Besok kalau gak dibawa kartunya bakal kakek kasih lagi kamu!" ancam Revo.

"Iya-iya. Udahlah gak usah marah-marah, nanti cepet tua lho," tegur Bernessa.

Revo menatap cucu kesayangannya datar. "Kakek memang sudah tua," dengusnya.

Bernessa terkekeh geli. "Oh iya lupa."

"Udah sana turun, kakek mau kekantor, udah telat nih!"

"Katanya bos, bebas dateng jam berapa aja, gak ada yang marahin," goda Bernessa.

"Bos itu harus mencontohkan yang baik-baik!"

"Ih, kata-katanya beda ya setiap saat."

"Suka-suka orang kaya lah!"

"Kakek gak boleh sering-sering pamer. Dosa!"

"Kalau kita udah berjuang dari awal, terus sekarang jadi sukses, pamer itu hal yang wajar. Karena itu suatu bentuk kebanggaan kita pada diri sendiri dari hasil perjuangan yang dulu pernah kita lalui," jelas Revo.

"Iya, oke. Tapi pamernya jangan keterlaluan," peringat Bernessa.

"Emang kakek keterlaluan?"

Bernessa menggeleng cepat. "Enggak kok, enggak."

NAJESAWhere stories live. Discover now