16. Pertemuan Singkat

4.5K 311 7
                                    

VOTE+KOMEN??

Happy Reading-!!!

...

"Apalagi yang membuat hati berdesir selain pertemuan yang tidak disengaja"

...

Bel istirahat telah berbunyi, Mesha langsung menutup semua bukunya dan bangkit dari duduknya.

"Yuk ngantin," ajak Mesha pada kedua temannya.

Yoshi menoyor kepala Mesha pelan. "Bersihin dulu pipi lo goblok!"

Mesha mengusap-usap kedua pipinya. "Kenapa emang?" tanyanya polos.

Yoshi dan Bernessa saling tatap. "Itu tadi pipi lo dicoret sama Bu Rere," ujar Bernessa menunjuk pipi kiri Mesha.

"Serius?" tanya Mesha terkejut dan langsung menggosok pipinya dengan kasar.

"Mending lo ke toilet deh sama Nessa, kalau gak pakai air gak akan bisa itu," titah Yoshi. "Gue mau nyari Jeha dulu, kalau gak nemu gue ngantin duluan."

"Jeha siapa ya?" tanya Bernessa.

"Jeha itu temen kita lagi satu, tadi dia gak ada dikelas makanya lo gak tau," jawab Yoshi.

"Kok gak ada dikelas?"

"Biasalah," jawab Mesha keras. "Dia dibawa bolos sama pacarnya."

"Dibawa bolos?"

"Dipaksa lebih tepatnya!" timpal Yoshi.

"Oohh." Bernessa mengangguk mengerti.

"Yaudah lo sono duluan, gue ke toilet dulu. Byeee!!" Mesha langsung menarik Bernessa menjauh dari Yoshi.

Sampai di toilet, Mesha segera menuju depan cermin, melihat kondisi wajahnya yang sangat lusuh dan kusam. "Sialan tuh Bu Rere, dikira gue kanvas kali dicoret-coret," misuhnya memberengut kesal. Ia langsung mengusap-usap wajahnya dengan air mengalir, menghilangkan bekas tinta yang sudah mengering pada pipinya.

Bernessa sendiri sibuk meneliti isi toilet yang nampak sangat bersih dan harum ini. Beda dengan sekolahnya dulu yang banyak sekali coretan-coretan lama, bahkan ada gambar-gambar yang tidak senonoh yang tidak patut untuk dilihat.

"Woi!! Ngapain lo ngeliat ni toilet kayak gitu banget. Punya mata batin lo? Bisa ngeliat setan?" tanya Mesha ketika melihat Bernessa begitu serius menatap setiap sudut toilet ini.

Bernessa menggeleng.

"Yaudah, ayok ikut gue, betah banget kayaknya lo disini," ujar Mesha sambil mengeringkan wajahnya dengan tisu kering.

Dipertengahan koridor, mereka tak sengaja berpapasan dengan Pak Yasto.

"Astaga, Nessa, bapak cariin kamu kemana-mana ternyata ketemu disini," ujar Pak Yasto lebay.

Kedua gadis itu saling pandang. Mesha berfikir kenapa kepala sekolahnya ini sekarang sangat ramah. Berbeda sekali saat sedang menasehati siswa atau siswi yang malas.

"Kenapa ya pak?" tanya Bernessa sopan.

"Gapapa, saya cuma mau menyampaikan sesuatu, karena kamu belum mendapatkan buku, nanti pulang sekolah bisa diambil diperpustakaan ya. Kalau gak tau bukunya yang mana bisa tanya aja sama yang jaga perpusnya, pasti dia langsung paham. Okey?"

Bernessa mengangguk mengerti. "Oke, Pak."

"Yaudah kalau gitu saya pergi dulu."

"Makasih ya, Pak."

NAJESAWhere stories live. Discover now