14. Putus

4.8K 269 18
                                    

Vote+komen= kamu dan dia🙏🏻

Happy Reading-!!!

...

"Penyesalan terbesar adalah ketika gue harus melepaskannya tanpa sempat membahagiakannya"

-Aldero Dexonata-

...

11.30 PM

Bernessa masih ada didalam kamarnya, bergelut dengan selimut tebal sambil memainkan ponselnya tanpa henti sedari tadi. Sebenarnya ia benar-benar bosan karena hanya menscroll-scroll beranda tiktoknya saja. Tapi tak ada yang bisa ia lakukan, ia juga benar-benar malas. Bahkan untuk sekedar mencuci wajahnya kepojok kamar saja ia tak mau. Moodnya benar-benar buruk hari ini. Bisa-bisanya kakeknya tidak membangunkan, atau tidak mengeceknya kekamar. Apa sebegitu cuek kah kakeknya? Apa kakeknya tidak perduli dengan keberadaannya? Apa kakeknya tidak ada niatan mengajaknya sarapan atau makan siang bersama? Ah tau begitu lebih baik ia tak usah tinggal disini saja.

"Arghhh!!" Bernessa mengacak-acak rambutnya hingga kusut. Ia prustasi. Ia kesal. Ia marah.

"Tu kakek gak ada niatan bangunin gue gitu? Ajakin gue makan kek. Ini malah diabaiin ih! Capek-capek nunggu biar disamperin duluan, eh malah gak dateng-dateng!" kesal Bernessa. Ia kan ingin merasakan rasanya pagi-pagi dibanguni oleh keluarganya. Walaupun bukan dibanguni oleh orang tuanya, tapi setidaknya kakeknya bisa memberikan perhatian seperti itu. Selama ini yang membangunkan dirinya dipagi hari hanya alarm saja.

"Gila gue lama-lama dikamar doang nungguin yang gak pasti!"

Bernessa langsung bangkit dari tempat tidur, kemudian berjalan kearah kamar mandi untuk melangsungkan ritual membersihkan diri agar nampak lebih fresh. Ia memakai pakaian santainya dengan baju kaos putih polos oversize dan celana pendek berbahan katun sepaha.

Bernessa mengambil ponselnya yang tergeletak diatas ranjang, kemudian memasukkannya kedalam saku dan berjalan keluar kamar. Ia menuruni satu-persatu undakan tangga, dan di anak tangga terakhir, ia sudah dapat melihat kakeknya yang sedang bersantai sambil membaca koran, ditemani secangkir kopi hitam yang asapnya masih mengepul.

Revo yang menyadari keberadaan Bernessa langsung mengalihkan perhatiannya dari koran. "Eh baru bangun?" tanya pria tua itu.

Bernessa membalas dengan tatapan kesal. "Aku udah bangun dari tadi! Kakek kenapa gak ngajakin aku sarapan sih? Kan mau bareng."

"Lah? Kakek pikir kamu belum bangun, makanya kakek tinggal sarapan duluan," jelas Revo.

Bernessa menghentakkan kakinya. "Gak peka!" setelah itu ia berjalan menuju meja makan untuk melangsungkan sarapan atau makan siangnya.

Bernessa duduk, kemudian menuangkan dua sendok makan nasi, dua potong ayam krispi, dan yang terakhir menuangkan saus sambal. Ia makan dengan tenang, tapi wajahnya masih nampak kesal.

Revo yang melihat itu menghampiri Bernessa, kemudian duduk berhadapan dengan gadis itu.

"Kamu udah kakek daftarin sekolah di SMA Prajasaraga, salah satu sekolah deket sini," ujar Revo tiba-tiba membuat Bernessa terkejut.

"Kok gak bilang-bilang sih?" tanya Bernessa menatap kakeknya semakin kesal.

"Lho, emang kenapa?"

"Kan aku maunya lanjut homeschooling aja," jawab Bernessa melontarkan keinginannya.

"Heh! Enak aja. Kamu itu harus menikmati masa putih abu kamu biar nanti ada yang diceritain sama anak kamu pas udah besar. Kalau kamu homeschooling apa yang mau diceritain coba?"

NAJESAWhere stories live. Discover now