20. Belanja Ala Marev dan Gaharu

4.4K 270 21
                                    

Happy Reading-!!!

...

"Rindu bukan alasan untuk kembali padamu, biarkan aku melawannya walau pedih, karna aku tidak akan mengulang membaca kisah yang telah rusak"

...

"Rev, ayo!"

"Apa?"

"Belanja," jawab Gaharu antusias.

"Gak ah, Ga, lo aja. Bilang sama Jendra gue sakit," imbuh Marev memegang pelipisnya pura-pura pusing.

"Jangan gitu, Rev. Belanja itu seru, ayo!" Gaharu menarik-narik tangan Marev.

"Gak mau ih, asu! Gue sakit ini."

Gaharu langsung menempelkan punggung tanganya ke dahi Marev, mengecek suhu badan cowok itu. "Kagak panas, Rev, ngaco lo!"

"Maksudnya lo bilang sama Jendra kalau gue sakit, terus ganti sama orang lain buat belanja," lontar Marev.

Gaharu geleng-geleng kepala heran. Padahal hanya belanja saja lho, ribetnya minta ampun.

"Lo mau bohongin gue?" tanya Najendra dari belakang membuat keduanya sama-sama terkejut.

"A-apa Jen?" tanya Marev lugu.

"Gak usah sok polos lo! Buruan belanja, uangnya udah gue kasi ke Gaha," ujar Najendra.

Marev menatap Gaharu yang sedang mengibas-ngibaskan banyak uang berwarna merah dengan gaya sombong dan angkuhnya. Marev berdecih pelan. "Lo belanja sendiri aja kenapa sih?"

"Biar ada temen, Rev."

"Jen.." Marev memelas.

"Tinggal belanja aja susah amat," cibir Gagelio yang baru datang dari belakang sambil memakan sebungkus oreo.

"Yaudah kalau gitu lo aja yang belanja." Marev melemparkan pekerjaannya ke Gagelio.

"Dih?"

"Lo mau gue bonyokin?" ancam Najendra dengan tajam.

Seketika Marev langsung mendelik takut. Ia lupa bahwa saat ini ia harus menjalani hukuman yang diberi Najendra kemarin pada saat dirumah Revo karena sudah menggoda Bernessa. "Yaudah," pasrahnya bangkit dari sofa.

Gaharu melemparkan kunci mobilnya yang langsung ditangkap Marev dengan sempurna. "Lo yang nyetir," ujar Gaharu berjalan keluar mendahului Marev.

🦋🦋🦋

Sampai diparkiran mall, Gaharu langsung melepaskan seatbelt nya kemudian melirik kearah Marev yang wajahnya nampak amat sangat tertekan. "Gue yang dorong troli lo yang ngambil-ngambil barang," ujar Gaharu.

"Elo lah yang ambil-ambil barang, gue bututin dari belakang aja," tolak Marev mentah-mentah.

"Gak bisa gitu lah! Lo harus belajar belanja juga," protes Gaharu.

"Ngapain belajar gituan? Gak guna!"

"Ya nanti lo juga nemenin istri lo belanja, Rev, kalau udah nikah," sahut Gaharu.

"Gue suruh aja istri gue belanja bareng sopir," balas Marev.

"Gak bisa gitu lah! Tugas suami itu membantu istrinya berbelanja. Nanti belanjaannya juga lo yang makan."

"Pokoknya gue gak mau, gue yang dorong-dorong aja!" Marev masih terus bersikeras.

"Ya udah kalau gitu kita lari dari sini, siapa yang dapetin troli duluan, dia yang menang. Terus yang kalah harus ambil-ambil barang," usul Gaharu dengan niat liciknya. Ia sangat yakin, Marev mana mungkin tau dimana tempat troli biasanya tersimpan.

NAJESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang