6. Rumah Fares

4.5K 268 6
                                    

Vote+komen (^.^)

Happy Reading-!!!

...

"Siapa sangka dibalik senyumnya, ada kesedihan yang berusaha dihapuskan"

...

Saat ini Fares dan Bernessa sedang diperjalanan untuk menuju rumah Fares.

Fares menyetir mobil tanpa mengeluarkan suara, karena Bernessa sedang tidur. Sepertinya gadis itu mengantuk.

Sesekali Fares memijat dahi Bernessa agar sakit dikepala gadis itu sedikit berkurang.

Sampai dipekarangan rumah, Fares melihat bundanya sedang duduk diteras rumah sambil menyuapi adiknya yang sedang bermain dengan anjing kecil putih miliknya.

Fares keluar dari dalam mobil, lalu membuka pintu disampingnya, ia melihat Bernessa yang masih tertidur pulas dengan wajah polosnya.

Karena Fares tak tega membangunkan Bernessa, jadi ia memutuskan untuk menggendongnya saja. Dengan perlahan tangannya menyelip antara bawah lutut dan tengkuk Bernessa kemudian mengangkatnya dengan sangat hati-hati.

Setelah posisi Bernessa sempurna, Fares menutup pintu mobilnya dengan menendang menggunakan kakinya.

Ia berjalan menghampiri bundanya, "Bunda," sapa Fares membuat Liana terkejut.

"Loh Fares kamu kok?"

"Nanti aku jelasinnya, aku taruh dia dulu dikamar, Gia," ujar Fares langsung masuk kedalam rumah, membawa Bernessa kekamar Gia-adiknya yang berada dilantai dua.

Fares merebahkan Bernessa dengan sangat hati-hati, lalu melepas sepatu gadis itu dan memakaikannya selimut hingga sebatas dada.

Menyempatkan untuk menatap wajah lugu Bernessa sebentar, Fares segera turun kelantai bawah untuk menjelaskan kepada Bundanya.

"Bun," sapa Fares menyalimi tangan Liana.

"Kamu kenapa pulang jam segini? Itu Nessa juga kamu apain?" tuduh Liana.

Fares melotot kaget, "Aku gak apa-apain Bun, astaga."

"Ya terus kenapa itu!"

"Sini deh, Bun." Fares menarik tangan Liana masuk kedalam rumah, takutnya ada tetangga yang dengar mereka debat kan gak lucu dighibahin sekomplek.

"Jadi gini bun, jangan potong ucapan aku sebelum selesai ngomong lho ya!" peringat Fares pada Liana karena hafal dengan kebiasaan wanita berkepala tiga itu. 

"Aku pulang duluan itu karena aku mau bawa Nessa kesini, soalnya dia lagi sakit. Nah--

"Sakit?!" tanya Liana kaget dengan wajah khawatir.

"Dibilangin jangan dipotong dulu ihhh, Bundaa!" geram Fares.

"Oh sorry, boy." Liana menusap bahu Fares.

"Nah aku bawa dia kesini biar dia bisa istirahat dengan tenang, soalnya kalau dirumah dia kan bunda tau sendiri keluarganya kayak gimana," ujar Fares diangguki Liana.

"Terus aku bawa kesini juga sengaja biar sekalian bunda buatin bubur yang enak supaya dia mau makan, terus bunda cek kondisinya soalnya aku gak bisa, walaupun tadi udah di cek sama Mis Vyna, tapi tetep tangan bunda dalam rawat-merawat tidak pernah gagal," puji Fares yang membuat Liana menaikkan dagu angkuh.

"Oh jelas dong, Bunda!"

"Iya-iya bunda terbaik. Sekarang minta tolong buatin bubur dong, tapi buatnya lebihin," pinta Fares.

NAJESAWhere stories live. Discover now