32. Club Malam

3.2K 232 70
                                    

Vote+Komen

Happy Reading-!!!

...

"Gak semua ayah adalah cinta pertama anak perempuannya, Gak semua seberuntung itu"

...

"Anjing!! Udah napa lo minumnya," kesal Aldero merampas sebuah botol whisky yang berada diatas meja bar.

"Satu gelas lagi," racau Nata dengan mata yang memberat. Ia menarik paksa botol minuman beralkohol itu dari genggaman Aldero.

Aldero berdecak sebal. Sudah dari satu jam yang lalu Nata mengucapkan kata-kata yang sama saat ia merampas minuman beralkohol itu dari jangkauannya. Sedari tadi ia mencoba untuk tetap sabar menghadapi tingkah Nata yang sangat diluar nalar.

"Satu botol lagi, satu botol lagi, lo, tai anjing!!!" maki Aldero memberengut kesal.

"Bacot!!!" balas Nata setengah sadar. Ia kembali menuangkan minuman berwarna coklat itu kedalam gelas kecilnya dan meneguk semuanya hingga tandas.

Rasa manis buah dan pahit menjadi satu didalam mulutnya. Hal itu membuat Nata merasa tenang seakan beban dipikirannya menghilang sejenak.

Aldero memijat pelan pelipisnya yang terasa pening. Melihat tingkah Nata yang sangat arogan membuat dirinya merasa kesal.

Bisa-bisanya Nata membawanya ke sebuah Club malam seperti ini, tapi saat tadi planning, cowok itu mengatakan akan mengajaknya untuk mencari Bernessa.

Tau begitu ia akan menolak mentah-mentah ajakan si calon kakak iparnya ini. Benar-benar diluar dugaan. Ia pikir Nata adalah cowok polos-polos yang tidak akan mungkin pergi ketempat haram seperti ini, apalagi sampai minum minuman ber-alkohol yang berdosis tinggi.

"Nata!! Capek gue anjing!! Katanya lagi segelas tapi lo udah nambah tiga gelas bangsat!!" geram Aldero lagi-lagi merapas botol whisky itu dari hadapan Nata.

"Lo diem, Al," ucap Nata dengan mata yang merem melek. "Gue cuma mau minum," lanjutnya.

"Minum sih minum, tapi yang lo minum ini alkohol anjing, bukan air putih. Kalau minum air putih mah mau se-galon pun juga gua gak peduli!" cetus Aldero.

"Mau minum juga?" tawar Nata menyodorkan gelasnya yang masih terisi setengah kehadapan wajah Aldero.

Aldero segera menepis gelas itu dari hadapannya. "Mau lah, tapi gue masih waras untuk bawa lo pulang dulu ntar," ucapnya.

"Gak usah munafik lo, minum nih, minum," ujar Nata tersenyum lebar kemudian langsung menegak whisky-nya hingga habis.

Aldero menatap Nata miris. Benar-benar tidak waras.

"Lagi dong," ceplos Nata mengulurkan gelasnya yang sudah kosong.

"Lo lama-lama ngelunjak ya!!!Mentang-mentang gue nurut-nurut dari tadi," kesal Aldero.

"Jangan bacot, sob, mari kita minum sampai mati," kata Nata kemudian tertawa dengan keras.

Beruntungnya orang-orang yang berada disini semuanya setengah sadar juga, jadi Aldero tidak perlu bersusah payah untuk menahan malunya.

"Sadar lu anjing, sadarrr!!!" seru Aldero menahan badan Nata yang hendak oleng.

"Ta, bokap lu bisa marah-marah kalau liat anaknya pulang-pulang mabuk begini." Aldero berusaha menyadarkan Nata yang sepertinya benar-benar sudah mabuk berat.

NAJESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang