38. Gay?

1.3K 108 32
                                    

Vote+Komen

Happy Reading-!!!

...

Ivara baru saja turun kelantai bawah untuk membuatkan Gagelio makan malam. Sesuai request-an anak semata wayangnya itu, dia memintanya untuk membuat jumbo chicken tenders with cheese sauce. Belum sempat menginjakkan kaki ke dapur, ia sudah melihat Gagelio sedang menggunakan sepatu snekers nya dengan terburu-buru.

"Mau kemana, Ge?" tanya Ivara mendekat.

Gagelio menegakkan pandangannya. "Izin keluar sebentar ya, Bun," pamitnya.

"Kemana? Katanya mau dimasukin," kata Ivara sedih.

"Gak lama kok, jemput Gaha doang. Biasa, ada problem," ujar Gagelio menenteng tas dipundaknya.

Mendengar ada kata problem tentang Gaharu, Ivara langsung mengangguk paham. Sudah tidak jarang lagi itu terjadi, dan dirinya tau jelas. "Yaudah, Bunda tetep masakin ya, nanti kalian berdua makan bareng."

"Asek, gas lah," ucap Gagelio. Ia langsung mengambil dan mencium punggung tangan Ivara sopan.

"Bye, Bunda, bentar doang kok, nanti aku cariin Papa baru," katanya kurang ajar.

Bukannya marah, Ivara malah tertawa. "Cari yang spek Song Jong Ki ya," request-nya.

"TAPI AKU SUKANYA LEE MIN-HO BIAR LEBIH KAYA DARI PAPA," teriak Gagelio dari ambang pintu.

"HAHAHA, UDAH SANA!!" balas Ivara berteriak.

"PAPA BARU, I'M COMING." Dari dalam rumah, Ivara masih bisa mendengar teriakan Gagelio yang sangat konyol. Untungnya mereka tidak memiliki tetangga julid. Jika punya, sudah dipastikan akan ada yang mengadu kepada Suaminya.

🦋🦋🦋

Ceklek.

Gaharu masuk kedalam mobil Gagelio dan langsung melepaskan maskernya. Ia mengatur napasnya yang memburu.

"Aman?" tanya Gagelio.

"Aman. Tangan gue doang yang lecet dikit." Gaharu menunjukkan luka bekas goresan akibat tadi tidak berhati-hati saat menyelinap keluar rumah.

"Goblok sih lo, makanya hati-hati!!" Meskipun dengan makian, gitu-gitu Gagelio juga perhatian.

"Ketauan entar anying!!" sahut Gaharu. Ia menyenderkan punggung setelah mengatur kursinya menjadi lebih nyaman.

Gagelio mulai menjalankan mobilnya membelah jalanan malam yang begitu padat akan pengendara. "Temenin gue yok."

"Kemana?" tanya Gaharu dengan mata yang sudah terpejam.

"Nyari Papa baru," jawab Gagelio santai.

"Anjing lo!"

"Habis, Papa gue gak pernah pulang anjir," kesal Gagelio mencengkram stirnya kuat-kuat. Dasar pria hidung belang. Sudah tua, masih saja mencari janda.

"Masih sering ke club?" tanya Gaharu hati-hati.

"Gak sih, dia udah dapetin janda kembang, jadinya main di kantor."

"Om-om emang gitu, untung Papi gue udah mau aki-aki," gumam Gaharu tiba-tiba teringat Papinya.

Gagelio menggelengkan kepalanya heran. "Jadi, apa masalah hari ini?"

Gaharu menoleh kearah luar jendela, ia kembali membayangkan kejadian tadi sore yang dialaminya. "Simpel. Gue cuma nolongin satu cewek seumuran yang kesusahan buat keluarin sepedanya dari tempat parkir gara-gara diapit dua mobil. Udah, gitu doang."

NAJESADonde viven las historias. Descúbrelo ahora