15. Sekolah Baru

4.7K 254 20
                                    

Vote+komen!!!

Happy Reading-!!!

...

"Di dunia ini ada dua hal, kuat dan lemah. Bagi yg kuat mereka akan selalu berada di atas, sedangkan yang lemah akan berada di bawah"

...

Dua hari kemudian..

Sesuai yang dikatakan Revo, hari ini Bernessa akan mulai bersekolah di SMA Prajasaraga sebagai murid baru. Bernessa kira itu hanya bohongan karena tak mungkin memproses murid baru secepat itu, tapi ternyata ia salah. Ia lupa kalau kakeknya itu berkuasa dan dapat menyogok siapa saja dengan uang yang dia punya.

Bernessa memasukkan kotak pensil dan buku tulis saja kedalam tas nya karena ia belum mendapatkan buku pelajaran sama sekali. Mungkin nanti akan diberikan saat ia sudah masuk.

Bernessa menggerai rambut pendek sebahunya yang membuat wajahnya semakin imut dan babyface. Ia menakai liptint nya dengan tipis, bulu matanya ia jepit sebentar agar nampak lebih lentik, dan menyapukan wajahnya dengan sunscreen agar kulitnya terlindungi dari panas matahari. Setelah siap ia turun kebawah untuk melangsungkan sarapan bersama kakeknya.

Bernessa duduk dihadapan Revo sambil tersenyum tipis.

"Eh? Udah siap?" tanya Revo basa-basi.

Bernessa mengangguk, "Udah."

"Nanti kamu disekolah jangan jadi cupu ya, kalau bisa bar-bar aja," ujar Revo sesat.

"Hah?" tanya Bernessa bingung.

Revo berdecak. "Maksudnya nanti kamu disekolah baru itu harus jadi cewek yang bar-bar jangan polos-polos," jelas Revo.

Bernessa mengernyit. "Kok gitu?"

"Karena kalau kamu jadi cewek yang terlalu polos dan pendiem kamu bakal gampang ditindas orang, tapi kalau kamu jadi cewek yang bar-bar dan ceplas-ceplos kamu bakal sedikit ditakuti."

"Biasa-biasa aja cukup, Kek. Jadi diri sendiri," papar Bernessa. Karena ia tak ingin menjadi orang yang munafik.

"Iya biasa aja, Nessa. Tapi kamu harus jadi lebih bar-bar lagi. Lawan orang tua kamu aja gak berani!" sindir Revo.

"Ya kan orang tua gak boleh dilawan," bela Bernessa. "Dosa tau!"

Revo menatap Bernessa sengit. "Kamu sering ngelawan kakek, kalau kamu lupa!"

"Kakek kan masih muda," goda Bernessa.

Revo mendengus. "Pokoknya inget, harus lebih berani lagi, lebih bar-bar lagi, lebih nakal lagi kalau bisa!"

"Kok sesat?!"

"Sekali-sekali jadi murid nakal itu gapapa. Bolos, ngelawan guru, dihukum guru, tidur dikelas, bully temen itu juga gapapa, biar nanti nama kamu bakal lebih gampang diinget sama guru," jelas Revo tambah menyesatkan Bernessa.

"Yakali! Aku itu mau kalau namaku diinget sama guru itu karna prestasi, bukan karna kenakalan atau kemalasan," jelas gadis itu. "Aku tebak dulu kakek pasti gitu," tuduh Bernessa menunjuk kakeknya dengan garpu.

"Iya emang," jawab Revo bangga.

"Kakek gue gak waras, ampun," keluhnya geleng-geleng kepala.

"Pokoknya gitu deh. Jangan jadi gadis lemah kalau gak mau ditindas!" cecar Revo. Karena ia tau gadis-gadis polos ataupun pendiam yang tidak punya teman karena jika berbicara terlalu canggung atau takut-takut itu pasti gampang sekali ditindas. Apalagi jika sudah diejek atau dihina terus nangis itu bukannya bikin sipelaku takut tapi malah senang karena misinya berhasil membuat gadis itu menangis dan marah-marah. Revo tidak mau jika nanti Bernessa sampai tidak punya teman jika terlalu polos begitu.

NAJESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang