Chapter VI : Hukuman

216 36 16
                                    

Jangan lupa vote sama komen

10 Januari

Xavier akui dia mulai jengah melihat pertunjukkan tidak mengenakkan selama tiga hari berada di Vabio High School. Matanya menatap malas pada dua insan yang sedang saling tatap selama berjam-jam.

PLAK

"Gue bilang jus mangga bukan pisang, LO BUDEG?!" Tanya Adya pada Brisia yang sudah menunduk takut. Guru disini pada gak guna apa gimana? Batin Xavier bingung.

"Ma-maaf kak,"

"Maaf lo gak guna, gimana lo bisa kerja entar kalau lo gak becus gini?" Sarkas Adya, dia menendang kursi dengan kencang.

Ketika sedang marah tiba-tiba seringai terlihat dari wajah Adya. Dia memasukkan bakso lalu menumpahkan setengah botol kecap ke dalam jus yang tadi di berikan Brisia.

Byur

Aroma campuran kecap, bakso, jus pisang dan sambal menyeruak memenuhi area kantin, dia bahkan menambah dengan cuka dari martabak mini di kantin.

"ADYA LYSITHEA ALEXANDRA!"

Dengusan keras diberikan Adya, sebelum berbalik dia menatap tajam Brisia.

"Hm?"

"Apa yang kamu lakukan?"

"Buta lo? Gue cuman nyiram Brisia, salah?" Pak Wicak memejamkan matanya mendengar ucapan tidak sopan dari salah satu siswinya.

Guru muda itu melepas jas yang dia pakai lalu menyuruh Brisia menutupi bajunya yang sangat kotor, lalu dia kembali fokus pada sosok Adya.

"Dimana sopan santunmu?"

Adya mendecak malas, "are you kidding me? Jangan lupa beda usia kita cuman 7 tahun, gila hormat lo?"

"Kalian semua, silahkan kembali ke kelas, dan kalian berdua—"

Wicak menunjuk Xavier dan Alden, dia mengangguk ketika Alden menunjuk dirinya sendiri.

"— bantu Brisia ke UKS," ucapnya pada Alden dan Xavier, membuat mereka berdua kaget.

"Anak cewek aja pak," tolak Alden tapi pak Wicak memaksa dengan alasan anak cewek bisa saja meninggalkan Brisia tanpa membantu.

Setelah kantin kosong, Wicak menatap Adya dengan tajam.

"Saya memaklumi kamu yang bersikap tidak sopan ketika kita bertemu berdua, tapi saya disini adalah guru kamu—"

"Kalau lo pikir dengan gelar lo sebagai guru dosa lo di masa lalu terhapus, lo salah. Lo tetep pria paling brengsek yang pernah gue kenal."

"Itu kecelakaan, bukan kehendak gue buat semuanya jadi kaya gitu."

"Perselingkuhan bukan sebuah kecelakaan, apalagi sampai tu cewek hamil, udah jelas semuanya lo berdua lakuin atas kesadaran penuh. Gue bersyukur kalau Leon gak jadi nikah sama tu cewek, tapi gue marah karena lo sahabat Leon."

Who is she? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang