Chapter XXXVI : Babak Baru

68 4 0
                                    

"Kalau cape istirahat, jangan pernah berpikir buat berhenti, ya?"

🥀

2 Maret 2024

Setelah mereka sampai di kamar inap Adya, Xavier menggenggam tangan Adya lembut.

Dia mengusap-usap tangan gadis itu, "ujiannya terlalu berat, tapi lo harus percaya kalau Tuhan gak akan ngasih ujian yang lo gak bisa laluin."

Namun, tak ada jawaban dari Adya, dia hanya menatap kosong ke depan bak tak memiliki nyawa.

Tentu perubahan sikap secara drastis dari Adya membuat Xavier ikut menunduk.

Di tubuh gadis itu sudah kembali terpasang infus di tangannya dan selang oksigen berada di bawah hidungnya.

Sesekali terlihat air matanya jatuh membasahi pipi. Sedangkan Avan dan Ryan sama sekali tidak berani bercanda di dalam kamar inap Adya, mereka tentu paham akan situasi saat ini.

Tak terasa pintu terbuka memperlihatkan sosok Leon dengan raut khawatirnya, dia kaget mendengar kabar dari perawat Adya bahwa Adya baru saja memasang infus baru.

"Ad."

Sebenarnya, Leon cukup bingung dengan banyaknya anak cowok di kamar sepupunya itu, yang mungkin teman-temannya Adya.

Mendengar namanya di panggil oleh suara yang tidak asing, Adya mendongak menatap pemilik suara. "Keluar," usir Adya sebelum Leon semakin dekat dengannya.

"Sampai kapan lo mau marah sama gue?"

"Lo gak berhak buat nutupin kondisi tubuh gue sekalipun kondisi gue sangat buruk." Jelas tersirat kemarahan di balik nada bicara seorang Adya.

Leon bungkam, ia terdiam kaku di posisinya.

"Gue udah tau, Bang. Gue udah denger semuanya."

Suara Leon tiba-tiba tidak bisa keluar, lidahnya terasa kelu. Dia menatap kaget pada Adya yang menatapnya terluka.

"Kenapa lo tutupin? Gue gak papa kalau lo bilang, kok. Gue kan udah pernah ngelewatinnya," ucapnya diiringi kekehan kecil. Rasanya sungguh berat ketika mengatakannya pada Leon.

Sepupunya itu menatap ke sembarang arah, tak ingin menatapnya.

"Lo gak perlu kasian sama gue, emang hidup gue aja yang terlalu banyak komedinya," ucap Adya diiringi kekehan miris pertanda dia merasa miris terhadap dirinya.

"Gue bakal berusaha walau waktu gue cuman beberapa bulan lagi."

Leon tak sanggup lagi. Dia mendongak menatap langit-langit kamar inap untuk menahan air matanya. "Maaf, maaf," pinta Leon.

Adya mengangguk diiringi senyum tipis. "Bukan salah lo. Jangan lupa, gue gak bakal mati sebelum dapat kasih sayang Papah," tekadnya yakin.

Gadis itu mengedipkan matanya yang terasa panas membuat genangan air yang sejak tadi ada di mata gadis itu akhirnya luruh. Padahal bulan lalu sudah banyak luka yang tertoreh, tapi rupanya belum berakhir.

"Jangan pergi sampai 10 tahun ke depan," mohon Leon.

Kakak sepupunya itu mendekapnya erat seolah menyalurkan energi padanya. "Gak papa lo nangis, lo juga manusia, lo juga bisa capek, dek." Dan satu kalimat itu sukses membuat pertahanan Adya kembali runtuh.

Dia menangis sambil memeluk erat Leon, dia sekarang benar-benar butuh banyak dukungan.

"Jangan tinggalin gue sendiri, bang." Leon mengangguk, ia memeluk Adya erat, memberitahu gadis itu bahwa dia akan selalu disampingnya.

4 Maret 2024

Setelah melewati beberapa hari di rumah sakit, akhirnya Adya kembali ke sekolah.

Ketika hari minggu dia pertama kali menginjakaan kaki di kediamannya, hanya ada kesunyian di sana.

Dengan langkah tegasnya dia berjalan memasuki gerbang VHS.

Sedangkan Aksa cengo ketika melihat penampakan di pagi hari, bagaimana bisa sosok Adya hari ini begitu rapi dengan rok selutut dan dasi yang terpasang.

Gadis itu berjalan melewatinya tanpa mengatakan apapun, ia bahkan memegang sebuah buku yang tidak terlalu tebal di tangannya.

"Gila, kak Adya versi good girl gak kalah keren sama versi badnya."

Rambut lurusnya dibiarkan tergerai, kaki jenjangnya menapaki setiap undakan tangga.

Memang semua kelas 12 berada pada lantai ke-tiga, sedangkan lantai ke-dua ada kelas 11 dan lantai pertama terdapat kelas 10.

Pintu kelas tertutup rapat dan itu membuat Adya segera menyentuh gagang pintu.

Perbaikin hubungan lo, waktu lo gak banyak. Batinnya sebelum membuka pintu kelas.

Ketika pintu terbuka, dapat dia lihat Viola melengos melihatnya, sahabatnya itu membuang wajahnya sendiri.

"Ad," panggil Xavier dari arah samping.

Mereka berjalan beriringan dan tentunya itu mengundang kebingungan ketiga sahabatnya.

Dapat Xavier lihat Adya masih sama seperti terakhir kali ia bertemu gadis itu. Adya terlalu banyak melamun, dia juga tidak mau pergi ke kantin.

"Makan dulu," ucap Xavier menyodorkan roti pada Adya.

Menanggapi perlakuan Xavier Adya hanya mengangguk singkat, dia berhenti fokus pada bukunya dan mulai memakan roti pemberian cowok itu.

"Jangan terlalu larut, Tuhan pasti punya rencana yang hebat buat lo," tutur Xavier lembut. Ia mengelus rambut lembut milik Adya.

Adya mendongak, walau bagaimanapun Adya tak setinggi Xavier. Ia menatap tepat pada manik mata cowok itu, manik hitam kelam Xavier jelas berbeda dengan kehidupan cowok itu.

Sedangkan Xavier terdiam ketika dapat dia lihat manik biru laut milik Adya, manik itu sangat memperlihatkan sosok Adya yang seperti laut, semakin dalam kamu menyelam semakin kegelapan menguasai.

"Jangan terlalu maksa tubuh lo, lo manusia, lo bisa cape."

Adya diam, dia tau dia bisa lelah tapi dia juga tahu kalau dirinya tak akan berhasil jika tak berusaha keras.

"Kalau cape istirahat, jangan pernah berpikir buat berhenti," ucap Xavier dengan sebuah senyuman terukir di wajahnya.

Rupanya senyuman laki-laki itu berhasil membuat Adya ikut tersenyum manis.

"Makasih," ucap Adya.

"Buat?"

"Semuanya."

Setelahnya keheningan menyebar memenuhi ruang mereka. "Makasih juga," ucap Xavier mengundang kebingungan Adya.

"Karena masih bertahan sampai hari ini," lanjut laki-laki itu.

Adya terdiam, dia tersenyum tipis, dia balas berkata, "Terus bantu gue buat bisa bertahan, ya?"

Tentu Xavier langsung mengangguk menjawab pertanyaan Adya dengan anggukan mantap.

"Gue," Xavier menganggantungkan ucapannya, dia menunjuk dadanya sendiri. "bakal selalu ada di samping lo," lnjutnya.

Dia mendekap hangat gadis yang dia anggap sangat kuat itu, tentunya di balas gadis Adya tidak kalah erat.

🥀

Yuhuuuuuuuuuuuuu, gak ada yg mau jawab nih? Ya udah deh... tapi perlu kamu (siapapun yg baca ini) tau, i love you 3000>< kmu mampir aja ke cerita ini bikin hatiku berbunga-bunga ^_^

ayo pencet bintang itu, jgn lupa juga bantu ramaikan cerita ini dgn share cerita ini
↙️ke teman" kliannnnnn🕺↘️

Who is she? [TAMAT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant