Chapter XLVI : Terlalu Bertubi

59 5 0
                                    

"Apapun yang ingin kamu ceritakan, kami siap untuk mendengarkannya. Jangan sungkan, anggap kami keluargamu."

*Kalila Andilaksmi*

🥀

"Xavier?" Lila menatap bingung pada Xavier, bukannya hari ini putranya itu akan belajar bersama di rumah temannya, kenapa malah pulang.

"Adya?" Sekali lagi, Lila kaget malah teman Xavier yang datang ke rumah.

Merasa ada yang tidak beres, Lila segera beranjak menuju Adya.

"Kamu gak papa?" Tanya Lila yang dapat memahami raut wajah Adya.

Walau raut wajah gadis itu terkesan datar, tapi Lila melihat di dalam matanya itu terdapat luka yang menganga lebar.

Mendapat pertanyaan yang begitu mendadak membuat Adya refleks menunduk, dia tidak menjawab pertanyaan Lila.

Tahu jika Adya tidak bisa menjawab pertanyaannya, dengan cepat Lila mendekap gadis itu erat.

"Gak papa, sayang. Nangis aja, kamu gak bisa terus menutupi segalanya sendiri," tutur Lila dengan sangat lembut.

Sialnya, semua ucapan Lila membuat air mata Adya jatuh, dia membalas dekapan Lila erat.

Tidak ada suara, tidak ada kata, hanya saja baju Lila basah membuat Lila yakin bahwa Adya dalam keadaan yang benar-benar tidak baik.

Rasa rindu menyeruak di hati gadis itu, dia seolah merasakan pelukan Dea sekarang, dia– merindukan ibunya.

Beberapa kali Lila menepuk kecil punggung Adya. "gak papa, sayang. Mommy ada di sini, Mommy siap jadi tempat keluh kesah kamu," kata Lila.

Hancur, Adya sudah sangat lelah sekarang. Pelukan ini membuatnya ingat bahwa dia akan selalu butuh sosok ibu di hidupnya.

Dia bukan robot yang bisa terus diam dan memendam seluruh lukanya, dia hanya seorang gadis berusia 17 tahun  yang di ambil paksa kebahagiaan, dia tidak akan pernah bisa memendam lukanya dengan sempurna.

Akan selalu ada celah, dan ketika waktu telah habis, celah itu akan pecah dan membuat Adya tidak bisa lagi menanggung semuanya sendiri.

"Adya cape, Mom." Tangis gadis itu mengatakan betapa lelahnya dia.

Beberapa kali Lila menepuk punggung Adya, tubuh gadis itu bergetar hebat, dia jatuh terduduk dengan memeluk Lila erat. "Papah jahat, dia hancurin semua keyakinan Adya, Papah keterlaluan," tangisnya.

Butuh waktu yang lama agar Adya bis tenang, dia benar-benar terluka atas keputusan Papahnya hari ini.

Tanpa sadar gadis itu tertidur dipelukan hangat Lila. Kepalanya sudah cukup sakit sebelum Alex datang, tentu dia semakin down karena datangnya Alex dan keluarga baru Papahnya itu.

Lila menatap Adya yang terlihat kacau bahkan dalam tidurnya, gadis itu terlihat gelisah.

"Hidup kamu terlalu menyakitkan untuk di jalani oleh gadis berusia 17 tahun," gumam Lila, dia lantas meminta Toni untuk mengangkat Adya ke kamar tamu.

Gadis itu perlu istirahat, dia terlalu lelah. Lila memilih untuk tidur di samping Adya malam itu dan menjaga Adya yang sudah dia anggap sebagai putrinya.

24 Maret 2024

Adya bingung ketika dia membuka mata bukan kamarnya yang dia lihat. Rumah siapa? Pikirnya.

Who is she? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang