Chapter XXVI : Sebuah Perjanjian

92 7 12
                                    

Jangan lupa vote sama komen 💭

"Terluka karena orang lain tak akan pernah sesakit terluka karena orang yang kamu sayangi."

🥀

Huft, helaan nafas terdengar sangat berat dari mulut Adya.

Tangannya mengusap lembut sebuah foto keluarga yang di sana terdapat dirinya, Rio, Dea dan Alex yang tersenyum pada kamera.

Walau di foto tersebut terlihat jelas Alex menjauhinya tapi Adya bahagia karena Alex bersedia berada dalam satu frame dengannya.

Di tengah suasana tenang itu tiba-tiba suara pintu yang di dobrak keras oleh seseorang membuat Adya terlonjak.

"PEMBUNUH, CEPAT KE SINI!" Teriak orang yang mendobrak pintu tanpa kesopanan.

Mendengar teriakan Papahnya, Adya dengan segera berlari keluar untuk menuruni tangga dan hadir di hadapan Alex.

"Ada apa, Pah?" Lirih Adya dengan kepala menunduk.

Ia bingung mengapa Alex pulang dengan amarah yang memuncak.

Melihat Adya yang sudah berada dihadapannya dengan cepat Alex mendorong remaja itu hingga Adya jatuh.

"MEMANG DASARNYA ANAK BODOH, GAK SEHARUSNYA SAYA BERSIKAP LUNAK SAMA KAMU! PEMBAWA SIAL, PEMBUNUH, TIDAK TAHU DIRI, BODOH, SEKARANG KAMU MENCOBA MENGHANCURKAN HUBUNGAN SAYA DENGAN PUTRI SAYA?!"

Sakit, sangat menyakitkan ketika kekerasan fisik di tambah dengan ucapan pedas keluar dari mulut laki-laki berusia 40 tahunan itu.

Alex merendahkan tubuhnya menatap nyalang pada Adya. Dengan ringan tangannya terangkat dan melayang membuat pipi gadis itu terasa panas.

"KAMU ITU PEMBAWA SIAL! KALAU KAMU GAK HADIR KE DUNIA INI SAYA TIDAK AKAN KEHILANGAN RIO DAN DEA!"

Jika Adya bisa ia akan terkekeh miris pada dirinya sendiri. Mana Adya yang selama ini bersikap angkuh? Kemana Adya yang dengan berani mengangkat wajahnya kepada gurunya? Kemana sosok itu?

Di sini, dihadapan Alex, hanya ada sosok perempuan yang menunduk diam ketika di bentak dengan berbagai cacian.

Hanya ada Adya yang memasang wajah datar ketika tamparan, dorongan ataupun tendangan diberikan oleh Alex.

"SUDAH SAYA BILANG JANGAN MENGGANGU PUTRI—"

Putri? Alex mengatakan Brisia sebagai Putri. Tapi apa yang terjadi dengan Adya? Bahkan menyebut namanya pun Alex tak sudi.

"—SAYA, TAPI KAMU SELALU KERAS KEPALA! KAMU ITU HARUSNYA SADAR DIRI, KALAU GAK BISA APA-APA JANGAN NAMBAH MASALAH SAYA!"

"Maaf," lirih Adya untuk pertama kalinya.

"KAMU PIKIR MAAF KAMU BISA BIKIN BRISIA LUPA SAMA APA YANG SUDAH KAMU KATAKAN?!"

Adya menunduk. Sebegitu sayangnya Alex terhadap Brisia sampai lupa bahwa Adya juga putrinya? Adya hanya bisa terus menggumamkan kata maaf.

Alex melepaskan ikat pinggang lalu mulai menjadikan benda itu sebagai cambuk untuk Adya.

Tanpa ampun ia terus melukai putr— ralat, Adya tidak yakin jika Alex menganggapnya sebagai putrinya.

Who is she? [TAMAT]Where stories live. Discover now