Chapter XVI : Bersedia

122 22 16
                                    

"Semuanya butuh proses, mie instan saja butuh tiga menit buat matang apalagi hubungan yang baru saja tercipta."

🥀

19 Januari 2024

Setelah libur pada hari kemarin, Hari ini Adya kembali ke sekolah.

Ia datang dengan penampilan berbeda, seragam lengkap dengan jaket kulit hitam menghiasi tubuhnya di tambah dengan sarung tangan hitam.

Rambutnya yang selalu dia biarkan tergerai menambah kadar kecantikan gadis itu.

Namun, niat Adya ke sekolah hari ini bukan untuk belajar melainkan..... numpang ngadem disalah satu rooftop yang ada di VHS.

Dengan mata terpejam Adya menikmati angin yang menyapu lembut wajahnya, rambutnya yang terlihat berkilau terkena terpaan cahaya matahari.

Tatapan Adya terpaku langit yang begitu cerah tanpa sadar seulas senyum berhasil tercetak di bibirnya. Kadang dia bersenandung kecil mengikuti musik yang tengah diputar.

"Indah?"

Adya terlonjak kaget dengan suara laki-laki yang tiba-tiba menyapa gendang telinganya.

Dia menatap datar pada laki-laki yang sudah duduk disampingnya, mereka berdua duduk pada pembatas rooftop.

"Ngapain?"

"Tugas kelompok seni musik," jawab Xavier membuat Adya mendengus.

Niatnya sekolah 'kan tadi cuman numpang ngadem, ia sangat malas untuk mengerjakan tugas kelompok yang dibagi berdasarkan teman sebangku.

Sialnya dia mendapat tugas untuk membuat video permaian piano yang digabung dengan alat musik lain.

"Siapa yang masuk?"

"Pak Rahman," jawab Xavier, dia merasa kantuk menyerang ketika Pak Rahman -Guru P.A.I di VHS- menjelaskan tentang hadist dan lainnya.

"Kenapa gak ke kelas?"

"Males." Adya menjawab singkat pertanyaan dari Xavier, dia sekarang hanya butuh ketenangan.

"Kalau lo cuman ganggu gue, silahkan keluar," usir Adya sambil menunjuk pintu rooftop.

"Besok deadline tugas seni musik," mendengar ucapan Xavier Adya kembali mendengus jengah.

Padahal dirinya sudah menjadi pianis yang handal bahkan memenangkan kompetisi piano tapi masih saja disuruh untuk melakukan tugas dibidang itu. Muak gue keseringan main piano, Batin Adya lelah.

"Ya udah, kita ke ruang musik." Adya beranjak dari tempatnya lalu berjalan bersama Xavier untuk membuat tugas video memainkan piano.

Walau sudah dua minggu Xavier menjadi siswa di Vabio High School tapi Xavier masih selalu mengagumi ruang musik yang ada di VHS, hanya di VHS dia dapat melihat hampir semua jenis alat musik.

Adya lantas berdiri didepan piano yang sering ia mainkan di VHS, dia menatap Xavier yang masih menatap sekitar.

Xavier akui dirinya suka dengan suasana ruang musik yang menggunakan tema luar angkasa.

Who is she? [TAMAT]Место, где живут истории. Откройте их для себя