Chapter XXXVIII : Kembali Bertemu

70 4 0
                                    

"Andai aku bisa mutar waktu, aku bakal lebih milih buat gak lahir ke dunia ini."

*Brisia*

🥀

6 Maret 2024

Di pagi yang mendung membawa angin dingin untuk menusuk kulit tidak membuat Brisia bermalas-malasan di tempat tidur.

Walau waktu masih menunjukkan pukul setengah lima pagi tapi dia sudah sibuk dengan berbagai macam alat masak, hari ini dia harus cepat untuk ke sekolah karena ada yang perlu dia cari tahu.

Ketika dia sudah sampai di Vabio High School, dia segera meletakkan tasnya di dalam kelas lalu berdiri di depan ruang kelasnya yang berada di lantai ke-dua.

Sesekali matanya berfokus pada orang-orang yang terlihat berjalan beriringan entah bersama sahabat, kekasih ataupun saudara mereka.

Jika ada yang mengatakan bahwa kehidupan Brisia itu menyenangkan, dia akan mengatakan tidak dengan cepat.

Dunianya tak se-sempurna itu. Orang bilang, Brisia itu Cantik, Brisia itu pintar, dia memiliki keluarga yang begitu sayang padanya, kehidupannya juga bisa dikatakan dalam kategori cukup.

Namun, di dunia ini tidak ada yang namanya kesempurnaan, hanya Tuhan yang sempurna, setiap orang pasti memiliki kekurangannya masing-masing.

Manusia hanya terlalu sering membandingkan sampai selalu menganggap orang lain sempurna, padahal nyatanya kehidupan orang yang dianggap sempurna kadang lebih rumit.

Helaan nafas panjang mengiringi rasa frustasi yang tidak kunjung hilang di pikirannya.

Ia lelah, dia lelah menjadi sosok sempurna, dia lelah terkekang di antara orang-orang kaya yang ada di Vabio High School, dia lelah terus mencoba bertahan di tempat dia menimba ilmu sekarang.

Menjadi seseorang paling pintar tapi dalam waktu bersamaan dia juga menjadi seseorang paling miskin di VHS.

"Kalau dari awal aku tau bakal kayak gini, mending ga usah ngejar beasiswa di sini, lebih baik aku cari beasiswa sekolah negri, aku gak bakal se-lelah hari ini," sesalnya menatap mentari yang perlahan naik dan mengantarkan cahaya pada bumi.

"Bener kata mereka, ngapain aku disini? Ngapain aku masuk ke tempat yang seharusnya gak aku masukin, kenapa aku begitu bodoh ingin masuk ke VHS, dasar bodoh." Umpat Brisia pada dirinya sendiri, dia memukul-mukul kepalanya sampai dia sendiri merasa pusing.

Sebuah tangan menghentikan pergerakan Brisia, dia menahan tangan gadis itu. "Lo emang bodoh," cela laki-laki yang menahan tangan Brisia.

Dengan cepat Brisia menepis tangan Genta, laki-laki brengsek dari kelasnya.

Dia menatap tajam Genta. "Jangan sentuh-sentuh, " peringatnya yang malah membuat Genta semakin menatapnya intens.

"Pacar gue pemarah juga, ya?" Ucap cowok yang baru beberapa hari lalu menjadi kekasihnya.

"Aku bukan pacar kamu," tegas Brisia yang malah membuat laki-laki itu terkekeh menakutkan.

Brisia sontak menahan nafasnya ketika Genta mendekatkan wajahnya pada telinga Brisia.

"Apa yang udah jadi milik gue, gak akan pernah bisa jadi milik orang lain. Lo pacar gue, gak ada penolakan." Tegasnya membuat seluruh bulu kuduk Brisia meremang.

"Cie yang pagi-pagi udah sweet aja," goda Stefani yang baru saja datang. Dia memasuki kelas meninggalkan Brisia yang perasaannya lebih membaik setelah Stefani datang.

Dia dengan berani mendongak dan menatap Genta dengan tajam lalu berkata tegas, "Aku benci sama orang yang udah jadiin aku mainan, kamu udah menang taruhan itu 'kan? Apalagi yang kamu mau? Perlu kamu tahu, Aku.... benci banget sama kamu."

Setelah mengatakan sederet kalimat yang mampu membuat Genta terdiam, Brisia segera pergi meninggalkan Genta dengan amarah yang membara di hati. Aku benci kamu, Gen. Kamu jahat, batinnya.

Ia jadi melupakan niat awalnya pergi pagi-pagi ke VHS.

Ketika bunyi bel tanda istirahat terdengar, Xavier dengan cepat menarik teman sebangkunya untuk pergi ke kantin.

Tentu perlu ribuan bujukan agar gadis itu mau di ajak ke tempat yang menurutnya sangat tidak menyenangkan.

Dengan langkah yang cukup berat, dia mengikuti Xavier yang menyeretnya untuk makan.

"Gue males makan, Xav," keluh Adya mencoba melepas genggaman tangan Xavier.

"Lo harus banyak makan biar sehat," tuturnya lalu memaksa gadis itu untuk duduk disalah satu kursi.

Helaan nafas panjang dihembuskan, tapi dia tetap diam menuruti apa yang diucapkan Xavier.

Memang benar adanya jika dia belum makan sejak siang kemarin, dia bak orang miskin yang sulit untuk mendapatkan makanan.

Padahal hanya perlu sedikit suara saja dia sudah bisa mendapat makanan apapun yang dia mau. Namun, pada dasarnya dia adalah sosok Adya yang lebih mementingkan Papahnya dari pada dirinya sendiri.

Semenjak dia didiagnosis menderita kanker otak, dia seolah tetap tidak peduli pada dirinya. Dia juga makan hanya ketika teman sebangkunya itu mengajaknya makan.

"Makan dulu," suruh Xavier menyadarkan Adya dari lamunannya.

Ia segera melahap bakso yang dipesankan Xavier, tapi semua ketenangan itu menghilang ketika—

"SIALAN!" Umpat Adya kencang, ia dengan segera berdiri ketika merasakan air panas menyentuh kulitnya.

Semua orang terdiam, sudah lama hari seperti ini tidak terjadi. Sepertinya hari ini mereka akan kembali melihat sebuah drama menyenangkan.

"Maaf, kak," cicit gadis yang kakinya tidak sengaja tersandung oleh orang lain.

Awalnya amarah Adya hendak meledak, tapi segera sirna ketika matanya menangkap sosok yang sedang dia hindari.

"Udah gue bilang, jangan perlihatin lagi wajah lo itu."

Setelah mendengus, dia segera berdiri dan melenggang pergi meninggalkan kebingungan dari semua orang.

"Tumben," celetuk Stefani yang padahal sudah siap pasang badan untuk melindungi sahabatnya.

Brisia menunduk, air mata jatuh mengaliri pipinya membuat Stefani seketika panik.

Aku bisa apa kalau semuanya udah terjadi? Andai aku bisa mutar waktu, aku bakal lebih milih gak lahir ke dunia ini, batinnya.

"Lah, lah, lo kenapa, njir?" Kagetnya.

Ia mencoba menenangkan Brisia sampai sahabatnya itu benar-benar tenang.

"Udah, udah, kak Adya gak marahin lo, jangan nangis lagi."

🥀

Pendek" bgt ya?🤧
Sabar...

Klu jadwal up gw kurangin gmn? Biar liat perkembangan pembaca juga sih... gw juga mau promosi door to door ke akun" wattpad, soalnya gw udh coba jalur tt(tiktok), ig, tele, g ada yg berhasil😭😭 jadi mohon bantuannya dengan share cerita ini ke bestie" klian😈

ayo pencet bintang itu, komen juga klu bowleh, jgn lupa juga bantu ramaikan cerita ini dgn share dan  cerita ini
↙️ke teman" kliannnnnn🕺↘️

Who is she? [TAMAT]Where stories live. Discover now