Chapter XXXIX : Rumah Kedua

61 6 0
                                    

"Beli acar di toko sepatu, punya pacar tapi gak bisa bersatu. Aaa kasian aaa."

-Avan-

🥀

7 Maret 2024

"ARGHR!" Pekik Adya merasa pening pada kepalanya.

Dia mencoba untuk fokus tapi terasa sangat sulit. Dia lantas mengalihkan tatapannya pada handphonenya yang tidak menyala.

Sebuah ide tiba-tiba melintas dibenaknya, segaris senyum berhasil terbit dibibirnya.

Dengan cepat dia mencari kontak seseorang yang bersangkutan untuk kepentingannya.

"Malam," sapanya memulai percakapan ke sebrang sana.

"Too, ada apa nih nelpon gue malem-malem?" Tanya cowok yang dia hubungi.

"Lo di mana?"

"Markas, why?" Tanya Xavier karena tidak bisa menebak apa tujuan Adya menghubunginya jam setengah sembilan malam.

"Boleh gue... numpang belajar?"

Dapat Adya dengar gelak tawa dari salah satu teman Xavier, dia mendengus merasa di tertawakan.

"Di rumah terlalu sepi, gue butuh suasana baru buat belajar," jelasnya tak ingin malu.

"Dateng aja langsung, Kenan juga pengen ketemu sama lo kayanya," teriak Avan lagi dan dapat tertangkap telinga Adya.

Setelah mendapat persetujuan dari pemilik tempat, Adya segera pergi menuju markas Black Diamond dengan menggunakan motor miliknya.

Setelah mengambil tas miliknya, Adya segera masuk ke markas Black Diamond.

Ketika dia memasuki markas, dia menatap kondisi markas yang bisa dikatakan sebagai sarang para cowok. Pada malas bersih-bersih maksudnya.

"Udah mau lulus tapi belum punya ayang? Yang bener ajalah? Rugi dong!"

Adya yakin itu suara si pemilik alter ego, Kenan.

"Beli acar di toko sepatu, punya pacar tapi gak bisa bersatu, CHUAKS!" kembali terdengar suara berbeda, dia menengok menatap Avan yang sedang berpantun. "Aaa kasian aaa." Sambungnya.

Tak lama setelah ejekan itu dia lontarkan, sebuah bantal berhasil mengenai wajahnya.

Ia menatap tajam pelaku tapi di balas angkatan bahu acuh sosok Rei, dia merasa terhina dengan pantun Avan.

"Makanya, nikah biar bisa ngapain aja," sahut Zayn.

Namun, dia tiba-tiba mendapat jitakan dari Azka, dia seketika mengangkat jari telunjuk dan tengannya membentuk huruf 'V'.

"Becanda, Bos. Becanda," cengirnya.

"Eh, neng geulis, cari siapa?"

Adya sempat tersentak kaget ketika ada orang yang tiba-tiba menyapanya. Ia dengan segera menjawab laki-laki itu, "tuh."

Ia menunjuk pada kumpulan Xavier, Kenan dan yang lainnya. Mengerti bahwa Adya ingin bertemu mantan anggota inti Black Diamond membuatnya segera memanggil salah satu di antara mereka.

"Bang Avan, noh. Lo jebolin anak orang ya?"

"Sembarangan! Gue gak tau— Adya?"

Terlihat Avan berdecak malas lalu menatap ke arah Xavier. "Dia pacarnya Xavier," celetuk Zayn.

Mendengar ucapan Zayn, Adya mendengus keras, ia dengan segera mendekati Xavier yang menyuruhnya duduk di samping laki-laki itu.

"Gila, bener bawa buku, lo?" Kaget Dirga, dia menggeleng-gelengkan kepalanya, tak menyangka.

Tempat ini masih sama seperti dia pertama kali menginjakkan kakinya di sini dulu.

"Anggep aja gue ga ada," ucapnya sambil memasang aerphone pada telinganya.

Setelahnya gadis itu hanya tenggelam pada dunia membuat Kenan berdecak malas.

"Kelewat ambis ni orang," cibir Kenan.

Xavier yang sudah khatam tentang sifat Adya yang seperti ini hanya terkekeh, dia mengusap lembut rambut hitam legam milik gadis itu.

Beberapa anggota yang tau bagaimana Xavier sontak terbelalak, mereka mengucek mata beberapa kali untuk meyakinkan apa yang mereka lihat saat ini.

GILA! Itu yang ada di pikiran mereka. Bagaimana bisa sosok Xavier yang dulu di kenal sebagai sosok yang begitu dingin malah berubah seratus delapan puluh derajat menjadi sosok yang sangat hangat pada Adya.

Memang tak ada percakapan di antara dua orang ini, tapi bagaimana cara Xavier bersikap, tatapannya, itu semua sangat berbanding terbalik dari sosok Xavier.

Namun, mereka merasa Xavier wajar melakukan itu. Gadis yang terlihat sibuk pada bukunya itu benar-benar penuh daya tarik.

Tatapannya yang terkesan dingin, wibawa gadis itu, apalagi senyumannya ketika saling tatap dengan Xavier. Benar-benar hanya keindahan yang terlihat di sana.

Detik demi detik, menit demi menit, terus berlalu sampai tak terasa jam yang tergantung di dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Adya sudah tenggelam dalam mimpinya dengan posisi tangan sebagai bantalan di atas meja.

"Cantik," gumam laki-laki itu ketika melihat wajah tenang Adya. Bagaimanapun ekspresi Adya, Xavier selalu menyukainya apalagi ketika Adya terlelap seperti ini.

Pahatan wajah gadis di hadapannya ini benar-benar sempurna, ia menyisipkan beberapa anak rambut Adya yang menggangu ke belakang telinga.

"Jangan ganggu orang lagi tidur," tegur Kenan melihat Xavier yang terus memandangi Adya tanpa berniat untuk beralih.

"Gue tau si Adya cantik, banget malah. Tapi lo sejak kapan se-lebay ini, Xav?" Ejak Rei yang di balas decihan Xavier.

"Lo juga sama, kalau lo lupa," tukasnya.

Tawa terdengar mengudara ketika Xavier membalas ucapan Rei dengan sarkas.

"Kalian sama, gak usah saling ngatain," ledek Azka membuat semuanya semakin tertawa, mereka senang bisa menertawakan dua orang yang sangat di hormati di Black Diamond.

🥀

MKIN PENDEK🤧 Maafkan hamba para majikan. Hamba sudah melakukan yang terbaik tuan dan nyonya sekalian.

Chapt 40 kita bakal mulai bermain lagi, udh lama nih alurnya agak tenang 😈

ayo pencet bintang itu, komen juga klu bowleh, jgn lupa juga bantu ramaikan cerita ini dgn share dan  cerita ini
↙️ke teman" kliannnnnn🕺↘️

Who is she? [TAMAT]Where stories live. Discover now