Chapter VII : Lihat Dari Sisi Berbeda.

193 31 35
                                    

Jangan lupa vote sama komen

"Jangan hanya menatap dari satu sisi, lihatlah dari sisi lain, mungkin ada rahasia yang tidak kamu ketahui"


"Jadi, Thomas Alfa Edison berhasil menjadi penemu kereta api karena kerja kerasnya. Setelah ini kalian pelajaran apa?" Tanya Pak Gandi sambil merapikan buku-buku miliknya.

"Kimia pak," jawab anak kelas XII Mipa 1 pada pak Gandi secara serempak.

"Oh, pak Karwi ndak ada, paling kalian dapet tugas. Inget ya, jangan keluar kelas kecuali penting banget." Pak Gandi memberikan nasehat kepada mereka dengan logat jawa yang kental, setelah itu beliau menutup pembelajaran.

Setelah kepergian pak Gandi mereka semua bersorak senang.

Beberapa siswi mulai membentuk tempat untuk nonton drakor bersama. "Kuy ngedrakor," ajak Bela pada teman-temannya, dia mengeluarkan laptop berwarna pink kesayangannya.

"Log in, log in cepet," Seru Ciko pada siswa yang sudah mulai berkumpul di kursi.

Ryan di samping Arion membuka aplikasi youtube dan mulai karaokean lagu galau, sedangkan Arion hanya menatap Ryan walau kadang ikut bernyanyi. Seru juga, batin Arion mengikuti alunan musik.

Sedangkan Key dan Viola –pada akhirnya mereka tetap satu bangku dan Xavier tetap di samping Adya– mulai menggosipkan banyak hal, walau Key memiliki sifat agak cuek tapi kalau udah diajak Viola buat gosip, cuman Key yang paling nyambung.

Adya dan Xavier? Cih, jangan tanyakan tentang dua sosok dingin itu, pastinya hanya ada kesunyian diantaranya dan teman sebangkunya.

Adya dan Xavier sama-sama sibuk dengan handphone masing-masing, bahkan mereka memasang airphone di telinga.

"Sumpah Key, sampai sekarang gue masih kesel banget sama si antagonis di ceritanya 'My Ketos' karya Ariandelove, bisa-bisanya tu orang mau ngerebut Arhan padahal udah jelas Arhan pacarnya Pinca, mana Pinca dia bully lagi."

Key mendecak, "iya anjir, mana tu Angel pernah ditolongin sama Pinca."

Viola mengangguk, wajah mereka sangat serius membahas tentang cerita novel yang mereka baca. "Kesel gue, kenapa sih harus ada antagonis di dunia ini?"

"Kalau gak ada antagonis di dunia ini, lo gak bakal mau baca cerita itu," timpal Adya yang sejak tadi mendengar percakapan mereka walau sayup-sayup, dia melepas airphone.

"Iya sih..."

"But, kenapa harus se-ngeselin itu si Angel? Sikap dia jahat banget," keluh Key mengingat alur cerita itu.

"Jangan hanya melihat satu sisi, lihat dari sisi lain, mungkin— ada rahasia yang gak lo ketahui." Jawab Adya, Xavier yang memang sejak tadi hanya memasang airphone tanpa menyalakan musik atau apapun terdiam.

Tanpa sadar dia menatap lamat buku yang berisi coretan milik Adya. Apa yang ada di pikirannya?

Adya menatap Viola dan Key, lalu kembali berkata, "ada cerita dibalik setiap sikapnya." Cerita apa yang dia miliki?

Setelah mengatakan hal yang menurut Viola sulit dipahami, Adya kembali memasang airphone ke telinganya.

Xavier menatap wajah Adya dari samping, beberapa saat dahinya mengkerut melihat betapa sempurnanya wajah di hadapannya, rambut yang lurus, hidung mancung, bibir tipis dan mata tajam.

"Apa?" Tanya Adya membalas tatapan Xavier dengan tajam, dia risih di tatap oleh Xavier seperti tadi.

Xavier menggeleng, dia lantas kembali membalas banyak pesan dari temannya.

Who is she? [TAMAT]Where stories live. Discover now