Chapter XXXIII : Kehancuran

65 4 0
                                    

"Untuk sekarang, lo cuman perlu berhenti."

🥀

21 Februari 2024

Hari yang harusnya dijalani dengan normal jelas sudah hancur, Adya merutuki dirinya sendiri karena sudah membuat keributan.

Sialnya, keributan yang dibuatnya membuat dirinya harus menerima konsekuensinya sekarang.

Hanya ada suasana dingin yang memenuhi mobil.

Setelah membuat keributan dan di bawa ke ruang BK, Alex datang dengan wajah datarnya.

Pria paruh baya itu bahkan meminta maaf dan bersikap seolah hubungannya dan Adya sangat baik.

Cukup lama pembicaraan berjalan sampai keputusan ditemukan. Adya dan Baron akan di skor selama 3 hari karena telah membuat keributan.

Dan sekarang mobil mewah tersebut memasuki halaman rumah besar milik keluarga Alexander.

Adya turun lebih dulu dan berjalan dengan tatapan datarnya menuju ke dalam rumah.

Tapi belum sempat gadis itu menginjakkan kaki di dalam rumah, Alex lebih dulu menghentikannya.

Kepala Adya seketika tertoleh ke samping ketika tangan besar Alex menamparnya.

Rasa pedas dan panas langsung terasa di pipi Adya, ia terdiam kaku tak berani mengatakan apapun.

Dengan mata terpejam, gadis itu menunduk dan terdengar ribuan kalimat mulai keluar dari mulut Alex.

Namun, semua ucapan Alex sama sekali tak sampai ke otaknya. Matanya terbelalak ketika Alex berjalan menuju kamar utama.

Ia dengan cepat mengejar Alex, tapi laki-laki lebih dulu kembali ke ruang tengah dengan sebuah benda yang sangat berharga untuk Adya.

PRANG!

Adya menahan jeritannya ketika tangannya terkena serpihan kaca. Matanya menatap sedih pada frame foto keluarga yang sudah hancur.

Alex bahkan menarik paksa satu-satunya foto keluarga yang ada di rumah itu. Itu satu-satunya foto keluarga secara lengkap yang ia miliki karena semua foto keluarga sudah Alex bakar.

"Pah, jangan!" Pinta Adya tak dihiraukan Papahnya.

Alex tanpa belas kasihannya sedikitpun merobek foto tersebut sampai menjadi bagian-bagian kecil.

"PAH! INI SATU-SATUNYA FOTO KELUARGA YANG ADYA PUNYA!" Teriak Adya memohon agar Alex sedikit saja merasa kasihan padanya.

"SAYA TIDAK PEDULI! KAMU PERLU MENERIMA KONSEKUENSI ATAS APA YANG KAMU LAKUKAN! KAMU MEMPERMALUKAN SAYA!" Bentak Alex, tangis Adya pecah.

Kemana lagi Adya jika merindukan sosok Dea ataupun Arvian? Jika Adya merasakan sakit dan perlu cerita kemana lagi dia bisa bercerita? Dia tidak memiliki siapapun sekarang.

"Saya akan menyuruh salah satu guru les kamu untuk memberikan les privat selama kamu di skors. Jangan macam-macam."

Setelah menghancurkan harta paling berharga milik Adya, Alex melengang pergi membiarkan Adya tenggelam dalam tangisannya.

Tangan gadis itu memungut foto yang sudah tidak lagi utuh, ia tidak peduli jika tangannya tergores oleh pecahan kaca.

"Mah, Adya capek," adu Adya pada foto yang hanya tersisa wajah ibunya.

Setelah mengumpulkan seluruh carikan foto, Adya berjalan menuju kamarnya.

Who is she? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang