Chapter XXVII : Perubahan Sikap

84 8 4
                                    

Jangan lupa vote sama komen 😈

"Maaf, aku egois."

🥀

8 Februari 2024

Berbeda dari hari biasanya, hari ini sosok Adya sudah sampai ke sekolah pagi-pagi buta.

Bahkan gadis itu terlihat sudah sibuk dengan buku-buku pelajaran terbuka di hadapannya.

Sesekali kening Adya berkerut ketika melihat rumus tidak masuk akal di otaknya.

Ada ribuan pertanyaan ketika melihat rumus-rumus tersebut, tapi ia terus mencoba mempelajari dengan contoh soal yang mudah di pahami.

Siapa penemu Matematika, sih? Batin Adya mulai frustasi dengan rumus dihadapannya.

Walau Adya berada di peringkat kedua dikelas bukan berarti ia memahami mata pelajaran satu ini.

Dengan kesal Adya menjambak rambutnya sendiri, tangannya yang semalam di injak oleh Alex masih terasa sakit tapi ia hanya memperbannya.

Viola, Ryan dan Arion yang berjalan bersamaan memasuki kelas seketika menatap Bingung pada sosok Adya.

"Kerasukan apa lo?" Tanya Ryan tak ditanggapi Adya, gadis itu tetap fokus pada bukunya seolah dia hanya sendiri di dunia ini.

"Woy, Adya." Panggil Viola tetap tak ditanggapi gadis itu.

Arion yang menyadari sesuatu lantas menepuk bahu Adya sekali membuat berjengit kaget lalu mendongak menatap Arion.

Sebelah alis Adya terangkat dengan kedua tangannya melepas TWS yang menyumpal telinganya.

"Tumben," komentar Arion dijawab dengan Adya yang mendengus.

"Kalau gak ada yang penting, gue mau belajar," usirnya tanpa peduli dengan reaksi Viola dan Ryan.

"Lo gak belajar aja pintar, apalagi kalau lo belajar. Jangan maruk dong! Horor liat lo fokus belajar gini, Ad."

Adya hanya mengangkat bahunya acuh, ia tahu jika Ryan hanya bercanda dan ia merasa lebih penting untuknya belajar.

"Kerasukan apa lo belajar gini? Varo bisa-bisa tergeser gara-gara lo." Viola ikut berucap tapi tak dihiraukan Adya.

Merasa kalau Adya tidak peduli, mereka lantas segera duduk ke kursi masing-masing.

Gak tau aja gue selama ini belajar mati-matian buat dapetin peringkat segitu. Gue gak tau harus seberapa keras buat bisa ngalahin Varo, batin Adya. Ia menahan diri agar tidak berucap apapun pada mereka.

Memang selama ini Adya dikekang oleh Alex untuk berada di peringkat pertama, tapi sampai hari ini ia belum berhasil untuk menduduki peringkat pertama.

Dirinya selalu kalah dengan Ryan apalagi Varo, kemampuan otaknya perlu di asah lebih keras lagi. Sepertinya, Adya perlu mencari tempat les tambahan secepatnya.

Kembali pada buku gadis itu, setelah menyerah dengan rumus di hadapannya, ia segera menutup buku matematika tebal itu.

Ia beranjak keluar kelas meninggalkan Xavier yang baru saja duduk dibangun sampingnya dan mulai menghubungi seseorang yang sepertinya bisa membantunya.

Who is she? [TAMAT]Where stories live. Discover now