The last chapter : Terima Kasih, Pah.

155 9 0
                                    

💭

18 April 2024

Setelah mengemas seluruh pakaiannya dan mengurus beberapa hal, akhirnya hari ini, Adya akan pergi dari rumahnya. Ya, gadis itu terusir dari rumahnya sendiri.

Dia tidak lupa untuk pergi ke kamar utama, untuk terakhir kalinya.

"Mah, Adya izin pergi ya?" Cicitnya mengelus foto Rio, Alex dan Dea yang terlihat tersenyum bahagia di dalam frame.

Dengan langkah beratnya, dia melangkah menuju ruang tengah, tempat Ririn, Alex dan Nino sudah menunggunya.

Barang-barang di kamarnya hanya beberapa yang dia bawa, bahkan foto keluarga-di dalamnya ada Rio, Alex, Dea dan Adya- yang baru dia cetak beberapa hari lalu sengaja dia tinggal di kamarnya.

Padahal untuk mendapatkan foto tersebut dia perlu mencari dengan susah payah.

Setelah sampai di lantai bawah, Nino segera memeluknya erat. "Jaga diri lo baik-baik, kak," pesan Nino pada Adya. Beberapa hari mengenal Adya yang berbeda membuat rasa sayang hadir di hatinya.

Alex menatap tidak peduli pada mereka berdua, dia berjalan menuju mobil di iringi Ririn di belakangnya. Brisia beberapa jam lalu dengan terpaksa pergi karena dia memiliki janji untuk kepentingan yang tidak bisa di tinggal, dan dengan tidak ikhlas dia pergi sebelum Adya pergi.

Nino akan menunggu di rumah, dia menjaga rumah selama mereka pergi menuju bandara. Sejak hasil penilaian akhir di umumkan, Alex segera memesan tiket pesawat untuk Adya sekaligus memberitahu ibu mertuanya bahwa Adya akan pergi ke Australia malam ini juga.

Pandangan Adya mengendar menelisik setiap sudut rumah, berharap dia tidak akan melupakan sudut manapun dari rumah ini sampai waktunya dia bisa kembali.

Atensinya kembali pada sosok Nino. "Jaga diri lo, kakak lo, Tante Ririn dan Papah. Kalau Brisia butuh sesuatu suruh cari aja di kamar gue, paham?" Tanya Adya sambil mengacak gemas rambut Nino.

Nino mendengus.

"Satu lagi, gue gak sempet buat perpisahan sama yang lain, jadi nanti lo tolong kasih kotak yang ada di atas meja belajar kamar gue ke siapapun yang cari gue. Di sana juga ada flashdisk buat penampilan perpisahan nanti, kasih aja ke Brisia. Emm, gue..." Suara Adya rasanya tercekat untuk mengucapkan kalimat perpisahan.

Dia kembali memeluk Nino erat, sangat erat. "Gue bahagia kenal sama lo, Brisia, maupun tante Ririn, jangan pernah lupain gue. Gue.... sayang sama kalian. Makasih dan maaf, gue pamit," lirihnya dengan suara yang bergetar, dia segera melepaskan pelukan mereka, Adya berjalan menuju mobil.

Ketika mobil berjalan, dia melambaikan tangannya pada sosok Nino.

Sebenarnya Alex tidak bersedia mengantar Adya, tapi dengan Ririn dan Brisia yang memohon mampu membuat Alex luluh dan pada akhirnya Adya di antar Alex menuju bandara untuk terakhir kalinya.

Mobil melaju dengan kecepatan normal, Adya memejamkan matanya ketika angin luar masuk ke dalam mobil saat dia membuka kaca mobil.

Tatapannya tak hentinya menatap seluruh jalanan jakarta yang tidak pernah mati. Sampai jumpa Jakarta, aku akan merindukan kota ini, batinnya dengan air yang kembali menggenangi pelupuk matanya.

Who is she? [TAMAT]Where stories live. Discover now