5. Kembalinya Bulan

2.6K 244 192
                                    

...
Tuhan mempunyai sejuta cara untuk menemukan dua insan yang akan membangun sebuah hubungan.
...

Katrina menatap air - air yang berloncatan setelah menghantam tanah dari dalam mobil ferrari hitam milik kakaknya. Titik - titik embun menempel membuat kaca menjadi buram membuat Katrina harus mengusap kaca dengan telapak tangannya agar tidak menghalangi pandangan. Bibirnya menampilkan senyum simpul dikala matanya menatap anak kecil dengan baju lusuh dan kotor dapat menari bahagia di bawah derasnya hujan. Gelandangan kecil itu bermain menikmati rahmat Tuhan, di saat itu mereka tidak terlihat jika memiliki banyak masalah dalam hidupnya. Bahkan, mereka terlihat bersih dan ringan daripada keadaan dan baju yang kini mereka kenakan.

Katrina kembali menghembuskan nafas berat, gadis berdarah Amerika Serikat itu tidak pernah menyangka jika hidupnya akan serumit ini. Namun Katrina percaya bahwa dibalik gelapnya dunia malam pasti ada gemerlapannya kota, dibalik beratnya ujian pasti berujung kebahagiaan. Siapa yang tahu jika nantinya kita akan bahagia? Dan siapa yang tahu jika di akhir hidup akan ada penderitaan. Semua begitu berjalan seperti air mengalir, mungkin di ujung sungai ada air terjun yang curam dan mungkin di ujung sungai terdapat lautan, apapun dapat terjadi jika Tuhan menghendaki.

"Kat, katanya mau ke taman. Mau pulang dulu apa langsung?" tanya Zafran membuyarkan lamunan Katrina.

"Pulang dulu aja deh kak, Katrina mau bersih diri dulu."

"Oke."

Zafran menambah kecepatan mobilnya dengan menginjak pedal gas lebih dalam. Suasana semakin riuh bertambahnya kecepatan air - air yang terjun ke tanah, namun lagu yang melantun di dalam mobil tidak dapat terkalahkan.

"Oh iya kakak lupa, Daniel nunggu kamu di rumah, katanya dia mau lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadis yang dia rindukan."

"Oh ya? Yahhhhh... Kat harus ketemuan sama teman sekolah," ucap Katrina sedikit menyesal.

"Teman apa pacar?"

"Apaan sih kak Zafran, emang cuma teman kok," ujar Katrina ketus dengan bibir mencebik.

"Iya iya," kata Zafran dengan nada mengalah.

Tidak lama, mobil ferrari milik Zafran berhenti di halaman yang begitu luas. Katrina membuka pintu mobil lalu menginjakkan kakinya ke tanah ber-paving yang basah. Senyum palsu terukir sempurna tanpa celah untuk mengetahui bahwa itu sebuah kepalsuan. Katrina masuk ke dalam rumah disambut Viona dengan hangat, sifat keibuannya mulai muncul untuk melayani adiknya dengan tulus.

"Kat kamu basah gini," ucap Viona khawatir.

"Gak pa-pa kak, Katrina tadi-"

"Yaudah kamu bersih diri dulu, nanti kakak bawakan susu hangat, oh iya- udah minum obat?"

"Udah, makasi banyak kak selalu perhatiin Katrina," ucap Katrina lalu mengambil langkah untuk menuju kamarnya.

Setiap ubin yang Katrina pijak menyisahkan banyak luka dan masalah, bahkan mereka menjadi saksi bisu dimana saat Katrina mendapat beberapa pukulan dan hinaan dari mamanya. Katrina tidak tahu apa salah dirinya sehingga membuat mamanya menjadi sangat membenci gadis yang masih berseragam itu. Katrina tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk membuat mamanya lebih sedikit menerima Katrina.

"Kat!" panggil suara berat seseorang yang berhasil mencekal langkah kakinya. Katrina membalikkan badannya lalu terlihat Daniel yang seperti baru berdiri dari sofa rumahnya.

"Kak Daniel kesini lagi?" tanya Katrina walau sejatinya sudah tahu.

"Saya ingin jalan sama kamu, kamu tidak ada kegiatan lagi kan?" kata Daniel penuh harapan.

When You ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang