21. Janji

1.2K 96 52
                                    

...
Pejuangan dan penantian mengajarkanmu untuk lebih menghargai seseorang yang telah kau genggam.
...

"Lho..."

Vino tersenyum tampan lalu berkata, "Happy birthday my sun."

"Happy birthday Katrina!" seru Reina dan yang lainnya kompak.

Katrina sungguh terharu dengan apa yang di hadapannya. Teman-temannya berhasil membuat Katrina tak henti bersyukur, ternyata Katrina masih mempunyai teman yang menyayanginya dan lebih tepat disebut sebuah keluarga.

"Terima kasih banyak guys, gue gak nyangka malam ini akan lebih indah. Apalagi sekarang ada seseorang yang selalu di samping gue dan tepat di hari ulang tahun gue, dia nyatain perasaannya dengan rencana kalian yang... amazing! Thank you very much, for everything." Katrina meluapkan segala bahagianya.

"Iya Kat sama-sama... tapi, selain Vino, kita bakalan selalu ada buat lo. Ya kan?"

"Yaiyalah laaahhh!" seru mereka serempak.

"Tiup lilinnya dulu," ucap Vino yang kini berhadapan dengan Katrina.

"Satu. Dua. Tiga! Yea! Gue ucapin sekali lagi Kat, HBD and wish you all the best!" kata Fredella heboh.

"Tapi sorry ya Kat, cuma ini yang bisa kita lakuin. Gak ada kado lebih buat lo," sesal Alisha, namun tak lama, gadis itu mengedipkan matanya ke arah Reina.

"Gak apa-apa kok, ini udah jadi kado terindah buat gue," jawab Katrina dengan senyumnya.

Tak lama, Zafran, Daniel, dan Naufan datang. Membawa bingkisan dari tiga pria muda itu dan mengucapkan selamat. Namun, Katrina tak dapat melihat kakak terkasihnya, yaitu Viona. Katrina tak mengerti, biasanya Viona akan menjadi yang pertama untuk membuat Katrina tersenyum, tetapi Katrina sekarang tak dapat melihatnya.

"Kenapa Kat?" tanya Zafran melihat adiknya celingak-celinguk seperti anak ayam yang terpisah dengan induknya, lalu mencarinya.

"Eng--- Kak Viona dimana?" tanya Katrina.

"Tadi di rumah, katanya masih lelah. Dia janji akan kesini besok, jangan khawatir," bujuk Zafran membuat Katrina sedikit lega.

"Oke," jawab Katrina dengan senyum semanis mungkin.

🌌🌌🌌

Disinilah Vino dan Katrina berada, di bawah hamparan bintang yang menghiasi cakrawala. Semburat langit biru tua terlihat lebih indah hari ini, atau hanya perasaan Katrina yang sedang bahagia saja.

Sedari tadi Vino dalam diamnya menatap Katrina, yang terlihat pucat. Namun, senyumnya membuat wajah pucat Katrina lebih berseri.

"Vin," panggil Katrina membuat Vino langsung mengerjapkan matanya.

"Hm?"

"Jadi... selama ini lo gak jenguk itu bagian dari rencana kalian?"

"Iya, kenapa? Kangen ya?" goda Vino membuat Katrina memalingkan tatapannya dari Vino ke arah lain.

"Dasar!"

"Untuk apa menutupi? Bintang pun telah mengungkapkan, bahwa malam tanpa Bulan yang menemani Mentari, tak akan indah. Bintang memberikan isyarat dalam cahayanya, bahwa dia merindukan Bulan dan Mentari. Apalagi..." Vino sengaja menggantungkan ucapannya membuat Katrina kembali menatap Vino, sejatinya meminta lanjutan dari ucapan kekasihnya.

When You ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang