38. Dalangnya

770 50 0
                                    

...
Ternyata, mencintaimu tak sedikit pun terasa susah. Namun, menjalani hari-hari setelahnya membutuhkan kesetiaan yang luar biasa.

...

Tangan Vino masih memegang handle pintu kamar hotel Katrina. Dengan senyum simpul yang masih terulas sedari tadi.

"Apa lagi?" tanya Katrina yang akan menutup pintu, tetapi ditahan Vino.

"Jangan nangis lagi," pinta Vino begitu halus.

"Iyaaa..." Katrina hanya dapat mengiyakan ucapan Vino, tanpa berjanji untuk itu.

Kemudian, Katrina pun menggerakkan tangannya untuk menutup pintu. Namun, lagi-lagi Vino menahannya membuat Katrina membuka kembali.

"Apa lagi Vino?" tanya Katrina mencoba sabar.

"Gue lupa."

"Hp lo ketinggalan?"

Vino menggeleng lalu berkata, "Coba deh lo tutup mata."

"Buat ap--"

"Udah tutup mata aja."

Katrina menghirup napas sebentar dan menghembuskannya, lalu menuruti perkataan Vino dengan menutup mata. Vino menempelkan kedua telapak tangannya di kedua bahu Katrina dan menatap gadis yang tengah memejamkan mata. Hingga beberapa detik, Vino masih menatap gadis itu dengan seksama yang terlihat begitu cantik.

"Vin... ada apa sih? Kok lama banget? Gue udah boleh buka mata?" tanya Katrina yang mulai merasakan jantungnya berdebar semakin kencang.

"Sabar, Kat."

Vino pun tersenyum setelah puas memandangi Katrina. Dengan pelan, tangannya memutar tubuh Katrina, hingga tubuh gadis itu membelakangi Vino. Kemudian, Vino mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan mengambil benda dari dalamnya.

Tiba-tiba ada sesuatu yang menyentuh leher Katrina, seakan benda yang terasa dingin, yang sengaja Vino pasangkan dengan pelan di sana. Akhirnya, Vino membalikkan tubuh Katrina hingga kembali menghadap dirinya.

"Sekarang lo boleh buka mata lo," kata Vino dengan suara berat khasnya.

Katrina pun membuka mata seraya jari-jari lentiknya mendapati sebuah kalung yang begitu indah, telah melingkar di lehernya. Katrina menatap liontin dari kalung itu, terdapat bentuk bulan dan mentari yang berukuran kecil sehingga terlihat manis, di tengah itu terdapat dua huruf, yaitu V dan K. Apalagi di sekitarnya terdapat berlian-berlian kecil yang menghiasi liontinnya, menambah kesan manis.

"Cantik." Hanya satu kata itu yang terlontar dari bibir Vino.

Katrina tersenyum dan menatap Vino, lalu berkata,"Iya kalungnya cantik banget. Makasi, Vin."

"Hm... bukan," jawab Vino membuat alis Katrina tertaut.

"Bukan?"

"Lo yang cantik." Vino mengaku dengan ringan.

Vino mengakui, memang kalung itu indah. Namun, akan semakin indah jika dapat melingkar manis di leher Katrina. Sehingga dapat Vino simpulkan, jika cantik dan indah yang sesungguhnya dari Katrina sendiri.

When You ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang