34. Jeda

945 57 8
                                    

...
Beri hatiku jeda walau seketika, agar dapat menerima segala lara yang menanti di depan mata.

...

"Kat, ini gak seperti yang lo-"

"Apa?" sela Katrina dengan nada kecewa.

"Iya, Kat... Vino gak ada maksud apa-apa kok," jawab Citra setelah menetralkan suaranya yang serak.

Katrina menatap Citra sebentar dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah sejak kapan segala pikiran buruk hinggap di otaknya. Bahwa sikap Citra yang berbeda adalah awal dari segala ketakutannya menjadi kenyataan.

Dengan cepat, Katrina mengambil tasnya di meja yang semula menjadi tempat Katrina dan Vino habiskan beberapa menit di Kafe ini. Dengan dada bergemuruh dan dengan sekuat batinnya Katrina menahan diri untuk tidak menangis di depan Vino, Katrina tak ingin terlihat lemah lagi walau Vino mengetahui semua tentang dirinya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Katrina melangkahkan kakinya untuk keluar dari Kafe itu. Namun, Vino menahan langkah Katrina, dengan melingkarkan telapak tangannya pada pergelangan tangan Katrina.

"Lepasin! Gue mau pulang," kata Katrina seraya mencoba melepaskan tangannya dari tangan Vino, tetapi genggaman Vino cukup kuat.

"Kat..."

"Lepasin, Vin!"

"Kalau lo berangkat bareng gue, lo juga harus pulang bareng gue, Kat. Gue gak mau lo kenapa-napa," ucap Vino berusaha selembut mungkin.

🌌🌌🌌

Sedari tadi Katrina hanya menatap ke luar, menembus kaca mobil sebelah Katrina. Rasa sakit yang semakin menjalar di hati gadis itu, membuatnya tak ingin menatap Vino walau sedikit pun karena hatinya akan terasa sakit.

"Kat... gue tad-"

"Siapa yang suruh lo jelasin? Gue gak butuh!" sela Katrina membuat Vino menghela napas pelan.

Meski Vino berusaha menjelaskan, tetapi Katrina selalu menyela ucapan Vino. Hingga tangan Vino tergerak untuk menggenggam tangan Katrina, tetapi Katrina dengan kasar menepis tangan itu.

Saat mereka telah sampai di halaman rumah Katrina, gadis itu langsung membuka pintu untuk keluar dari mobil itu. Vino dengan cepat pun langsung keluar dan menahan Katrina lagi.

"Apalagi sih Vin?" tanya Katrina dengan nada sebal.

"Gue mohon dengerin penjelasan gue Kat," mohon Vino seraya menatap mata Katrina yang melihat ke arah lain, tak ingin menatap Vino.

"Gue butuh jeda, Vin. Gue butuh waktu sendiri, gue mau istirahatin hati gue... biar gue bisa hadapi luka yang akan datang nanti," kata Katrina dengan nada pilu.

"Tapi Kat-"

"Gue mohon sama lo. Mulai besok, gue mau lo menjauh dari gue. Atau, kalau lo mau mengakhiri hubungan kita..." Katrina menggantungkan ucapannya untuk menarik napas terlebih dahulu, lalu menghembuskannya.

"... lo bisa akhiri, jika memang itu mau lo. Karena gue gak berhak mengakhiri, Vin. Lo yang memulai, lo juga yang akan mengakhiri," kata Katrina lalu memaksakan senyumnya.

"Kat..."

Katrina sama sekali tak memberi Vino untuk menjelaskan apapun, hingga ucapan Vino menggantung di udara. Saat Katrina akan memasuki rumahnya, Zafran keluar dari rumah dan akan menyambut adiknya. Namun, Katrina langsung masuk rumah dengan senyum dipaksakan.

When You ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang