17. Sebenarnya

1.3K 134 78
                                    

...
Perasaan masih sama, tetapi kemauan untuk dekat mulai sirna. Diri ini sadar, sekeras apapun mengejar, jika bukan takdir ... waktu tak akan mengijinkan.
...

Satu minggu Vino tidak mendapatkan kabar tentang Katrina, pemuda itu berulang kali datang ke rumah gadis berdarah Amerika Serikat namun hasilnya nihil. Tidak ada orang disana selain Viona, itupun Viona tidak ingin mengatakan apa-apa, atas permintaan Katrina. Benar saja, Reno dan Viola pergi ke Sydney untuk keperluan bisnis. Sedangkan Zafran, jarang kembali ke rumah karena merawat Katrina yang masih belum pulih sepenuhnya.

Tujuh hari tanpa Katrina benar-benar hampa bagi Vino, senyum cerah yang biasanya ada seakan hilang tertelan bumi. Walau belakangan ini hubungan Vino dan Katrina tidak sedekat sebelumnya karena adanya Viona, tetapi tetap saja di dalam lubuk hati Vino terdapat keinginan untuk selalu bersama Katrina. Gadis itu menjadi daya tarik tersendiri untuk Vino yang pernah menutup hati dan menjadi dingin karena Viona.

"Ssss," desis Vino seraya menutup buku bacaannya dengan kasar.

"Bocah ngapa yak?" tanya Bobby melihat Vino yang semakin hari semakin dingin, ketus, dan emosi yang sering meluap.

"Gebetannya gak masuk satu minggu gitu lho Bob, lo peka dikit napa?" jawab Nendra setelah menghempaskan tubuhnya di sofa perpustakaan.

Vino menatap Nendra sinis setelah mendengar ucapan temannya itu.

"Kalau liat jangan gitu dong Bang, Dedek kan takut."

Vino me-rolling eyes mendengar nada ucapan Nendra yang dimanja-manjakan.

"Dasar otak keledai! Vino marah malah lo goda gak jelas," sahut Andre melihat kelakuan temannya yang miris atau kurang waras.

"Hey dude!" sapa Alex yang baru masuk di perpustakaan diikuti golongan Reina yang lain.

"Komplit nih, sama-sama gak warasnya," sindir Rafli.

"Tuh kan Lex! Lo itu yang waras dikit gitu, malu gue punya pacar lo!" sahut Diandra menyetujui Rafli.

"Aduh beb, punya pacar humoris kok gak bersyukur."

"Najis!"

Setelah itu tidak ada percakapan diantara mereka. Banyak yang sibuk bersama pasangan masing-masing, seperti Rafli dan Reina sibuk mendengarkan lagu dengan earphone sebelahan, Alex dan Diandra sibuk adu pelototan mata, serta Aby dan Fredella sibuk mengisi teka-teki silang bersama. Sedangkan golongan single dan jomblo sedang sibuk bermaho ria, kecuali Vino yang memilih mencari hiburan lalu beranjak ke luar.

Udara alami yang pertama menyapa Vino ketika keluar dari perpustakaan. Ternyata, koridor yang begitu sepi tidak seperti biasanya. Pemuda itu menatap sekolahnya yang begitu membosankan dan entah sejak kapan. Mungkin karena tidak ada sedikit rasa antusias di dalam diri Vino tanpa kabar dari Katrina.

Vino berjalan melewati koridor dan lorong untuk ke taman belakang yang jarang dikunjungi siswa-siswa selain Katrina dan Reina. Pemuda itu menyapu seluruh penjuru taman dan menemukan sesuatu yang tertimbun dedaunan kering. Entah mengapa Vino tertarik untuk mengambilnya. Pemuda itu perlahan jongkok lalu memilah sedikit. Pemuda itu terdiam mendapati jam tangan milik Katrina, pemberiannya.

"Lo tau alasan kenapa jam tangan Katrina disitu," ucap seseorang dari belakang Vino.

"Ha?" tanya Vino datar setelah melihat siapa yang berkata padanya.

When You ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang