14. Ungkapan

1.4K 121 91
                                    

...
Setiap pertemuan tidak hanya membawa kebahagiaan karena saat itu bulir-bulir air mata yang akan mengalir sudah tersimpan.
...

Katrina tersenyum seraya melambaikan tangannya ke arah Vino yang mulai menjauh bersama motor ninjanya, setelah menaruh mobil Zafran di garasi. Gadis itu tetap tersenyum walau Vino bagai ditelan kegelapan malam.

Kakinya melangkah masuk ke rumah yang tidak pantas untuk dikatakan rumah, karena tempat itu bagai lingkup gelap dan sesak yang menyimpan memori kelam. Kakinya tetap melangkah dengan senyum yang masih sama berkat Vino sebagai obat pelipur laranya.

"Katrinaaaa!" seru Viona menghampiri adik terkasihnya dengan mata berbinar.

Katrina hanya tersenyum melihat kakaknya yang meneliti bagian tubuh dari atas hingga ke bawah, saat itu Katrina menyembunyikan tangannya agar Viona tidak mengetahui bahwa Katrina terluka.

"Kamu baik-baik aja kan?" tanya Viona setelah menatapnya cukup lama.

Katrina mengangguk seraya berkata, "gak pa-pa kok."

Namun tiga detik kemudian raut wajah Viona berubah marah membuat Katrina menundukkan kepalanya.

"Kamu bohong Kat. Kenapa?" tanya Viona dengan suara meninggi karena terlalu khawatir.

"Eng- Kat- Katrina cuma mau Kak Viona pulang duluan... sama Vino."
"Katrina juga gak mau repotin Kak Zafran, lagian juga tadi Katrina gak jalan kok," ucap Katrina takut.

Viona mendesah pelan lalu merubah raut wajahnya serta berkata dengan suara selembut mungkin, "adikku tersayang... kalau kamu begitu demi aku pun jangan lakukan," dan berkata lagi setelah mengambil nafas panjang lalu menghembuskan perlahan, "karena itu hanya menyakiti diri kamu sendiri kan?"

Katrina mengangguk tetapi tidak ingin berjanji karena baginya keluarga adalah hal terpenting.

"Yaudah, sekarang ganti baju lalu istirahat ya."

Lagi-lagi Katrina hanya mengangguk lalu melangkahkan kaki meninggalkan Viona yang menatap punggungnya.

Katrina menutup pintunya perlahan lalu menaruh tas di tepi kasurnya. Gadis itu memilih membersihkan diri lalu berganti baju.

Jam masih menunjukkan pukul delapan lebih lima belas menit. Katrina sudah menyisir rambut sambil menatap dirinya di cermin. Gadis itu mengenakan rok merah marun bermotif bunga dan berukuran tiga per empat dengan baju berwarna lebih muda polos. Senyum gadis itu pun terulas sempurna.

"Cantik," ucap suara bariton Zafran di ambang pintu yang tidak tahu kapan kakaknya itu sudah di ambang pintu.

"Ya iyalah, kakaknya aja tampan," jawab Katrina memuji kakaknya yang memang tampan tanpa rekayasa.

Pria itu terkekeh pelan lalu duduk di tepi kasur Katrina, membuat adiknya memutar tubuh ke arahnya.

"Gimana, sudah baikan?" tanya Zafran lembut.

Jika saja ada teman-teman Katrina, pastilah mereka akan berteriak histeris karena melihat Zafran seperti bintang film Hollywood bahkan Tom Cruise, Brad Pitt, Leonardo Dicaprio, dan Zayn Malik pun akan tereliminasi jika dibandingkan dengan Zafran.

"Udah kok Kak, makasi udah perhatian ke Katrina," jawab Katrina tidak kalah lembut.

"Ayo turun, biar bisa berkumpul!"

"Oke, kakak duluan aja. Nanti Katrina nyusul."

Zafran mengangguk lalu mencium kening Katrina. Pria itu beranjak meninggalkan Katrina yang masih tersenyum.

When You ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang