46. Ingin Bertemu

615 56 11
                                    

...
Harapanku untuk lebih lama denganmu akan selalu disangkal oleh takdir, karena nanti antara kita hanya tersisa kisah lama.
...

Mata kehijauan milik Katrina telah berair, gadis itu menangis dalam diamnya. Tak mengerti dengan jalan takdir yang selalu punya cara untuk memberi kejutan duka. Melihat dari sikap Viola, tak ada peluang lagi bagi Katrina untuk mengundur keberangatakannya. Tak ada yang berpihak padanya, meski Zafran sekalipun yang biasanya paling mengerti.

Sampai malam ini, gadis berdarah Amerika Serikat-Indonesia itu masih belum mendapatkan kabar dari Vino. Bahkan, ketika Katrina ingin melakukan panggilan, nomor Vino tidak aktif. Katrina tak tahu lagi, sekuat apapun dia menyalahi takdir, segalanya akan berakhir sama.

🌌🌌🌌

Mata Katrina mengerjap berulang kali, bias cahaya yang menembus kaca berhasil membangunkan Katrina. Ternyata jam menunjukkan tengah hari, tepat pukul dua belas siang. Dirinya tak mengerti, bagaimana bisa tidur selama itu, padahal biasanya jika Katrina bangun jam delapan pagi saja, cukup membuat kepalanya pusing.

Katrina pun meraba tangannya dan merasakan tangannya, tak ada jarum yang menusuk kejam di sana. Hanya tersisa kapas yang diberi plester.

Dengan pelan, Katrina mengubah posisi menjadi duduk. Dengan mata yang menatap ke luar jendela, pikirannya melayang. Namun, tak lama suara langkah kaki yang seperti tergesah-gesah dan begitu banyak berhasil membuat Katrina ingin keluar dan melihat apa yang terjadi.

Katrina membuka pintu, lalu menghentikan satu suster dan bertanya, "Sus, ini kenapa ya?"

Dengan setengah panik, suster itu mencoba menjawab, "Ini penanganan korban kecelakaan pesawat di-"

Belum sempat suster itu menyelesaikan kalimatnya, seorang suster lain dengan tergesah-gesah memanggilnya. Sehingga meninggalkan Katrina yang kebingungan di ambang pintu.

Kecelakaan pesawat?

Dada Katrina mulai bergemuruh hebat, entah mengapa pikirannya tertuju pada Vino. Banyak korban yang lewat di depan Katrina, tetapi masih belum menemukan sosok Vino. Dirinya mulai tenang karena orang-orang yang berlalu lalang mulai berkurang.

Namun, Katrina memilih untuk berdiri di ambang pintu. Katrina tak tahu mengapa dirinya begini. Hingga tak lama, matanya menangkap satu sosok yang terbaring tak sadarkan diri.

Deg!

Seorang pemuda berlumuran darah yang berhasil menyita perhatiannya itu. Di sana, Zafran terlihat tergesah-gesah akan membawa Vino ke IGD. Namun, ketika melihat Katrina yang di ambang pintu membuat Zafran menghampiri adiknya.

"Katrina, kamu masuk ya."

"Vi-Vino? Itu Vino kan Kak?" tanya Katrina mulai histeris.

"Kat..."

"Aku mau lihat Vino."

"Katrina, Kakak akan berusaha yang terbaik untuk Vino. Kamu tenang aja ya."

"Gak mau, Kak. Katrina ingin lihat Vino."

Zafran menghela pelan, lalu berkata, "Oke, kamu bisa lihat tapi hanya lewat kaca ya."

When You ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang