9. Cinta dan Benci

2.1K 137 42
                                    

...
Pilihan terberat di dalam hidupku adalah menjauhimu agar tidak menyakitimu atau tetap berada bersamamu namun selalu menggoreskan luka di hatimu.
...

Katrina membuka pintu balkon rumahnya yang terbuat dari kaca. Hembusan angin menerpa, hal ini selalu dilakukan Katrina setelah beraktivitas. Suasana malam selalu menjadi pelepas kepenatan, dengan mengamati berlian malam yang menghampar luas di langit dapat memanjakan mata yang lelah menangisi keadaan. Dengan mendengar daun yang saling bergesekan karena ulah angin dapat membelai telinga yang lelah mendengar lantunan kehidupan yang begitu memilukan. Dengan merasakan udara dingin yang menusuk pori-pori untuk memeluk tulang lebih baik daripada merasakan keadaan yang semakin merumit.   Dengan menghirup oksigen malam lebih baik daripada menghirup asap sesaknya kehidupan.

Hidup akan semakin kejam bersama waktu yang memakan banyak hal indah. Namun, jika semakin lemah dan tidak ingin bangkit karena kejamnya hidup, seseorang tidak dapat menemukan sisi indahnya kehidupan. Semua akan tercapai jika kita mau melangkah lebih jauh untuk meraih kebaikan.

Rasa sakit di bagian dada tiba-tiba menerjang membuat Katrina melemas, gadis itu mulai mencari obat-obatan dengan langkah gontai dan mulai kehilangan keseimbangan. Gadis itu menemukan obatnya tergeletak disamping kotak musik pemberian Vino, tangannya dengan cepat menelan benda kecil itu bersama air putih diatas nakas. Perlahan, rasa sakit pun itu menghilang.

Kotak musik bertema siang dan malam itu menarik perhatian Katrina, terutama pada huruf V & K yang terlukis indah. Rasa penasarannya menyeruak di dalam dada.

"V & K ... V itu Vino dan K itu Katrina," gumam Katrina dengan dahi berkerut.

...

"Yahhh!" seru gadis kecil bergaun merah karena balon yang dia pegang lepas dari genggaman. Gadis itu melompat mencoba meraih tali yang terdapat untuk menggenggam balon itu namum hasilnya nihil.

Namun, sebelum balon itu terbang menjauh, pria muda lebih tua dua tahun darinya berhasil meraih balon itu karena lebih tinggi dari gadis kecil itu.

"Ini balonmu kan?" tanya pria muda itu yang terlihat begitu asing.

"Iya, terima kasih," jawab Katrina kecil lalu kembali menggenggam tali balon itu.

"Kamu disini sendiri?"

Katrina kecil menggeleng pelan lalu tersenyum.

"Aku sama kakak, tapi kakak masih beli makanan ringan. Aku disuruh kakak menunggu disini."

"Oh, namamu siapa?"

"A- aku Katrina. Lalu, namamu siapa?"

"Eng-"

"Sayang, ayo pulang! Papa kamu udah pulang dari Kanada, kamu rindu papa kan?" ucapan wanita paruhbaya yang Katrina rasa adalah mamanya pria muda yang membantu Katrina. Wanita paruhbaya yang Katrina duga sosok ibu itu berhasil memutus ucapan anaknya.

"E- iya ma."

"Yaudah ayo!" ajak wanita paruhbaya itu sembari menggandeng anaknya.

"Senang bertemu denganmu Katrina!" teriak pria muda itu sebelum semakin menjauh.

"Iya, aku juga."

When You ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang