15. Kenyataan pahit

1.4K 143 65
                                    

...
Saat takdir pun tidak memihak. Lalu, apa bertahan masih menjadi keharusan?
...

"Gue... gue pengen hujan-hujan aja," alibi Katrina saat Ken terus menerus menatapnya.

Ken tersenyum lalu melakukan sesuatu yang sungguh membuat Katrina terkejut.

"Aaaa!" pekik Katrina terkejut. Seketika itu juga Katrina merasa tubuhnya melayang karena Ken tiba-tiba menggendongnya seperti sepasang kekasih yang baru selesai menikah.

"Lo mau kan hujan-hujanan, apalagi bisa melayang kayak tadi?" tanya Ken bercanda.

"Ya gak gitu juga. Ken turunin dong, kalau ada yang lihat gimana?" pinta Katrina memelas.

"Iya-iya," jawab Ken menurunkan Katrina di koridor agar tidak lama-lama terguyur hujan.

"Tuh kan, lo ikutan basah," ucap Katrina menatap Ken lalu Katrina berkata lagi, "Sorry karena gue lo juga ikutan basah-basah gini."

"Gak pa-pa, gue pernah bilang kan kalau gue sayang lo. Gue akan lakukan apapun biar buat lo tersenyum." Ucapan itu berhasil membuat dada Katrina bergemuruh, bukan karena dia menyukai ucapan itu. Namun, ucapan itu berhasil mengingatkannya kembali dengan Vino.

"Hey Katrina..."

"Eng- iya?"

"Lo gak pulang?"

"Gu- gue-"

"Ayo gue anter!"

"Tap-"

"Gue gak terima penolakan."

"Oke."

Dengan tiba-tiba Ken melingkarkan tangannya di pundak Katrina membuat gadis itu membulatkan matanya, namun Ken tetap keukeuh tidak ingin melepaskan hingga Katrina benar-benar pasrah. Mereka mulai melangkahkan kaki menuju pelataran parkir.

Dari jauh, ada sepasang mata yang menatap mereka sendu, bunga yang dia pegang erat perlahan jatuh.

🌌🌌🌌

"Thank you Ken!" ucap Katrina setengah berteriak melawan bisingnya hujan.

Tanpa harus menunggu mobil Pajero itu melaju, Katrina melangkahkan kakinya pelan berharap air hujan dapat meluruhkan luka di hatinya. Kakinya bergemetar, untuk memasuki rumahnya sendiri pun begitu terasa berat.

...

"Jangan sok polos kamu! Tidak mungkin kamu akan menerima semua perlakuan saya kepada kamu tanpa kamu membalasnya kan?"

"Saya bilang jangan panggil saya dengan sebutan yang tidak pantas untuk kamu!"

"Kamu itu gadis licik dan saya tahu itu! Saya sangat yakin bahwa kamu akan mencampurkan racun di dalamnya!"

"Halah! Drama apalagi yang kamu ciptakan? Air matamu itu tidak akan menipu saya! Pasti! Pasti dalam diri kamu ingin membunuh saya kan!"

"Benar Ren, benar apa yang selama ini saya duga. Katrina memang anak hasil selingkuhan kamu..."

"Ya! Kenapa? Tidak mungkin kamu baru tahu KATRINA! Kamu itu licik seperti mama kamu yang sudah pernah membuat suami saya lalai dengan keluarganya!"

...

Sebagian ucapan Viola terngiang di telinga Katrina dan berebut tempat di kepalanya. Kata-kata itu sungguh membuat Katrina semakin takut, Katrina takut semakin terpuruk dan pergi dengan tidak tenang.

When You ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang