48. Bersamanya

746 52 9
                                    

...
Genggam tanganku, kamu akan mengetahui sesuatu. Jika aku menginginkan momen ini bersamamu
...

Mata Katrina yang semula diam nan tenang, mulai terbuka perlahan. Jari-jarinya pun bergerak-gerak menandakan jika Katrina mulai sadar.

Ketika kesadaran Katrina semakin penuh, gadis itu merasakan terdapat tangan yang tertaut di sela-sela jarinya. Pandangan Katrina menurun hingga mendapati tangan kokoh menggenggamnya erat, yang dia duga berada di posisi itu sejak sebelum Katrina sadar.

Salah satu sudut bibir Katrina terangkat melihat Vino yang tertidur dengan kepala menumpu di tepi kasur, dengan salah satu tangannya menggenggam tangan Katrina. Lalu gadis itu mengalihkan pandangannya ke jam dinding, pukul lima pagi, pasti Vino memutuskan untuk menjaganya di sini. Melihat jaket tebalnya yang masih melekat di sana. Hal itu semakin membuat kedua sudut bibir Katrina terangkat sempurna.

Dengan pelan, tangan Katrina yang tak digenggam Vino itu, mencoba meraih dan semakin mendekat ke kepala Vino. Di usapnya dengan sangat lembut seraya ditatapnya lekat-lekat wajah Vino yang tengah tertidur.

"I love you," ucap Katrina terlontar begitu saja.

Katrina tak sadar, jika Vino mendengar tiga kata yang keluar dari bibir Katrina karena pemuda itu tak tidur sepenuhnya. Berulang kali Vino mencoba tidur, tetapi perasaan Vino tak dapat tenang, sebelum mengetahui Katrina sadar dan baik-baik saja. Namun, dengan ahli Vino bermain perannya.

Selang beberapa menit, barulah Vino seakan-akan baru saja terbangun dari tidur pulasnya. Katrina yang sedari-tadi menatapnya, dengan cepat mengalihkan pandangan ke arah jendela. Seketika itu juga Vino tersenyum, lalu menggenggam salah satu tangan Katrina dengan kedua tangannya.

"My Beloved Sun, udah sadar?" tanya Vino.

"Lo nungguin gue?" Katrina justru kembali bertanya.

"Hm," deham Vino dengan masih tersenyum.

"Kenapa gak istirahat di rumah aja? Kan lo habis dari luar negeri, lo gak capek apa?" tanya Katrina membuat Vino teringat kisah awalnya dengan Katrina.

...
"Vino, kenapa lo disini? Bukannya lo harus ikut upacara pergantian OSIS? Lagi pula... lo kan wakil ketua OSIS, peran lo juga penting."

"Masa bakti gue akan berakhir dalam hitungan menit, lalu buat apa gue harus tetep berdiri di tempat kalau lo mau pingsan," ucap Vino dengan santai.

"Kan yang lain juga bisa."

"Kenapa harus yang lain kalau gue bisa?"

"Ta- tapi upacara itu lebih penting Vin!"

"Kalau lo lebih penting?"

Blush!

"Maksud gue, kalau lo mau pingsan sementara gue bisa nolongin buat apa harus orang lain... dan dalam hitungan menit gue gak jadi OSIS lagi, lalu buat apa gue harus diam nunggu yang akan berakhir. Sedangkan lo... kalau gak ada yang cepet-cepet nolongin nanti kepala lo kebentur kan lebih parah," ucap Vino menjelaskan membuat Katrina bergeming.
...

Vino kembali mengulas lengkungan di bibirnya, lalu berkata, "Lo gak berubah-berubah ya?"

"Maksud lo?"

"Lo inget kan, waktu gue nungguin lo di UKS gara-gara lo pingsan pas upacara pergantian OSIS?"

Kini Katrina yang mematri senyum di bibirnya, dia mengingat itu, bahkan sangat ingat.

When You ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang