Bab 12

144 7 0
                                    

     Sebuah ruangan yang warnanya kontras dengan ruangan lain kulihat sepanjang berada di rumah ini, kini terpampang nyata dihadapanku. Semua serba warna merah muda. Di salah satu sudut ruangan itu nampak lemari kecil berisi boneka berbagai karakter didominasi warna merah muda juga. Kemudian di sampingnya ada meja kecil dengan lampu belajar di atasnya. Ada pintu kecil tertutup berada di sebelah kanan meja.

Karpet ruangan ini berwarna lavender dengan motif bunga di setiap lembarnya. Saat aku menoleh, di sebelah kananku nampak perosotan dan tempat bermain membuatku mengernyit tak paham. Sebenernya tempat apa ini?

"Sudah selesai menelisik ruangan ini?"

Ya Tuhan, aku sampai tidak sadar kalau masih ada orang lain disini.

"Panggil saya Farah. Saya nyonya dirumah ini,"

Seperti yang kuduga. Ia penguasa di rumah ini.

"Saya tidak suka basa-basi, jadi langsung saja. Saya ingin melihat surat lamaran anda."

"Sepertinya saya harus pergi." jawabku tanpa ragu.

Tak ada lagi minat untuk melamar ditempat misterius ini. Kurasa masih banyak pekerjaan lain yang lebih jelas diluar sana.

"Oh, ya? Anda yakin?" Bu Farah kembali bersikap dingin setelah beberapa saat lalu melembut.

"Saya tidak cocok .... "

Perempuan itu berjalan menjauh dengan langkah pelan. "Anda bahkan belum tahu pekerjaan apa yang harus anda kerjakan tapi Anda bilang tidak cocok. Lucu sekali."

"Saya mencari pekerjaan yang jelas! Untuk itu saya permisi sekarang."

Sebaiknya aku segera pergi. Tak ada gunanya berlama-lama disini, waktuku bisa terbuang sia-sia kalau perempuan ini masih kutanggapi. Sengaja mempercepat langkah agar cepat pergi dari rumah aneh ini, tiba-tiba saja dari depan seperti ada sesuatu yang menubruk tubuhku. Dan lama kemudian terdengar teriakan disertai tangisan anak kecil tak jauh dari kakiku. Anak perempuan bermata elang itu kini meraung sambil menatapku.

"Adek .... "

Muncul wanita paruh baya berlari panik kearahnya. Perempuan itu nampak khawatir terjadi hal buruk pada gadis kecil itu.

"Aku nggak apa, aku nggak apa, Mbok."

Lucu sekali, dia menangis tapi masih bilang baik-baik saja.

"Maafkan saya, Nyonya. Adek tadi terjatuh." kata wanita yang di sebut 'Mbok' itu takut-takut. Ia menundukkan wajah tak berani menatap. Membuatku tersadar kalau Nyonya rumah ini kini ada tepat di belakangku.

Ketika hendak melangkahkan kaki tak perduli dengan drama keluarga ini, tiba-tiba gadis kecil yang di panggil "Adek' tadi berlari kearahku, kemudian memelukku. Membuatku terpaku.

"Ini pasti kakak yang mau jadi teman adek belajar 'kan, Mami?"

Sekilas mata gadis kecil ini berbinar. Ia menatapku lalu mengalihkan wajahnya ke arah Bu Farah. Bibirnya tersenyum sempurna membuatku langsung terhipnotis karenanya.

"Bukan." jawab Bu Farah dengan sangat lembut. Ia meraih tubuh anaknya agar menjauhiku.

Jawaban Bu Farah tadi membuatku menyadari, sinar bahagia di mata gadis kecil itu meredup. Matanya kembali muram, tangisnya pecah.

"Kapan Adek punya teman main? Adek nggak boleh kemana-mana, Adek nggak boleh sekolah, Adek mau main kayak teman-teman lain, Mami.... "

Sebenarnya diriku bukan tipe orang yang gampang tersentuh, bagiku kesialan takdirku lebih menyedihkan daripada kisah hidup orang-orang ini, tapi mendengar ucapan gadis kecil itu di tengah tangisnya membuat dadaku tiba-tiba sesak. Apakah pekerjaan yang di maksud Bu Farah ini adalah untuk menjaga 'Adek' ini?

"Iya. Nanti pasti ada, Mami akan cari." Bu Farah berjongkok di hadapan putrinya. Ia mengusap air mata gadis kecil itu kemudian menatapku.

"Silakan Anda lanjutkan perjalanan." serunya dengan nada datar.

Aku melirik gadis kecil itu masih sesenggukan. Entah kenapa nuraniku mengatakan, aku harus tetap disini, menjaganya.

"Apa yang anda maksud pekerjaan ... "

Kalimatku terpotong oleh ucapan Bu Farah, "Iya. Menjaga putri saya, itu pekerjaan yang saya tawarkan."

Ya Tuhan, gara-gara sikapku yang suka berprasangka buruk pada orang lain, hampir saja aku kehilangan kesempatan kerja ini.

"Kalau begitu saya bersedia." seruku cepat. Aku tak perlu berpikir lagi.

Kubuang jauh-jauh rasa malu. Yang kubutuhkan adalah pekerjaan, malu bisa di kesampingkan dulu.

Bu Farah menyerahkan putrinya pada Mbok. Ia memintaku mengikutinya berbicara di ruangan lain.

"Anda bersedia karena?"

"Saya membutuhkan pekerjaan." jawabku cepat.

Perempuan berwajah cantik tapi penuh misteri itu menatapku lalu menyeringai mendengar jawabanku.

"Mana surat lamaran Anda. Saya harus memastikan Anda tidak pernah terlibat dalam tindakan kriminal."

Ya Ampun. Apa menelantarkan Bapak termasuk perbuatan kriminal? Kalau Iya, kuharap semoga saja pemuda tempo hari tak lagi muncul di kehidupanku. Dia adalah pemegang aibku.

"Mana?" ulang Bu Farah membuyarkan lamunanku.

Dengan sedikit ragu kuserahkan amplop itu padanya. Sambil menunggu Nyonya rumah itu membacanya, diam-diam kutelusuri wajah yang penuh keangkuhan itu. Saat seperti ini, wajahnya berubah. Dia nampak serius membaca membuat wajah angkuhnya menghilang. Lalu beberapa detik kemudian ia nampak tertegun. Hanya sekilas saja. Bu Farah mengalihkan pandangannya ke arahku, lalu lama mengamatiku sebelum akhirnya ia menutup amplop itu kembali.

"Bu ... " Dengan susah payah ku beranikan diri menegurnya. Ia sudah terdiam beberapa menit.

Wanita itu terkesiap, aku tangkap kejanggalan diwajahnya. Tapi aku tahu ia berusaha cepat menguasai diri. Hal itu hanya sebentar karena beberapa detik kembali wajahnya kembali nampak gelisah, seperti memikirkan sesuatu. Apa mungkin dia berubah pikiran?

"Anda bisa kerja mulai hari ini," Suaranya tetap datar.

Hah?

"Untuk gaji dan lain-lain kita bicarakan lain waktu. Sekarang saya harus pergi."

Bu Farah melangkahkan kakinya menjauh. Lalu punggungnya menghilang ditelan dinding rumah mewah ini.

Aku masih terpaku di tempatku berdiri. Terlalu shock karena sama sekali tak menyangka pemilik mata tegas itu akan semudah ini menerimaku.

Akhirnya Sari dapat kerjaan. Semoga yang saat ini lagi cari kerjaan secepatnya dapat kerja ya, yang halal dan menyenangkan.

Vote, komen, nggak bayar kok. Yuk jangan biasakan jadi silent riders 😁😁😁

Tengkyu

BENALU YANG TAK TERLIHAT(Tamat)Место, где живут истории. Откройте их для себя